Ketika mereka bertemu di tempat makan, senyum-senyum gugup terpancar dari wajah mereka. Mantan crush sahabatnya menjadi teman baru yang penuh dengan tawa dan cerita yang mengalir begitu alami.
"Hai tzuyu.. Sepertinya kita sudah lama tidak bertemu" Ucap ugi pada tzuyu
"Hai kalian.. Senang bertemu kalian kembali" Balas nya tak lupa dengan senyuman nya
Mereka banyak bercerita serta sesekali tertawa bersama, seperti seseorang yang baru bertemu teman lama nya
"Ah seperti nya aku dan ugi harus pergi sekarang" Ucap jiso yang ingin beranjak pergi
"Mau kemana kalian? " Tanya lim bingung
"Ingin bertemu dengan klien.. Aku harap kalian cepat bersama.. Ah maksud ku cepat akrab" Kekeh ugi, lalu mereka segera pergi dari sana
"Apa kau tidak punya jadwal seperti mereka?" Tanya tzuyu membuka topik obrolan mereka
"Seperti nya tidak.. Hari ini aku sedikit santai" Balas lim dengan tersenyum
"Bagaimana jika aku menghantarkan mu pulang ke kantor?.. Jika di izinkan" Tawar lim pada tzuyu
"Sangat di persilahkan" Balas nya
-
"Seperti nya aku pergi dulu.. Nanti aku akan menyusul kasian ke cafe" Ucap jennie sedikit khawatir
"Apa yang terjadi?.. Kenapa kau sangat cemas begitu? " Tanya irene bingung
"Aku dapat telfon dari pihak sekolah ahyeon.. Mereka bilang jika adik ku menjadi korban bully" Lirih nyaa
"Astaga.. Yang benar saja" Ucap rose tak percaya
"Apa kau butuh di temani? " Tawa irene khawatir
"Tak apaa.. Aku dapat mengatasinya.. Kalian dapat menunggu ku di cafe nanti" Balas jennie
Dengan hati yang berdebar, jennie pergi terburu-buru dari kampus setelah mendengar kabar bahwa adiknya sedang di-bully. Langkahnya cepat, dipenuhi kekhawatiran dan tekad untuk melindungi adik tercinta.
"Aku kira zaman sekarang.. Bully sudah lenyap" Heran rose
"Kau kira bully itu dinosaurus"
-
Suasana ruang BK terasa tegang saat para siswa didampingi masuk, wajahnya pucat dan mata yang penuh kebingungan. Pandangan terpaku pada dinding, mencerminkan rasa takut dan kekhawatiran akan tuduhan pembullyan yang menggantung di udara."Chiki apa kau bisa jelaskan pada ku.. Apa yang mereka katanya itu benar? " Tanya guru bk di sana
Dengan berusaha untuk tenang, chiki memejamkan mata nya sebentar lalu mulai berbicara dengan mengingat kejadian itu
"Itu pernyataan dari nya.. Baiklah sekarang kita harus mendengar dari ahyeon juga" Ucap guru bk itu
Chiki sedikit lega tapi, tatapan asa membuat nya merasa terpojok kan lagi
"Aku percaya jika chiki tidak akan pernah melakukan hal segila itu" Jelas rami tak percaya
"Kau benar.. Huh asa sialan.. Biasa-biasa nya dia menuduh seseorang tanpa bukti" Balas rora kesal
"Kenapa kalian seyakin itu? " Tanya riri pada mereka
"Chiki anak yang baik.. Mana mungkin dia membully orang.. Jika benar dia membully teman mu.. Aku akan dengan sadar memukul dia" Ucap rora sambil menunjuk rami
"Kenapa jadi aku? " Tanya rami kesal
"Karna pasti kau yang mengajarinya" Balas rora sinis
"Yakk.. Rora gilaa" Kesal nyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
love behind loss
Teen FictionMereka harus menghadapi konflik internal dan menemukan cara untuk melanjutkan hidup sambil menghormati kenangan yang pernah mereka miliki. Cerita ini menyoroti bahwa cinta sejati bisa muncul di tengah kesedihan, membawa cahaya di saat-saat gelap.