9

19 3 0
                                    

Dengan suara lembut namun tegas, lim melarang chiki untuk bermain karena sedang sakit. Matanya penuh perhatian dan kekhawatiran, ingin melindungi adik tercinta dari bahaya dan memastikan kesembuhannya yang cepat.

"Hari ini kau tidak boleh main.. Diam saja di rumah.. Bermain bersama neo saja" Jelas lim dengan tegas pada chiki, bahkan chiki seakan-akan tidak peduli pada nya

"Kau ingin pergi lim? " Tanya bogum pada nya, lalu lim mengangguk tanda setuju

"Hati-hati.. Apa ugi dan jiso juga ikut? " Tanya nya lagi

"Mereka akan selalu menemani ku pah" Jelas nya, lalu lim pergi dari sana

Bogum berjalan ke arah kamar chiki, ia terkekeh saat melihat ajak bungsunya ini sedang merajuk

"Apa yang terjadi sayang? " Tanya bogum, chiki hanya melihat bogum sekilas lalu ia pergi keluar, melewati bogum begitu saja

Bogum hanya menggeleng kan kepala nya, melihat berapa manja nya anak bungsu nya ini

"Mamaa.." Rengek chiki, menghampiri ranjang suzy, dengan tersenyum suzy mengelus wajah chiki dengan lembut

"Kata kan.. Apa yang terjadi hm? " Tanya suzy pada chiki

"Abang.. Dia menyebalkan" Ucap nya kesal, sedangkan suzy hanya terkekeh

-

Dengan raut wajah gelisah dan sedikit khawatir terlihat jelas pada lio, dengan lembut jennie mengusap nya sambil tersenyum

"Apa yang terjadi? " Tanya jennie lembut

"Apa ahyeon sudah membaik?.. Maaf aku tidak menjenguk kalian kemarin.. Dia tidak mengizinkan ku" Jelas lio gugup

"Ahyeon sudah sangat membaik.. Bukan kah lim membawa nya kemarin?.. Lalu soal kau tidak menjenguk kami itu bukan kah masalah yang serius.. Aku bahkan sudah mengetahui nya" Balas jennie dengan tersenyum lembut, berniat untuk menenangkan kekasih nya ini

"Terimakasi.. " Ucap lio lega

"Untuk apaa? " Tanya jennie sambil mengerutkan kening nya

"Semua nya.. Terimakasih telah hadir.. Terimakasih telah menyayangi ku" Kekeh nya lalu ia mendekatkan wajah nya dengan wajah jennie, lalu mencium lembut bibir jennie

-

Seorang bos yang berwibawa memasuki perusahaan JA Company, bersama dua orang kepercayaan nya yang berpenampilan profesional, mereka datang untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan.

Kedatangan mereka di sambut baik oleh pihak perusahaan, dengan patuh mereka menunjukkan ruangan yang akan mereka pakai untuk membahas kerjasama itu

Rapat berjalan sedikit lama dengan hasil memuaskan yang di dapan, dengan sedikit merapihkan jas nya, lim menjabat tangan seseorang sambil tersenyum

"Terimakasih.. Atas kerjasama ini tuan manoban" Ucap nya dengan tersenyum tegas

"Semoga kalian tidak mengecewakan ku nyonya jiwon" Balas lim dengan tersenyum tipis

Lalu mereka bersiap ingin pulang, saat di perjalanan menuju pintu keluar tiba-tiba langkah nya terhenti

"Biarkan aku pergi ke toilet sebentar" Perintah nya lalu mereka mengangguk sebagai jawaban

Sekitar 15 menit ia berada dalam toilet lalu berjalan tegap keluar dari sana, saat ia berjalan kembali ke ruangan tiba-tiba langkah nya sedikit memelan setelah ia mendengar sesuatu yang keras

Brakk

"Dasar tak berguna.. Merapihkan ini saja tidak bisa.. Keluar sana! " Teriak seseorang dari dalam ruangan

Lalu lim sedikit melirik ke arah suara itu, tiba-tiba pintu terbuka dan seseorang keluar dari sana lalu berlari melewati lim, dengan sedikit bingung lim kembali menemui sahabat nya

Tak lama mereka sudah sampai halaman depan perusahan lalu ia mengambil jalan yang salah

