27

22 4 0
                                    

Di pagi hari Sabtu yang cerah, ahyeon dan jennie berada di dapur, sibuk menyiapkan sarapan bersama. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi ruangan, menciptakan suasana hangat dan akrab.

"Kak.. aku mau ngomong sesuatu," ujar ahyeon sambil mengaduk adonan pancake.

Jennie menghentikan kegiatannya dan menatap ahyeon dengan penuh perhatian.

"Aku mau tinggal di apartemen aja.. Kak. Aku mau mandiri.. gak mau ngerepotin keluarga kecil kalian," lanjut ahyeon.

Wajah jennie sedikit berubah. Ia merasa sedikit kesal mendengar ucapan ahyeon.

"Enggak.. Kau tetap di sini saja. Aku tidak mau kau tinggal sendirian," jawab jennie dengan tegas.

Ahyeon terdiam. Ia kecewa mendengar penolakan jennie.

Tak lama kemudian, lim datang bersama neo mereka, bergabung untuk sarapan pagi. Canda tawa memenuhi meja makan, menciptakan suasana yang ceria. Namun, ahyeon hanya diam, matanya berkaca-kaca menahan kekecewaan.

Lim menyadari perubahan sikap ahyeon. Ia bertanya dengan lembut, "ahyeon?.. Kenapa hanya diam?.. Apa ada masalah?" Tanya lim khawatir

Kemudian ahyeon menceritakan keinginannya untuk tinggal di apartemen, dan penolakan jennie.

Lalu jennie ikut menjelaskan alasannya,
"Aku hanya khawatir jika dia tinggal sendirian.. Kakak takut sesuatu terjadi pada mu." Lirih jennie

Lim hanya tersenyum mendengar penjelasan istrinya.
"Bukan kah kita harus mencoba?.. Dia bisa kembali jika dia merasa tak nyaman" Jelas lim

Jennie menatap lim dengan tak percaya. Ia tidak menyangka jika lim akan menyetujui keinginan ahyeon.

"Tapi..."

"Kita harus percaya dengan nya sayang.. Dia sudah dewasa, dia bisa menjaga diri sendiri," potong lim sambil tersenyum

Jennie terdiam, kemudian mengangguk dengan perasaan terpaksa.

Kemudian ahyeon tersenyum senang mendengar keputusan lim dan jennie
"Terimakasih kak.. Terimakasih abang," ucapnya dengan penuh syukur.

Suasana sarapan pagi kembali ceria. Ahyeon merasa lega karena jennie akhirnya mengizinkannya untuk tinggal di apartemen. Ia merasa ini adalah langkah awal untuk menuju kemandiriannya.

-

Siang itu, matahari bersinar terang saat mereka berempat melangkah menuju apartemen yang akan menjadi tempat tinggal baru ahyeon. Jennie dengan teliti memeriksa setiap sudut kamar, memastikan semuanya sesuai dengan harapannya. Ia membuka lemari, mengetuk-ngetuk dinding, dan mengamati detail-detail ruangan dengan seksama. Sementara itu, lim asyik mengobrol dengan hendri, orang yang mengurus apartemen, membahas detail transaksi dan beberapa hal teknis.

Ahyeon dan neo bermain riang di depan kamar apartemen, menikmati suasana baru. Ahyeon tertawa melihat neo yang asyik bermain petak umpet di sekitar lorong. Tiba-tiba, sebuah suara memanggil nya. Ia menoleh dan terkejut melihat ruka berdiri di hadapannya.

"Hai.. Apa yang kau lakukan di sini?" tanya ruka dengan kaget. Wajahnya dipenuhi rasa heran dan sedikit tak percaya.

Ahyein tersenyum, "Aku akan tinggal di sini" Balas nya

Ruka mengerutkan kening, "Hah? Serius? Kenapa pindah?"

"Iya.. Akuu hanya ingin mandiri," jawab ahyeon dengan penuh semangat.

Ruka terdiam sejenak, mencerna informasi yang baru saja ia dengar. Ia merasa tak percaya, namun juga senang untuk sahabatnya. Tatapannya kemudian tertuju pada neo yang sedang asyik bermain.

love behind lossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang