Matahari merangkak naik dan sinarnya perlahan mulai menyengat kulit. Meski begitu, di jalur khusus itu masih ramai dengan pembeli dari kedua kerajaan itu.
Seiring berjalannya waktu, tomat dan kubis mereka semakin berkurang. Xiao Zhan terus berteriak mempromosikan barang dagangan dan menerima uang dari pembeli, sedangkan Wang Yibo bertugas menimbang tomat dan kubis yang dibeli oleh para pembeli.
Di sela berjalannya, Xiao Zhan menyempatkan dirinya untuk mengambil dua tusuk bola ubi dari keranjang bambu di gerobak sapi dan menyerahkannya ke Wang Erbo yang masih duduk dengan tenang sambil terus memperhatikan dia dan Gege-nya.
Wang Erbo sangat senang menerima dua tusuk bola ubi itu, hingga dia memiliki senyuman di mata phoenix-nya. Dia menggigit bola ubi itu sedikit demi sedikit.
Saat dia menikmati bola ubinya, Wang Erbo melihat seorang gadis kecil yang seumuran dengannya sedang melihat ke arahnya dengan malu-malu dari balik kaki ibunya yang sedang membeli barang dari penjual di depannya.
Wang Erbo sedikit mengerutkan keningnya, tapi dia masih terus menggigit bola ubinya.
Sang ibu gadis kecil itu sudah menyelesaikan pembeliannya, lalu menyadari putri kecilnya sedang menatap dengan malu-malu ke arah seberangnya. Dia mengikuti garis pandang putri kecilnya dan melihat seorang pria kecil sedang menikmati makanannya di lapak penjual sayuran.
Melihat putri kecilnya lagi, Sang ibu gadis kecil itu mengerti apa yang diinginkan oleh putri kecilnya. Dia membawa putri kecilnya untuk menghampiri lapak di seberangnya, lalu bertanya, "Adik kecil, di mana kamu membeli makanan itu?"
Wang Erbo terkejut mendengar ibu gadis kecil itu bertanya padanya. Dia pikir ibu gadis kecil itu datang untuk membeli tomat dan kubis yang dijual keluarga mereka.
"Aku tidak membelinya," jawab Wang Erbo jujur, lalu melirik ke arah Xiao Zhan yang masih sibuk melayani pembeli. "Bola ubi ini dibuat oleh Zhan Ge-ku."
Gadis kecil itu terkulai setelah mendengar jawaban Wang Erbo. Matanya perlahan memerah sambil melihat tusuk bola ubi di tangan Wang Erbo.
"Bu ... " Gadis kecil itu memanggil ibunya dengan suara kecil yang sedih sambil memandang ibunya dengan mata berkaca-kaca.
Ibu gadis itu tak berdaya melihat wajah sedih putri kecilnya, tapi dia tidak bisa berbuat lebih untuk memenuhi keinginannya.
"Ini, aku memberikannya padamu," kata Wang Erbo sambil menyerahkan satu tusuk bola ubi yang belum sempat dimakannya kepada gadis kecil itu karena dia merasa kasihan melihat wajah sedih gadis kecil itu.
Ibu dan anak itu sama-sama terkejut, bahkan Xiao Zhan dan Wang Yibo yang mendengarnya dari samping ikut terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa hati Wang Erbo sangat lembut untuk anak lain.
Gadis kecil itu memandang ke wajah Wang Erbo, lalu pandangannya turun ke tusuk bola ubi di tangan Wang Erbo yang menjulur ke arahnya.
Karena takut Wang Erbo akan menyesali keputusannya, gadis kecil itu dengan cepat menerima tusuk bola ubi yang diserahkan oleh Wang Erbo. Hal ini membuat ibunya mengelus dahinya ketika melihat perbuatannya.
"Adik kecil, Bibi akan membayar tusuk bola ubimu." Ibu gadis kecil itu mengambil keputusan.
Sebelum sempat ibu gadis kecil itu mengambil uang dari dadanya, suara Xiao Zhan menghentikannya. "Bibi, tidak perlu membayarnya. Ini tidak begitu berharga."
Mendengar ini, ibu gadis kecil itu melihat ke arah Xiao Zhan yang memiliki senyuman manis di bibirnya. Dia membalas senyumnya dan berkata, "Kalau begitu, putri kecilku berterima kasih pada keluargamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Be Rich
FanfictionSetelah meninggal akibat penyakit kanker perutnya, Xiao Zhan menemukan bahwa dia telah menjadi seorang pengemis yang sangat kelaparan di Kabupaten Yong'an. *** Menjadi seorang pengemis yang sangat kelaparan membuat Xiao Zhan-mantan pewaris keluarga...