20. Cemas & Khawatir

1.6K 226 12
                                    

Keesokan harinya, Wang Yibo pergi naik gunung untuk berburu. Sedangkan Xiao Zhan menunggu di rumah untuk menjaga Wang Erbo sambil mengerjakan beberapa pekerjaan rumah tangga.

Setelah semua pekerjaannya selesai, Xiao Zhan seperti biasa menyelinap pergi ke tempat pertanian saat Wang Erbo sibuk dengan anak ayam yang baru menetas.

Saat dia masuk ke tempat pertanian jari emasnya, dari kejauhan Xiao Zhan melihat pohon tomat yang kemarin berbuah, kini telah mati. Hal ini membuatnya sangat terkejut. Dia pikir bahwa pohon tomatnya masih akan berbuah setelah satu kali penen dan akan mati setelah beberapa kali panen.

Sayang sekali, pikirannya salah besar. Pohon tomatnya akan mati setelah satu kali panen. Itu berarti dia harus membeli lagi benih setiap tanamannya telah satu kali dipanen.

Memikirkan dia membeli benih lagi setelah satu kali panen, ekspresinya perlahan berubah. Dia berjalan dengan cepat ke lahan pertanian yang ditanami pohon tomatnya. Dari jarak dekat, mata phoenix-nya melihat dengan jelas semua pohon tomatnya benar-benar mati; batang dan daunnya kering.

Xiao Zhan berjongkok, lalu mencabuti semua pohon tomatnya yang telah mati satu per satu dengan ekspresi marah di wajahnya.

Saat ini Xiao Zhan benar-benar marah. Sebelumnya dia berpikir akan sangat mudah mendapatkan uang dengan mengandalkan tempat pertanian jari emasnya. Tapi dia tidak menyangka akan ada peraturan seperti itu sehingga dia mengeluarkan uangnya lebih cepat dari yang dipikirkannya.

Setelah dengan cepat mencabuti semua pohon tomatnya yang telah mati, Xiao Zhan berjalan ke Mall Pertanian. Di depan panel hologram Mall Pertanian, dia mengeluarkan kemarahannya. "Dasar Mall berhati hitam! Benih yang kau jual hanya bisa dipanen satu kali dan kau masih menjualnya dengan harga yang mahal! Kau juga tidak memberiku diskon ataupun hadiah setelah pembelian pertamaku. Ck, kau ini benar-benar toko berhati hitam!"

Xiao Zhan memarahi Mall Pertanian sambil menunjuk panel hologramnya, seolah panel hologram itu adalah manusia pemilik Mall Pertanian itu.

Saat kemarahannya semakin berkurang setelah melampiaskannya kepada Mall Pertanian, Xiao Zhan melihat benih tanaman yang dijual di layar pertama Mall itu. Dia memilih benih tomat dan kubis untuk dibelinya dengan total harga yang harus dia keluarkan sebesar enam ratus wen.

Kemudian, dia mengalihkan perhatiannya pada layar kedua Mall itu yang menjual berbagai item pertanian. Dia menggulir layarnya, lalu matanya tertuju pada pupuk pertumbuhan yang dijual dengan harga dua ratus lima puluh wen untuk satu kati.

Xiao Zhan mengklik bar pupuk pertumbuhan itu, lalu dia membaca informasi yang ada di bawah fotonya. Dari informasi itu, dia mengetahui bahwa pupuk pertumbuhan itu dapat mempercepat pertumbuhan tanaman dengan cara menaburkannya di sekitar tanaman yang ingin dipercepat pertumbuhannya.

Xiao Zhan sangat tertarik dengan pupuk pertumbuhan itu, jadi dia memutuskan membelinya.

Dengan membeli pupuk pertumbuhan, uang yang tersisa dari penjualan semua tomatnya hanya sebesar empat ratus tujuh puluh lima wen. Masih ada untung lebih dari seratus wen setelah dikurangi modal awalnya.

Setelah melakukan proses pembelian dengan Mall Pertanian, dia tidak langsung menanam benih yang dibelinya, tetapi pergi keluar dari tempat pertanian jari emasnya.

Saat Xiao Zhan keluar dari tempat pertanian jari emasnya, dia mendengar suara Wang Erbo yang memanggil dirinya. Dia berjalan dengan cepat menghampiri Wang Erbo yang sedang mencarinya di dalam rumah sambil terus memanggilnya.

"Zhang Ge! Di mana kamu?!" teriak Wang Erbo sambil melihat ke dalam kamar, namun tidak ada Zhan Ge-nya.

"Erbo!" Xiao Zhan berteriak sambil berjalan masuk ke dalam rumahnya.

I Want To Be RichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang