Lim dengan telaten menggendong neo, langkahnya menuju pintu restoran. Di dalam, dua orang tengah duduk berbincang, tatapan mereka tertuju pada lim dan neo yang baru datang.
Keduanya tampak terkejut, "Eh.. Tuan.. Sedang apa kau kemari?.. Wahh ternyata bersama anak mu yang lucu ini" tanya salah satu dari mereka.
Sebelum lim sempat menjawab, jennie tiba-tiba muncul dari arah pintu, senyuman terkembang di wajahnya. Neo yang digendong lim langsung berteriak gembira,
"Mami!"
Dua orang itu tercengang dan mereka adalah kedua orang tua jennie, tak percaya bahwa ternyata lim adalah suami dari jennie. Keduanya terdiam sejenak, sebelum akhirnya mereka saling pandang, lalu tersenyum. Lim pun meletakkan neo di kursi, dan mereka berempat pun duduk bersama di meja yang sama.
"Selamat siang tuan Soohyun.. Saya tidak menyangka jika kau adalah ayah dari istri saya" Ucap lim sambil tersenyum melirik ke arah jennie
"Sebuah kehormatan bisa kembali bertemu dengan mu tuan manoban" Jawab Soohyun
"Setelah ini apa kau masih tidak percaya?.. Jika seorang tuan manoban dapat menikahi ku? " Tanya jennie dengan tatapan menantang
Terlihat ekspresi kesal dari jiwon tapi ia hanya diam
"Aku sangat senang jika kau menikah dengan orang yang tepat.. Aku juga sudah menandatangani surat itu.. Kau akan mendapatkan hak mu" Jelas Soohyun sambil tersenyum lalu ia menoleh ke arah neo yang sedang bermain robot sendirian"Hai.. Siapa nama mu pria kecil" Tanya Soohyun pada neo sambil tersenyum
Neo melirik ke arah Soohyun lalu tersenyum manis
"Neo.. Aku anak papi lim dan mami jennie" Jelas neo lalu ia menoleh ke arah jennie"Bahkan kau sudah memiliki anak.. Bagaimana bisa aku dan ayah mu tidak mengetahui hal sebesar ini" Ucap jiwon menatap tak percaya
"Lagi pula menikah adalah hak ku.. Semua keputusan ada di diri ku sendiri" Jawab jennie santai
"Sayang.. Seperti neo tidak nyaman di sini?.. Bagaimana kita pergi makan di tempat yang lain? " Tanya jennie pada lim yang sedari tadi hanya diam menyimak
"Baiklah jika itu perintah dari mu"
Dengan sopan lim berpamitan pada Soohyun dan jiwon lalu lim menggendong neo dengan erat, tangannya yang satunya lagi menggenggam erat tangan jennie. Mereka berdua keluar dari restoran, meninggalkan jejak langkah di lantai yang berkilauan. Di sisi lain, jiwon menatap tajam ke arah mereka. Tatapannya penuh ketidaksukaan, seolah-olah ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman melihat kebahagiaan yang terpancar dari keluarga kecil itu.
-
Senyum mengembang di wajah ahyeon saat ia mengembalikan buku di meja sirkulasi perpustakaan, ditemani oleh teman nya , Rora ."Makasih ya.. Raa, udah nemenin aku ngembaliin buku," ujar ahyeon, matanya berbinar.
Rora mengangguk, "Sama-sama.. Yeon. Apa kau ingin mencari buku lagi?..biar aku temani."
Ahyeon tersenyum, "boleh!" Mereka pun berjalan beriringan menyusuri lorong perpustakaan, mencari buku yang ahyeon butuhkan.
"Ketemu! Nih.. bukunya!" seru ahyeon, matanya berbinar, sambil mengangkat buku yang baru saja ditemukannya.
"Yuk.. kita duduk di sana aja," lanjutnya, menunjuk ke arah meja kosong di dekat jendela."Kau suka membaca? " Tanya Rora sambil mengamati ahyeon, lalu ahyeon hanya mengangguk
"Bagaimana dengan mu?.. Kau tidak ingin mencari buku juga? " Sambung ahyeon
"Tidak!.. Aku tidak suka membaca" Jelas nya
"Oh ya.. Kenapa kau tidak memberitahu kami tentang pernikahan kakak mu? " Lanjut roraAhyeon sedikit terkejut mendengar ucapan Rora lalu ia melirik Rora dengan gugup
"Maaf.. " Kekeh Rora"Kau mengetahui nya? " Tanya ahyeon penasaran lalu rora hanya mengangguk
"Chiki yang memberitahu ku.. Dia sangat terbuka pada kami.. Dia selalu jujur" Jelas nya
"Tapi.. Mereka menyuruh ku menyembunyikan nya" Lirih ahyeon
"Jangan khawatir.. Kami juga akan menyembunyikan nya.. Lagi pula chiki akan pulang kan? " Lanjut Rora dengan mata berbinar
"Hooh!.. Aku sangat menunggu momen itu.. Momen yang akan membuat kakak ku akan menjadi orang yang paling beruntung di dunia" Jelas nya sambil tersenyum.