"Bukan kah mobil kita ada di sebalah sana?.. Mengapa kau berjalan ke arah sini" Tanya nya bingung

"Aku ingin menemui seseorang.. Ikuti lalu perhatikan" Perintah lim, lalu ia melanjutkan jalan nya dengan mereka yang mengikuti lim

Langkah mereka mengarah pada sebuah supermarket di sebrang jalan, membeli beberapa minuman lalu mereka berpisah, dengan lim yang berjalan mendekat ke arah seseorang yang duduk sendirian

"Boleh aku duduk di sini?.. " Tanya lim, lalu orang itu mengangguk sebagai jawaban nya

"Apa yang kau lakukan di sini?.. Sendirian?.. Dimana kakak mu? " Tanya lim sedikit khawatir

"Dia sedang bersama kekasih nya" Balas nya tanpa menoleh ke arah lim

"Apa kau baik-baik saja? " Tanya lim sedikit ragu, seketika orang itu menatap lim dengan tatapan aneh

"Kau sedang bertanya tulus.. Atau hanya sekedar basa-basi? " Tanya nya serius lalu lim hanya terkekeh mendengar nya

"Aku serius.. Aku dapat merasakannya.. Aku juga akan senang jika kau ingin bercerita pada ku" Jelas lim sambil tersenyum
"Anggap saja aku sebagai cermin.. Kau bisa meluapkan semua nya di hadapan ku" Lanjut nya

Dia hanya terdiam menatap lim, lalu menarik nafas nya dalam sebelum ia berbicara
"Kau sangat baik.. Bahkan ini baru pertemuan kedua kita" Lirih nyaa

"Lalu.. Apa yang terjadi pada mu? " Tanya lim. Tulus

"Seseorang baru memaki ku.. Tapi itu bukan masalah.. Aku biasa mendapatkan nya" Jelas nya dengan tersenyum tipis

"Huh?.. Apa maksud mu dengan kata.. Biasa mendapatkan nya? " Tanya lim tak percaya

"Setelah ayah menikah.. Bahkan aku selalu di perlakuan seperti itu.. Dia lebih mementingkan istrinya di banding aku" Lirih nyaa, lim hanya diam tanpa merespon

"Bahkan kakak.. Dia tidak mengetahui nya hiks.. Aku tidak mau dia khawatir pada ku hiks" Lanjut nya lalu ia menangis

Dengan lembut lim membawa tubuh kecil ahyeon dalam pelukan nya, mengusap lembut tubuh ahyeon

"Apa ibu sambung mu itu.. Jiwon? " Ucap lim pelan lalu ahyeon hanya mengangguk, perlahan ia melepaskan pelukan nya pada lim lalu lim mengusap lembut air mata ahyeon

"Jangan menangis.. Aku janji akan menjaga mu" Ucap lim sambil tersenyum

"Terimakasih.. Kau sangat baik.. Bahkan kekasih kakak ku saja tidak sebaik kau" Jelas ahyeon lalu lim hanya terdiam

"Mungkin kau belum melihat sisi baik nya" Jawab lim sedikit ragu

"Kau benar.. Aku jarang sekali bertemu dengan nya.. Tapi kakak selalu bercerita jika Dia sangat baik.. Aku bahagia mendengar nya" Balas ahyeon sambil tersenyum

-

Dengan wajah yang sedikit khawatir, mereka berjalan berbarengan memasuki rumah dengan chiki menyambut hangat mereka

"Hai.. Apa kau sudah membaik? " Tanya rami khawatir

"Lupakan tentang itu.. Lebih baik kita bersenang-senang sekarang" Balas chiki sambil tertawa lalu mengajak mereka masuk ke kamar nya

"Dimana bayi itu?.. Aku merindukan nya" Tanya ruka sambil memperhatikan sekitar nya

"Yaa kau benar.. Aku rindu Menjahili nya" Balas rora

"Aku akan membawa nya pada kalian" Ucap chiki, lalu ia berjalan keluar kamar untuk menemui seseorang dan mengajak nya bermain bersama





Hii teman-teman
Maaf kalau belum sebagus itu
semisal ada yang kurang atau mau request bisa tolong langsung komen aja yaaa

Terimakasih
Jangan lupa vote dan komen yaa

love behind lossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang