Di suatu desa ada seorang lelaki manis yang tinggal bersama neneknya di rumah sederhana, teknologi yang berkembang disana masih sedikit sehingga banyak orang-orang disana yang memilih merantau ke kota besar untuk mengubah nasib. Begitupun dengan lel...
Disinilah Solar sekarang ia dirawat di rumah sakit, Taufan dengan setia menemani bahkan sampai malam, Blaze dia tidak ikut karena ada urusan nanti dia akan menyusul.
Darah terus mengalir dari holenya tadi beruntung Taufan dengan cepat membawanya ke rumah sakit dan mendapat perawatan lebih lanjut, Taufan menatap wajah Solar yang tampak pucat dengan bibir pucatnya yang sedikit sobek, ia merasa menyesal andai saja waktu itu ia membawa Solar bersamanya. Memang seharusnya sejak awal Taufan harus mewaspadai temannya itu apalagi dia seorang seme!
Ngomong-ngomong adiknya pergi kemana ya? Blaze hanya izin keluar menemui temannya.
Sementara disisi lain terdapat sepasang kekasih yang tengah bercumbu, Blaze memukul pundak kekasih nya karena hampir kehabisan nafas, Ice menyunggingkan senyum, mereka berdua memang sedang dalam pengaruh alkohol–tidak sebenarnya hanya Blaze yang meminum banyak karena Ice anti alcohol jadi dia hanya minum sedikit.
Ice mengukung tubuh pria mungil itu, ia mengusap pipi chubby kekasihnya, "Katakan padaku, apa kamu tahu dimana Solar, hm...." Blaze menggeleng kaku, "Jadi kamu tidak mau jujur?" Blaze mengigit bibir bawahnya takut, "Baiklah memang kamu sepertinya minta dihukum~" Ice menggigit leher kekasihnya bak vampir, Blaze merasakan sakit ia mencoba memukul pundak pria itu tapi pukulan Blaze tidak berarti apa-apa bagi Ice, ia tetap melanjutkan aksinya bahkan kini jemari nya bergerak menarik cd Blaze dan melemparnya kesembarangan arah, Ia melebarkan lubang kecil itu–satu jarinya masuk menusuk anal Blaze sang empu berteriak kesakitan ia meminta dilepaskan, Ice tetap menghiraukan ia tambah tusukannya menjadi dua jari dan membentuk pola gunting didalam sana, Blaze sudah diambang nikmat, dia sudah tidak tahan tubuhnya menggelinjang. "U-ughh~" Ice menyunggingkan senyum saat ia berhasil menemukan sweet spot kekasihnya, disaat Blaze hampir klimaks ia menarik kedua jarinya dari dalam sana membuat Blaze merasa kecewa, Blaze menatap Ice dengan kilatan matanya yang penuh nafsu, Ice terkekeh ia pun mengubah posisi mereka saat ini menjadi Blaze yang menduduki dirinya, Blaze mencoba menurunkan sedikit bokongnya sampai tepat diatas penis pria itu, perlahan ia masukan penis itu dengan menurunkan bokongnya lagi, dan tak lama penis itu sudah masuk setengahnya.
🌸🌸🌸
"Mau lagi? Hm..." Blaze menggeleng, "T-tidak!" ia merasakan tubuhnya sakit apalagi dibagian bawahnya rasanya seperti terbelah dua dan pinggang nya.
Setelah mereka melakukan kegiatan panas semalam, mereka lalu tidur dan baru bangun saat ini.
"Jadi, dimana Solar? kau fikir aku tidak tahu kalau Solar bersama kalian."
"S-solar, dia dirawat dirumah sakit cempaka. "
"Dia sakit apa?"
"Aku dan Taufan menitipkan Solar pada teman kami, tapi pria itu kemarin malam mabuk dan memaksa Solar melakukan sex bersamanya, bahkan saat kami datang, aku lihat keadaan Solar jauh dari kata baik."
🌸🌸🌸
Hali menggertakan giginya, ia merasa marah karena ada yang melukai mainannya itu, dia pun sekarang bergegas ke rumah pribadi Eric bersama Ice, bagaimana ia tahu rumah Eric? dia meminta Ice mencari tahu rumah Eric.
Tak lama sebuah pintu terbuka oleh sang tuan rumah, tanpa babibu Hali langsung melayangkan pukulan ke wajah pria itu, Eric sedikit limbung ia menyeka pinggiran bibirnya yang keluar darah.
Hali memberi kode kepada bodyguard dan bawahannya itu di belakang, mereka yang faham kode itu pun langsung maju dan mulai memukul Eric kembali, dia kalah telak karena 5:1 keadaan Eric kini sudah terkapar ia sudah tidak mampu lagi bahkan perut terasa sangat sakit.
Hali lalu menyuruh bawahannya untuk membopong tubuh Eric yang tidak berdaya itu.
Dan disinilah mereka sekarang, Hali menyekap Eric diruangan bawah tanah rumah nya, ia mengikat Eric kencang, luka ditubuh Eric ia biarkan begitu saja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini akibat karena kau berani menyentuhnya! hey ini masih belum ada apa-apa sebelum aku akan melanjutkan–"
"siksaan untukmu."
Ia bawa tubuh itu ke ruang penyiksaan ah lebih tepatnya red room.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"H-hei kau mau apa?!" ucap Eric setelah dilepaskan lakban di mulutnya.
Hali hanya diam, ia membanting tubuh pria itu menjadi tengkurap, Hali memakai sarung tangan, ia menyiapkan satu vibrator kecil, Eric yang melihat itupun memberontak berusaha kabur tapi sayang karena kedua tangannya diikat, Ia mengusap paha dalam pria itu sebelum mencoba membuka belahan bokong Eric, "Mari bermain." Hali langsung memasukan vibrator tadi ke anal Eric yang masih rapat, ia terbelalak dan berteriak kesakitan meminta dilepaskan, "Ssst, ini tidak ada apa-apanya." pria itu bahkan sampai meneteskan air mata.
Dia harus merasakan apa yang Solar rasakan, Hali tidak akan berhenti sebelum sampai puas.
Hali lalu memberi kode mata untuk para bodyguard nya, "Kalian laparkan?silahkan menikmati...."ia mempersilahkan para bawahannya itu untuk mencicipi tubuh Eric.
Sebelum keluar, Hali membisikkan sesuatu ke salah satu bodyguard nya, "Setelah itu bunuh dia...."
Para bodyguard itu menatap Eric lapar, mereka bahkan sampai melakukan gangbang, Eric yang tidak tahan merasakan sakit itu akhirnya jatuh pingsan.
Sementara disisi lain kedua pria itu kini tengah menuju ke sebuah sakit, Hali langsung tancap gas menemui Solar.