22. Epilog

10 5 0
                                    


 Sesampai di kantor polisi, Paman meminta keadilan untuk Leanor. Paman ingin pelaku dihukum berat sesuai undang undang yang berlaku. Leanor hanya diam di kantor polisi. Bang Luzio menenangkan Leanor berkata semua akan baik baik saja. "Bang kalau aku hamil gimana?" tanya Leanor cemas.

"Semoga aja gak, kita doa bareng bareng aja" kata Bang Luzio.

"Kalau semisal betulan gimana? Masa gak ada yang tanggung jawab dan gimana sekolah adek?" kata Leanor overthinking.

"Paman kasih pilihan jika kamu hamil, mau kamu gugurkan atau kamu besarkan tapi home schooling?" tanya Paman.

"Aku gak mau gugurin, kasihan" jawab Leanor.

"Aku yang bakal tanggung jawab" celetuk Bang Adrean,

"Kamu yakin, nak?" tanya Paman.

"Yakin Paman" jawab Bang Adrean.

"Kau menikah dengan adikku, itu tanggung jawab yang berat lho" kata Bang Luzio.

"Iya aku tahu tapi aku tetap akan menikahi dengan Leanor" kata Bang Adrean.

Leanor terdiam, kaget dengan kejadian baru saja. Leanor mendekat ke Bang Adrean dan menyandarkan kepalanya di dada Bang Adrean.

"Maksih atas semuanya, Bang. Aku gak tau gimana kalau gak ada abang" kata Leanor.

"Sama sama, Leanor tapi aku merasa bersalah karena telat nolongin kamu" kata Bang Adrean.

"Enggak apa apa, itu aja aku udah makasih banget" kata Leanor.

Bang Adrean mengelus rambut Leanor dan memeluknya dengan lembut. Bang Luzio tersenyum melihat adeknya mendapat cowok yang tepat untuk mendampingi. Leanor berpelukan selama beberapa menit, lalu pulang ke rumah masing masing. Sesampainya di rumah, Bang Adrean meminta restu pada orang tuanya untuk menikahi Leanor. Awalnya orang tua Bang Adrean tidak setuju, namun setelah dijelaskan alasannya menikahi Leanor, orang tua Bang Adrean setuju dan akan membantu membiayai Leanor.

*****

Seminggu kemudian, Bang Adrean Bersama keluarganya datang ke rumah Leanor untuk melamar Leanor. Keluarga Bnag Adrean disambut dengan baik oleh Paman dan Bibi Leanor. Mereka dipersilahkan masuk dan acara dimulai dengan Bang Adrean memberitahu maksud dan tujuannya. Jika paman setuju, Leanor akan turun, jika tidak Bang Adrean harus membujuk supaya setuju.

Paman setuju jika Bang Adrean menikah dengan Leanor. Leanor pun turun dengan gaun cantiknya bewarna putih, berpasangan dengan kemeja Bang Adrean. Leanor turun di dampingi Bang Luzio, Bang Luzio menggandeng tangan kecil Leanor. Bang Adrean terkagum kagum dengan Leanor hingga mulutnya terbuka. Ayah Bang Adrean menepuk Pundak Bang Adrean sambil berkata.

"Cantik juga pilihanmu" kata Ayah Bang Adrean.

"Iyalah pilihanku sendiri, kan nurun dari bapaknya" kata Bang Adrean.

Leanor sudah sampai di ruang tamu, dia mendekat ke calon suaminya. Leanor menatap wajah Bang Adrean, wajah Bang Adrean memerah. Acara selanjutnya adalah saling tukar cincin tunangan dan seserahan dari mempelai laki laki ke mempelai perempuan. Acara berjalan dengan lancar hingga menentukan hari pernikahan dengan romo. Karena ini pernikahan sedikit tergesa gesa, acaranya hanya sederhana dan tidak diumumkan seperti biasanya. Di Katolik, biasanya ada pengumuman calon pengantin selama 3 sampai 4 minggu setiap pengumuman misa.

Pernikahan Leanor dan Bang Adrean akan dilakukan dua minggu lagi. Banyak yang harus diurus, mulai dari ijin gereja dan pemerintah hingga surat nikah dan acara weddingnya. Tamu undangan hanya teman dan keluarga terdekat. Tema weddingnya adalah bernuansa putih, Leanor telah berdiskusi dengan Bang Adrean karena pernikahan sekali seumur hidup. Jadi harus betul betul dipikirkan dan dipersiapkan agar tidak menyesal.

*****

Hari pernikahan tiba, acara akan dilakukan di gereja, sedangkan resepsinya di aula gereja saja. Jam empat pagi, Leanor sudah mulai bersiap dengan gaun dan make upnya karena jam 8 acara sudah dimulai. Semua orang sibuk bersiap untuk hari ini yang bakal panjang dan lelah. Leanor sangat memukau setelah menggunakan make up dan gaun, membuat semua orang tak mengenalinya. Saat hampir jam 8, pengantin pria masuk ke kamar make up pengantin perempuan. Bang Adrean terpukau dengan kecantikan sang calon istrinya. Sebelum menuju gereja, pengantin berfoto sebentar di ruang make up. Mereka langsung ke gereja dengan mobil Bersama keluarga mereka. Leanor dan Bang Adrean berada di mobil pengantin, berdua saja dan mobil terdepan.

Acara di mulai setelah mereka sampai di gereja. Misa pernikahan ini begitu sacral dan sangat hening. Mereka saling mengatakan janji pernikahan ke satu sama lain. Setelah misa, mereka berfoto sebentar lalu lanjut resepsi di aula. Sekarang sudah prosesi melempar buket bunga. Leanor dan Bang Adrean melempar buket secara berdua. Bang Adrean memiliki ide jahil, sebelum melempar dia mencium Leanor. Leanor terkejut lalu menerima ciuman itu. Bang Adrean menarik diri lalu melempar buket.

"I love you, Leanor" kata Bang Adrean.

"I love you too" balas Leanor.

Acara berlanjut hingga sore. Leanor dan Bang Adrean memutuskan untuk memiliki rumah sendiri. Mereka sudah membeli rumah, untuk pembayaran mukanya dibayar oleh orang tua bang Adrean dan akan dilanjutkan mereka setelah memiliki pekerjaan. Leanor akan bekerja, meneruskan butih milik ibunya dan Bnag Adrean akan bekerja di kantor ayahnya setelah sekolah. Mereka hidup Bersama berdua, walau terkadang bertengkar tapi mereka sangat senang. 

TAMAT~

My Best Brother (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang