"Astaga, kalian pergi ke mana saja?"
Langit sore berganti menjadi senja. Baru saja Ben dan Yelena menginjakkan kaki di mansion, mereka sudah disambut dengan omelan sang ayah. Ben hanya bisa menghela napas seraya melirik arlojinya. Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 sore. Pantas saja sang ayah yang tidak pernah mempermasalahkan kepergiannya, kini melemparkan tatapan tajam ke arahnya. Di saat seperti ini, Yelena tidak akan terkena omelan dari pria itu. Karena sebagai seorang kakak, Ben diberikan tanggung jawab penuh apabila berpergian berdua bersama sang adik.
"Kami cuma jalan-jalan," jawab Yelena apa adanya, "apa tidak boleh? Lagipula kami pulang dengan selamat."
Inspektur Harper melirik putri bungsunya sejenak, lalu menghela napas dengan pasrah. Tatapan tajamnya pun melunak, seiring tangannya yang terulur untuk mengusak pelan kepala Yelena.
"Apakah jalan-jalan saja membutuhkan waktu sampai setengah hari? Bagaimanapun juga, kalian harus punya manajemen waktu," tuturnya, "bukankah kau ingin menjadi seorang model, Yelena? Kau juga ingin meneruskan bisnis ibumu, kan? Kerja keraslah untuk mencapai semua itu."
Mendengar perbedaan nada bicara sang ayah ketika menghadapinya dengan saat menghadapi Yelena, Ben memutar bola matanya dengan jengah. Dari sebelum pria itu bercerai dengan ibu mereka, sang ayah memang selalu pilih kasih. Inspektur Harper memberikan tuntutan yang lebih besar kepada Ben agar ia bisa mengikuti jejaknya, namun ia tidak pernah sekalipun mengekang Yelena dan selalu membiarkannya melakukan apapun yang dia mau.
Jika seandainya hak asuh Ben yang berada di tangan ibunya. Apakah ia bisa bebas memilih apapun yang diinginkannya?
"Pergilah makan malam bersama ayah, Yelena. Aku akan langsung pergi ke kamar saja."
Ben melangkahkan kakinya begitu saja melewati inspektur. Meskipun pria itu menegurnya lantaran ia belum selesai mengomeli sang putra, Ben tetap saja melengos. Hingga anak itu sampai di depan kamarnya, tiba-tiba seorang pelayan menghampiri untuk menginterupsi langkahnya.
"Maaf mengganggu waktu anda," ucap pria itu seraya menyodorkan sebuah map berisi berkas, "saya sudah menyelidiki gadis yang anda maksud."
Di saat suasana hati Ben sedang buruk, kehadiran berkas itu membuatnya menyunggingkan senyuman miring. Ah, benar juga. Kemarin ia memberikan perintah kepada salah satu pelayannya untuk menyelidiki seseorang. Terlebih lagi, itu adalah tokoh bersejarah yang tidak hidup abad ini. Ia pun dengan senang hati menerimanya, lalu membuka map berwarna hitam itu untuk mengeluarkan beberapa lembar dokumen. Tampaklah profil beserta dengan ilustrasi seorang gadis yang terpampang di atasnya.
"Kau yakin ini sudah akurat?" tanya Ben.
"Saya menyusun profil itu berdasarkan informasi dari sejarawan dan juga beberapa mahasiswa jurusan sejarah yang melakukan penelitian ke Belsovic," jelasnya, "dengan beberapa sumber terpercaya, saya menjamin informasi tersebut akurat."
Ben dengan antusias membaca isi dokumen. Mulai dari nama, tempat tanggal lahir, status, bahkan gelar bangsawan yang pernah disandang oleh gadis yang diilustrasikan dengan realistis itu. Sayang sekali, tidak ada bukti foto yang bisa didapatkannya. Jika ingin menyelidiki orang yang pernah hidup pada abad ke-19 ke bawah, mustahil Ben bisa menemukan foto aslinya. Pada zaman itu pun, semua momen diabadikan melalui lukisan. Sehingga inilah hasil maksimal yang bisa diperolehnya.
"Di sini disebutkan, bahwa dia tidak termasuk ke dalam daftar bangsawan vampir yang berhasil dimusnahkan. Itu berarti, kemungkinan besar dia masih hidup sampai sekarang."
Tidak salah lagi, nama orang yang ingin ia selidiki ternyata mirip dengan identitas bangsawan yang ia dapatkan dari sejarawan. Meskipun Ben tidak tahu nama lengkapnya, tapi semua orang memanggilnya dengan nama "Yuri". Nama yang hanya terdiri dari dua suku kata seperti itu merupakan ciri khas nama masyarakat Hyden dan Belsovic. Jika marganya juga terdiri dari satu suku kata saja, bisa dipastikan kalau Yuri sebenarnya bukanlah warga asli Greonimaria. Ilustrasi gadis yang ada di dokumen pun tampak sangat mirip dengan parasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/364039592-288-k192127.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Little Monster
Vampire[SEQUEL OF INTO THE BEAST LAND] Setelah pembantaian kaum vampir membawakan perdamaian, kehidupan pun berjalan dengan damai tanpa adanya peperangan lagi. Tak terasa, manusia sudah memasuki kehidupan modern pada abad ke-20. Jaden Johanson, mendapati...