"Aku pergi dulu, kalau butuh apa-apa kabari aku, dan ingat jangan mencoba kabur!!"
Hali sudah memberinya ponsel beberapa hari yang lalu, tapi yang ada dikontaknya hanya Hali, nenek, dan para pekerja di mansion itu, ia tidak punya nomor teman-temannya.
Setelahnya Hali beranjak turun, suara deru mobil ia dengar, Hali sudah melaju membelah jalan.
Kini ia putuskan pergi ke perpustakaan yang ada disamping ruangan kerja Hali. Ini adalah tempat favoritnya jika ia sedang bosan, karena tidak diperbolehkan keluar.
"Non, bibi belanja bentar ya dipasar kalo butuh sesuatu minta tolong sama yang lain, makanan sudah bibi siapkan diatas meja." ucap bi Ijah, kepala pelayan dirumah itu.
"Ihh, aku cowok! jangan panggil aku Non, bi~"Solar mempoutkan bibir.
Wanita yang menginjak usia kepala lima itu menunduk, "Maaf tapi ini permintaan tuan Hali."
Wanita itu setelahnya beranjak keluar.
•-•-•
Setelah mencuci piring, ia pun ke ruang tv dan bersantai disana, tapi dirumah itu sangat sepi ia merasa bosan karena para pelayan dan penjaga berada di halaman belakang.
Solar lalu memutuskan berjalan mendekat ke pintu depan, ia menarik handle pintu itu perlahan, untung saja pintu nya tidak dikunci.
Setelah keluar dari mansion itu ia celingak celinguk mengawasi sekitar, Solar mendekat ke arah gerbang, ia mendorong gerbang itu pelan agar tidak menimbulkan suara.
Solar berjalan menjauh dari kawasan tersebut, langkahnya terhenti begitu ia melihat mobil berhenti di sampingnya.
"Mau bareng?" tawarnya, pria itu mengenakan kecamata hitam dan kaus putih biasa.
Ia ragu menerima tawarannya, "Eum, a-antarkan aku ke jalan cempaka." pria itu menggangguk dan membukakan pintu mobil untuknya.
"Ini....seperti bukan jalan biasa yang aku lewati." ia menatap pria itu, pria itu tersenyum tipis.
"Aku ada janji dengan temanku sebentar, boleh kita menemui temanku dulu?"
Solar hanya menggangguk, yang penting ia nanti diantar ke alamat tujuannya.
Mereka kini sudah berada di sebuah ruangan seperti kantor, pria itu memintanya untuk menunggu di kantin dekat kantor saja dan dia memberinya minuman.
"Saya bertemu dengannya dijalan tadi, untung saja dia mau menerima ajakan saya." ucap pria itu, seseorang didepannya tersenyum samar, "Terimakasih, sekarang dia dimana?"
"Dikantin." pria itu lantas pergi menghampiri seseorang.
"Hoam....kok aku jadi ngantuk." karena lama menunggu pria asing itu, Solar melipat tangannya dimeja dan menelungkupkan wajahnya disana. Matanya terpejam dirasa tak bisa menahan rasa kantuk yang datang.
Tak lama seorang pria berjas hitam itu menghampiri, ia sejajarkan dirinya dihadapan Solar melihat wajahnya saat tertidur, tak lama pria itu menggendong nya dan membawanya pergi.
"Nakal, hm...." ia tersenyum miring sembari memikirkan hukuman apa yang akan ia beri untuk kucing binalnya ini.
•-•-•
Tak lama ia sampai disebuah kawasan mewah, ia menaruh pria itu dikamarnya setelahnya tak lupa menguncinya.
Kaki panjangnya menuruni anak tangga, para pekerja disana sudah berkumpul di satu ruangan yang ia minta.
"Bagaimana bisa dia kabur? apa kalian tidak mengawasi nya hah!!!"
Nafasnya tampak memburu dan mata merah darahnya itu menatap tajam orang-orang disana.
"M-maaf t-tuan..." mereka menundukkan kepala, merasa bersalah.
Hali langsung berlenggang pergi dari sana, ia menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya.
Beruntung temannya itu bertemu Solar, kalau tidak–Solar bisa berhasil kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Doll- Halisol
ФанфикDi suatu desa ada seorang lelaki manis yang tinggal bersama neneknya di rumah sederhana, teknologi yang berkembang disana masih sedikit sehingga banyak orang-orang disana yang memilih merantau ke kota besar untuk mengubah nasib. Begitupun dengan lel...