Jennie mengikuti langkah lim masuk ke dalam semua cafe, lalu mata jennie melihat dia orang yang ia kenal duduk bersama teman-teman lim
"Kenapa kalian di sini? " Tanya jennie bingung, saat ia melihat teman-temannya ikut berkumpul
"Hei.. Aku kira kau membawa chiki.. Ternyata membawa kakak ipar chiki" Ucap jiso tak percaya
"Chiki sudah tidur.. Sekalian aku ingin mengantarkan nya pulang" Jawab lim
"Harusnya kami yang bertanya.. Mengapa kau kemari? " Tanya irene tak santai
"Aku di ajak lim kemari.. Karna kekasih ku sedang rapat dan chiki sudah tidur" Jelas jennie dan di balas anggukan oleh mereka
"Aku baru tau jika kekasih mu itu sahabat nya lim" Lanjut nya"Kami juga baru tau jika lim itu abang nya lio" Balas rose
"Dunia sangat sempit" Balas irene
-
-
Dengan langkah ringan dan senyum ceria, chiki baru saja datang ke meja makan untuk ikut sarapan bersama keluarganya. Dengan rambut yang masih sedikit berantakan namun wajah yang penuh semangat, chiki duduk di kursi kosong di sebelah ayahnya, siap untuk menikmati waktu bersama keluarga di pagi hari."Pagii papaa" Ucap chiki lalu mengecup singkat pipi bogum dan duduk di sisi nya
"Sarapan yang banyak.. Agar cepat besar" Ucap bogum sambil terkekeh
"Ahh.. Aku sudah besar papaa.. Liat sekarang aku sudah SMA" Balas chiki
"Lihat lah abang.. Abang bahkan menjadi guru mu di SMA" Ucap lio yang baru datang
"Ishh" Kesal chiki, lio dan bogum hanya tertawa
"Apa yang aku lewatkan.. Sepertinya banyak hal" Balas lim yang juga baru datang
"Lihat lah bang.. Anak SMA itu sekarang merasa jika diri nya sudah besar" Adu lio pada lim
"Huhh?.. Apa aku tidak salah mendengar nya?.. Kalau begitu biarkan dia sendirian berangkat ke sekolah nya" Ucap lim sambil terkekeh
"Baiklah.. Itu adalah perintah yang harus di patuhi" Balas lio
"Yakk!!.. Papaa! Lihat lah mereka berdua itu.. Ishh sangat menjengkelkan" Ucap chiki sambil memanyunkan bibir nya
"Astaga.. Bahkan sikap kalian tidak pernah berubah.. Sama seperti terakhir kali aku berpamitan pergi waktu itu"
-
Dengan senyum hangat dan sikap protektif, lio sedang menghantarkan chiki pergi ke sekolah. Di depan parkiran sekolah, sebelum berpisah, lio sedikit memberikan nasehat singkat namun bermakna kepada chiki. Dengan suara lembut namun penuh kebijaksanaan,"Belajar dengan benar.. Ingat itu" Ucap lio pada chiki saat ia ingin melangkahkan kaki nya menjauh dari chiki
"Huhh" Kesal nyaa
"Apa yang terjadi? " Tanya seseorang yang baru datang
"Tidak adaa.. Hanya kesal sedikit" Balas chiki lalu menunjukkan senyum paksa nya
"Bahkan kau tambah terlihat tidak baik-baik saja jika seperti itu" Ucap orang satu nyaa
"Ah kalian berdua sama saja menjengkelkan" Kesal nya lalu meninggalkan mereka di sana
"Yakk.. Dia kenapa? " Bingung nya dan hanya memandangi chiki yang sudah pergi
"Apa yang sedang kau lakukan?.. Cepat susul dia sana.. Aku akan menunggu ruka datang.. Jika tidak dia akan bertambah marah pada mu rora" Jelas nya lalu rora menatap sinis pada nya
"Aku akan lebih dulu menyalahkan mu rami" Balas nya, lalu ia berlari menyusul chiki
-
Dengan ekspresi wajah yang sedikit tegang dan mata yang penuh kekhawatiran, lim merasa sedikit khawatir melihat ayahnya yang terlihat cemas. Lalu lim menghampiri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
love behind loss
Teen FictionMereka harus menghadapi konflik internal dan menemukan cara untuk melanjutkan hidup sambil menghormati kenangan yang pernah mereka miliki. Cerita ini menyoroti bahwa cinta sejati bisa muncul di tengah kesedihan, membawa cahaya di saat-saat gelap.