Musim dingin diprediksi akan datang dua hari lagi.
Meski belum memasuki pergantian musim, udara sudah mulai terasa lebih dingin dari biasanya. Jaden yang tengah berbaring di teras dengan paha Yuri sebagai bantalnya, mulai dibuat bergidik oleh semilir angin yang menerpa tubuhnya. Hidungnya terasa mampet, kepalanya pun pusing bukan main karena demam. Ini sudah merupakan hal yang biasa Jaden alami di setiap pergantian musim panas ke musim dingin. Tubuhnya akan mengalami demam sebagai bentuk adaptasi dengan suhu udara. Merepotkan, namun Jaden juga merasa diuntungkan sekarang. Berkat demam yang menyerangnya, kini ia bisa membolos sekolah dan bermalas-malasan bersama Yuri. Jaden ingin sekali menghabiskan waktu berdua seharian, dengan Yuri yang semakin memanjakannya di saat sakit. Lalu berlagak lemah dan tidak berdaya agar gadis itu tidak akan tega meninggalkannya sendirian.
Rencana yang sangat sempurna, sampai adik Ben yang menyebalkan ini malah datang dan merusak semuanya.
"Hidungmu merah sekali seperti badut," tunjuk Yelena ke arah Jaden, "kalau pilek, kenapa tidak tidur di kamar, sih?"
Jaden melirik Yelena dengan jengkel. Sedari tadi, Jaden berusaha terlihat baik-baik saja agar Yuri berhenti menyuruhnya masuk ke dalam kamar. Namun bocah ini malah mengompori Yuri untuk kembali membujuknya lagi. Jelas sekali terlihat bahwa anak perempuan itu sedang menatapnya dengan sebal sekarang.
Jadi, dia ingin mengusir Jaden? Supaya dia bisa menghabiskan waktu berdua bersama Yuri? Enak saja. Mau hidung Jaden sampai membeku sekalipun, ia tidak akan beranjak dari tempat ini barang satu senti pun. Bocah itu bisa saja membawakan sesuatu yang lebih parah daripada lingerie untuk Yuri.
"Daripada di kamar, pangkuan nona jauh lebih hangat dan nyaman," ujar Jaden seraya menyamankan posisinya, "nona saja tidak mempermasalahkan ini. Kau malah ribut sendiri."
Yuri menghela napas dengan jengah melihat tingkah Jaden, lalu mencubit hidungnya yang sedari tadi mampet itu dengan gemas.
"Dasar, kau tidak malu pada Yelena? Berbaring di sini di saat ada tamu," omel Yuri, "kau sudah mau lulus SD, Jaden. Di mana sopan santunmu?"
"Benar, kakakku saja tidak seperti ini," imbuh Yelena.
Anak perempuan itu kembali menyerangnya, membuat Jaden semakin kesal dan tidak mau beranjak dari posisinya. Ia justru menantang Yelena dengan tatapan sinisnya. Merasa malu apanya? Kalau tamunya saja seperti dia, Jaden malah akan semakin menyamankan diri di sini layaknya berada di kamar sendiri.
"Biarkan saja. Untuk apa bersikap sopan kepada bocah yang bertamu sambil membawa baju dinas?" cibir Jaden, "bukankah memberi hadiah seperti itu juga tidak sopan?"
"Astaga, kau masih mengungkitnya? Yelena kan mengira itu gaun ibu peri."
"Cih, peri macam apa? Jangan-jangan yang dia lihat itu peri dari film dewasa?" bantahnya, "kalau tidak tahu apa-apa, minimal cari tahu dulu jika mau membawa sesuatu."
Setelah diserang sebanyak dua kali oleh Yelena, Jaden pun membalasnya dengan berkali-kali lipat sampai anak perempuan itu bungkam. Melihat sudah tidak ada lagi bantahan dari anak perempuan itu, Jaden menyunggingkan senyuman miring, lalu menjulurkan lidahnya untuk mengejek Yelena. Ia juga sempat menyisyaratkan melalui gerakan bibirnya tanpa bersuara. Mengatakan sesuatu kepada Yelena tanpa sepengetahuan Yuri.
'Dia milikku'
Begitulah yang Jaden bisikkan dengan penuh penekanan, lalu anak itu membalikkan badan dengan acuh seraya merengkuh perut Yuri.
"Hei, geli!" tegur Yuri yang merasa malu dengan tingkah manja Jaden, "dasar, padahal sedang ada tamu. Kau ini benar-benar ...."
Jaden sama sekali tidak menggubris setiap omelan Yuri. Ia terkekeh pelan dan semakin menyamankan posisinya. Sedangkan di sisi lain, Yelena mulai kehabisan kesabaran. Matanya tampak berkaca-kaca menahan isakan tangis, lalu kedua tangannya mengepal dengan erat. Padahal ia datang sepagi ini untuk melihat Yuri dan memberikan hadiah kepada gadis itu untuk terakhir kalinya. Keesokan harinya, Yelena harus kembali ke Belsovic dan ia tidak akan bisa bertemu lagi dengan Yuri dalam waktu yang lama. Tapi Jaden malah datang menengahi mereka berdua, bahkan ia terus-menerus mencuri perhatian Yuri dari Yelena.
![](https://img.wattpad.com/cover/364039592-288-k192127.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Little Monster
Vampire[SEQUEL OF INTO THE BEAST LAND] Setelah pembantaian kaum vampir membawakan perdamaian, kehidupan pun berjalan dengan damai tanpa adanya peperangan lagi. Tak terasa, manusia sudah memasuki kehidupan modern pada abad ke-20. Jaden Johanson, mendapati...