"Kak jennie pantas mendapat itu.. Sejak dia dan bang lio sudah memiliki hubungan.. Kehidupan keluarga chiki mulai membaik"
-
"Ayah!" panggil chiki, langkahnya kecil-kecil mendekati bogum yang sedang duduk santai di ruang tengah, asyik membaca koran pagi. Ia berlari kecil dan memeluk erat lengan bogum, wajahnya diangkat menatap wajah bogum dengan penuh harap.
"Kapan kita akan pergi menemui abang?" tanyanya, suara lembutnya sedikit bergetar. Chiki sudah tidak sabar ingin bertemu lim yang sudah lama ia tinggalkan
Bogum mengelus rambut chiki,
"Masih belum pasti.. Sayang.. Ayah sedang ngurus beberapa hal dulu," jawabnya, nada suaranya lembut. Ia meletakkan koran di meja dan mengelus pipi chiki."Ayah janji.. Jika sudah selesai.. Kita langsung berangkat."
Chiki mengerutkan kening, matanya berkaca-kaca. Kekecewaan terpancar di wajahnya yang biasanya ceria. Ia menggigit bibir bawahnya, menahan tangis yang ingin keluar. Ia sangat ingin bertemu lim, dan mendengar jawaban bogum yang tidak pasti membuatnya merasa sedih.
-
"Ayo.. Kita mampir ke toko roti dulu, sebelum kita kembali ke kantor," ajak lim, setelah mereka selesai menyantap makan siang di restoran.
"Nanti neo beli juga yaa?"
Neo yang masih kecil, langsung bersemangat. Ia berlari kecil di depan, dengan lim dan jennie di belakangnya. Lalu lim dengan romantis melingkarkan lengannya di pinggang jennie, sementara jennie sibuk memilih-milih kue di etalase. Neo, dengan polosnya, ikut membantu memilih kue dengan menunjuk-nunjuk kue yang menarik perhatiannya.
"Mami.. Yang ini lucu! Yang ini juga!"
Lim tersenyum gemas melihat wajah serius jennie yang sedang memilih kue. Ia mencium pipi jennie dari samping.
"Lucu banget.. Kalau serius gini" bisiknya. Jennie hanya diam, fokus memilih kue.
Lim terus mencium pipi jennie dari samping, dengan sengaja.
"Yang ini enak.. Sayang.. Aku suka yang ini," katanya sambil menunjuk kue cokelat.Jennie mulai kesal, ia menoleh ke arah lim dengan tatapan sinis.
"Lim.. Jangan ganggu terus ih.." katanya, sedikit kesal. Lim hanya terkekeh, lalu mencium singkat bibir jennie dan langsung berlari kabur ke arah neo"Ingin ambil yang mana boy?.. Biar papi ambil kan" Ucap lim pada neo
"Itu! Itu! Ini! " Tunjuk neo
Jennie sedikit malu, karena toko kue itu lumayan ramai. Ia hanya menahan kesal sambil menatap tajam lim yang sedang bercanda dengan neo.
Tak lama kemudian, mereka selesai memilih kue. Neo membawa kotak kue yang berisi kue kesukaannya, sementara jennie membawa beberapa kue lainnya. Mereka berjalan menuju kasir untuk membayar. Setelah selesai, mereka berjalan keluar dari toko roti dan menuju mobil. Lim membuka pintu mobil untuk jennie dan neo, lalu mereka kembali ke kantor.
Hii teman-teman
Maaf kalau belum sebagus itu
semisal ada yang kurang atau mau request bisa tolong langsung komen aja yaaaTerimakasih
Jangan lupa vote dan komen yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
love behind loss
Teen FictionMereka harus menghadapi konflik internal dan menemukan cara untuk melanjutkan hidup sambil menghormati kenangan yang pernah mereka miliki. Cerita ini menyoroti bahwa cinta sejati bisa muncul di tengah kesedihan, membawa cahaya di saat-saat gelap.