Di suatu desa ada seorang lelaki manis yang tinggal bersama neneknya di rumah sederhana, teknologi yang berkembang disana masih sedikit sehingga banyak orang-orang disana yang memilih merantau ke kota besar untuk mengubah nasib. Begitupun dengan lel...
Diusia kehamilannya yang sudah menginjak usia tujuh bulan, ia sekarang jadi jarang membantu neneknya, padahal saat mengandung ditrimester pertama dirinya masih beraktivitas seperti biasa terkadang Solar membantu neneknya pergi ke ladang. Pria itu juga jadi mood-an, bagaimana tidak, saat dirinya tengah lewat para warga disana pasti ada mencemoh atau mengunjingnya ia sering mendapat kata-kata tidak pantas didengar, sebagian orang disana sering terang-terangan menghinanya, seperti....
"Hei lihatlah pulang dari sana dia malah hamil, apalagi tanpa suami~ bukankah itu sebuah aib? ah anak muda sekarang pasti selalu saja hamil diluar nikah."
"Kkkk~ ku dengar dia hamil anak pengusaha kaya dikota itu....."
"Wah wahh ternyata disana dia jadi simpanan boss ya?huhhh....untung saja anakku tetap ku larang untuk pergi ke kota."
"Benar, aku jadi kasihan pada neneknya dia pasti lebih menanggung malu atas cucunya, aku juga kasihan pada calon anaknya ia terlahir tanpa seorang ayah."
Awalnya Solar tidak bisa menahan dirinya dalam bersabar ia banyak menangis diam-diam, tetapi dirinya sadar masih ada nenek dan calon anaknya ini yang menjadi penyemangat hidupnya, yah....setidaknya ia masih memiliki semangat untuk hidup.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pria manis itu mengisi waktu luangnya dengan membaca buku sambil tiduran diranjang.
Karena kandungannya yang semakin besar ia merasa kesulitan dalam bergerak apalagi kakinya sedikit bengkak, jadi Solar banyak menghabiskan aktivitasnya diatas ranjang.
***
"Solar, ini diminum susunya ya jangan lupa dihabiskan." Gamma menaruh segelas susu hangat dinakas, Solar hanya menggangguk lalu mendudukkan dirinya kembali, ia meraih gelas itu dan meminum nya setengah.
"Nenek tumben belum berangkat?"
"Nenek memang sengaja tidak berangkat ke ladang, nenek akan menjagamu sampai melahirkan."
"Tenang saja ladang kita, nenek sudah meminta tolong ke kerabat untuk mengurusnya."
Gamma mengusap perut buncit cucunya, ia menatap Solar bingung, "Padahal baru tujuh bulan tapi perutmu sudah sebesar ini?" Solar tertawa kecil ia mengambil foto usgnya dan menyerahkannya pada Gamma. "Aku hamil anak kembar~" netra neneknya terbelalak ia lalu memeluk sang cucu.
"Benarkah? wah pasti nanti rumah kita akan ramai dengan suara celotehan mereka."
***
Flashback~
Solar kembali ke kota ia hanya pergi ke rumah sakit untuk mengecek kandungannya, bibir mungilnya membentuk senyuman indah ia melihat usg pertamanya itu sambil mengusap perutnya yang sudah besar padahal baru beberapa bulan, ternyata dia hamil anak kembar~Solar membayangkan rumahnya pasti akan ramai dengan suara mereka nanti, soal jenis kelamin ia tidak mempermasalahkan itu asalkan anaknya lahir dengan selamat ia sudah merasa sangat senang.
Biarkan jenis kelamin anaknya menjadi kejutan untuknya nanti saat sang anak lahir.
Mulut mungilnya asik bersenandung kecil, ia bahkan tersenyum pada beberapa orang yang lewat dan mereka membalasnya.
Tanpa ia sadari sepasang mata memandangnya dari kejauhan pria itu dengan cepat memotret dirinya dari belakang, dia memang sengaja datang ke rumah sakit itu untuk menemani kekasihnya mengecek kandungan juga, tapi tak disangka ternyata ia bisa bertemu dengan seseorang yang dicari mereka beberapa bulan ini.
"Hei, melihat siapa?" tanya kekasihnya itu, ia buru-buru mengalihkan pandangan pada kekasihnya.
"Ti–tidak, aku hanya seperti mengenal orang yang lewat barusan."