Chapter 21

612 55 2
                                    

Xiaozhan terbangun dengan rasa hangat yang menyelimuti tubuhnya. Dia membuka matanya dan mendapati Yibo tengah tertidur pulas dengan tangan yang melingkar di pinggangnya.

Sebuah senyum ringan terukir di bibir Xiaozhan. Dia berusaha melepaskan diri dari pelukan Yibo dengan hati-hati, tak ingin membangunkannya. Namun, Yibo malah mengeratkan pelukannya, seakan tak ingin melepaskan.

"Yibo," bisik Xiaozhan pelan, "Aku mau bangun."

Yibo menggeliat, matanya masih terpejam. "Lima menit lagi," gumamnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Xiaozhan menghela napas. "Tidak, Aku mau mengantar Mama ke Swalayan."

Yibo akhirnya membuka matanya, menatap Xiaozhan dengan pandangan sayu. "Kenapa harus pergi?" tanyanya, suaranya terdengar sedikit manja.

Xiaozhan berdecak, "dari kemarin aku menginginkan Scones dan Cannoli buatan Mama. Tapi bahannya tidak ada," jawab Xiaozhan, "sekarang aku mau mandi terus siap-siap."

Yibo menguap lebar, kemudian tebatuk-batuk.
Yibo berdehem merasakan tenggorokan nya semakin membuatnya tidak nyaman, "ini masih terlalu pagi, jam berapa sekarang?"

"Jam delapan,"

"Masih pagi, nanti saja. Nanti aku antar. Lagipula ini hari minggu, Papa libur... yang ada aku merasa canggung, apalagi dengan dia yang tidak menyukai ku." Ujarnya, kemudian terbatuk lagi

Xiaozhan mengernyit,
"Kau sakit? Kenapa aku merasa kau bertingkah manja seperti ini."

Yibo menggeleng, "tapi tenggorokan ku rasanya sakit."

Xiaozhan meraih tangan Yibo lalu menyentuh keningnya, dia tengah memeriksa suhu tubuhnya. "Kau demam sepertinya, Yibo."

Yibo berusaha menahan batuknya, "Tidak apa-apa, sepertinya ini cuma gejala flu."

"Ya baiknya istirahat saja kalau begitu, aku mau pergi dengan Mama."

Yibo hanya mengangguk terpaksa, "aku tunggu sampai kau kembali lagi. Aku belum ingin bertemu dengan Papa."

Xiaozhan menghela napasnya, "Harusnya kau jangan seperti itu Yibo, bagaimana ayahku mau menyukaimu kalau kau begini. Tapi terserah, sekarang kau tidur lagi, aku mau membuatkan teh jahe untukmu dulu," kata Xiaozhan,

Yibo mengangguk patuh, "Terima kasih,"

Xiaozhan mengangguk, lalu beranjak dari ranjang untuk membuatkan teh jahe untuk Yibo.

Xiaozhan bergegas ke dapur, mencari jahe dan madu di lemari. Sambil menunggu air mendidih, dia kembali ke kamar, untuk mengambil ponsel nya.

Xiaozhan kembali ke dapur, membuat teh jahe nya dengan telaten. Dia menambahkan madu dan sedikit lemon untuk meredakan tenggorokan Yibo yang terasa gatal katanya. Setelah siap, dia kembali ke kamar dengan secangkir teh di tangan.

Yibo masih tertidur, wajahnya pucat dan kelihatan lelah. Xiaozhan menaruh teh nya di nakas, dengan pelan mengguncang Yibo. "Bangun, Yibo. Minum teh nya dulu."

Yibo membuka matanya perlahan, menatap Xiaozhan dengan tatapan sayu. "Xiaozhan... aku tidak enak badan."

"Aku tahu. Minum dulu teh nya, pasti akan membaik."

Yibo menyesap teh jahe nya dengan perlahan, rasa hangat dan manisnya sedikit meredakan tenggorokannya yang terasa gatal.

"Istirahat yang cukup, aku pergi dulu dengan Mama."

Yibo kemudian hanya mengangguk.

***


Di Swalayan, Xiaozhan dan ibunya sibuk memilih bahan-bahan untuk membuat kue.

My Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang