1. Menjadi Pengemis Yang Kelaparan

5.2K 336 5
                                    

Pada saat itu matahari mulai merangkak naik ke atas langit. Penduduk desa di sekitar Kabupaten Yong'an telah lama bangun dan memulai aktivitasnya. Ada yang mulai bertani, ada juga yang mulai berangkat ke Kabupaten Yong'an untuk menjual barang dagangannya.

Di sudut pasar Kabupaten Yong'an yang sangat ramai dengan penjual dan pembeli, sebuah pohon willow berdiri kokoh dengan daun yang sangat rimbun. Di bawah pohon itu seorang pemuda bersandar pada batang pohon dengan keadaan linglung. Raut wajahnya mencerminkan bahwa dia sangat bingung dengan tempatnya dia sekarang—seolah dia seharusnya tidak berada di tempat ini.

Dalam keadaan kebingungan, sebuah ingatan yang bukan miliknya datang secara tiba-tiba yang membuatnya mengerutkan keningnya.

Dalam waktu yang singkat, pemuda itu akhirnya mengetahui bahwa saat ini dia tidak lagi berada di dunianya dan tubuhnya juga bukan miliknya. Singkatnya dia berpindah dari zaman modern ke zaman kuno.

Nama pemilik asli tubuh ini adalah Xiao Zhan yang sama dengan namanya di kehidupan sebelumnya, namun kehidupan yang dijalani oleh pemilik asli tubuh ini sangat jauh berbeda dengan kehidupan yang dijalani olehnya. Setidaknya di kehidupan sebelumnya dia tidak sampai menjadi seorang pengemis yang sangat kelaparan.

Melalui ingatan pemilik tubuh aslinya, pemuda itu lahir di keluarga yang cukup kaya di Kerajaan Daqi. Mereka tinggal di ibu kota Kerajaan, sebelum pada akhirnya keluarganya hancur karena telah menyinggung keluarga bangsawan.

Untuk mencegah pemuda itu mati terbunuh, ayahnya menyerahkannya kepada pamannya untuk dibawa pergi meninggalkan ibu kota dan memberinya sekantong uang untuk biaya hidupnya. Pamannya yang tidak mau ikut terseret oleh ayahnya bergegas pergi meninggalkan ibu kota bersamanya.

Pemuda itu berpikir bahwa hidupnya mungkin menjadi lebih baik walaupun dia harus berpisah dengan keluarganya. Tapi kenyataan pahit menampar wajahnya.

Pamannya yang dulu selalu baik padanya, mengubah wajahnya saat kembali ke kampung halamannya. Di bawah tangan pamannya dia kehidupannya lebih menyedihkan dibandingkan dengan seorang budak yang dibeli. Dia bekerja seperti kuda dan sapi untuk keluarga pamannya. Bahkan biaya hidup yang diberikan oleh ayahnya telah diambil alih oleh pamannya untuk biaya keluarganya. Tidak jarang dia dipukul oleh keluarga pamannya ketika dia melakukan kesalahan kecil.

Walau begitu, pemuda itu masih bisa terus bertahan. Sayangnya, pertahanannya runtuh saat pamannya berniat untuk menjualnya ke toko gigi sebagai budak demi uang untuk menyekolahkan cucu pertamanya.

A/N: Toko gigi, tempat memperjual belikan budak.

Dengan rasa marah dan kecewa, pemuda itu melarikan diri dari pamannya tanpa membawa apapun. Dia terus berlarian sepanjang jalan karena takut pamannya akan membawa kembali dirinya untuk dijual.

Dalam pelariannya selama dua tahun, pemuda itu menemui berbagai macam kesulitan. Terutama saat dia bertemu dengan para perampok yang merampok seluruh uang yang dia kumpulkan selama bekerja serabutan di pasar dan dia juga sempat menjadi objek pemerkosaan oleh orang mesum, tapi untungnya dia masih bisa melarikan diri. Hingga akhirnya, dia terdampar di Kabupaten Yong'an sebagai seorang pengemis.

Kehidupannya sebagai seorang pengemis juga tidak mudah. Tidak jarang dia hanya bisa makan setelah dua hari jika tidak ada orang dermawan yang memberikan makanan padanya.

Saat ini Xiao Zhan yang telah terintegrasi dengan pemilik tubuh aslinya merasakan rasa lapar yang sangat menyiksanya disertai dengan perutnya yang berbunyi.

Xiao Zhan semakin mengerutkan keningnya sambil kedua tangannya menekan perutnya yang terus berbunyi untuk meminta makan.

Kondisi ini pernah dirasakan olehnya saat dia terkena kanker perut. Rasa sakitnya hampir sama yang membuatnya sedikit ketakutan jika pemilik tubuh aslinya menderita penyakit sepertinya.

Karena dia tidak mau mati lagi dengan penyakit yang sama.

Xiao Zhan melihat sekelilingnya. Tempat ini jelas pasar yang sangat ramai. Hanya saja tempatnya dia duduk berada paling pojok yang tidak pernah dilirik oleh orang lain. Hanya bagi para pengemis seperti dirinya yang menjadikan pohon itu sebagai rumahnya.

Xiao Zhan perlahan bangkit, tubuhnya yang lemas karena kelaparan sedikit goyah. Untungnya, dia masih bisa menyeimbangkannya.

Dengan langkah kaki yang tertatih, Xiao Zhan berjalan di antara kerumunan orang yang berlalu-lalang.

Di antara begitu banyaknya lapak di pasar, kebanyakan lapak itu menjual sayuran segar dari pegunungan. Sebagian kecilnya menjual hewan hasil buruan dan makanan.

"Jamur segar! Jamur segar! Baru dipetik dari pegunungan!" Terdengar suara orang berteriak untuk menjajakan barang dagangannya.

Seolah tidak mau kalah, orang lain pun ikut berteriak menjajakan barang dagangannya.

"Roti kukus masih panas! Hanya lima wen!" Suara teriakan penjual roti kukus itu berhasil menarik perhatian Xiao Zhan di antara teriakan penjual lainnya.

A/N: Wen penyebutan untuk koin tembaga.

Mata phoenix-nya tertuju ke gerobak penjual roti kukus. Dia melihat penjual itu membuka tutup kapal uap roti kukus itu. Udara putih yang samar berasal dari roti kukus itu berhasil membawa bau harum yang membuat perut Xiao Zhan semakin meronta.

Xiao Zhan menelan air liurnya, matanya menampakkan kerinduan akan roti kukus itu.

Aku sangat tidak tahan! Xiao Zhan meraung dalam hatinya. Dia sangat tertekan karena saat ini dia benar-benar miskin. Tanpa sepersen pun uang!

Bisakah aku menukarkan jasaku dengan roti kukus itu? Xiao Zhan berpikir sejenak. Tidak ada salahnya mencoba.

Jadi, Xiao Zhan berjalan perlahan ke arah gerobak penjual roti kukus itu berada. Semakin dekat dia dengan gerobak penjual roti kukus itu, semakin tidak tahan dia untuk segera memakannya.

***

Bersambung...

Catatan Penulis: Sebelumya, aku minta maaf kepada semua orang yang selalu menunggu kelanjutan dari dua ceritaku. Sejujurnya, ada dua alasan yang membuat aku tidak melanjutkan dua ceritaku lagi alih-alih membuat cerita baru. Yang pertama karena aku kekurangan ide untuk melanjutkannya dan yang lainnya karena aku sibuk membaca cerita orang lain. 🙏

Selanjutnya, aku berterimakasih kepada semua orang yang masih membaca, memvote, dan komen di cerita buatanku. ❤

I Want To Be RichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang