"Aku akan mengambil baskom dan sumpit dulu," kata Xiao Zhan sambil bangkit, lalu berlari ke dapur untuk mengambil baskom kayu dan sepasang sumpit dari rak piring. Setelah itu, dia membawanya kembali ke tempat duduknya dan meletakkannya di bawah bungkusan sarang madu yang masih dipegang oleh Wang Yibo.
Melihat baskom kayu yang di letakan oleh Xiao Zhan, Wang Yibo menuangkan sarang madu hutan itu ke dalam baskom. Dia ingin mengambil sedikit sarang madu untuk dicicipi oleh mereka bertiga, namun kedua tangannya masih kotor dan belum dicuci bersih. Jadi, dia menoleh ke samping untuk meminta sumpit di tangan Xiao Zhan.
Xiao Zhan tertawa kering karena terus memegang sumpit tanpa memberikannya pada Wang Yibo. Dengan sedikit malu, dia memberikan sumpit itu pada Wang Yibo.
Setelah menerima sumpit dari Xiao Zhan, Wang Yibo mengambil sepotong kecil sarang madu yang penuh dengan madu, lalu menyuapi Wang Erbo terlebih dahulu karena anak kecil itu terus menatap sarang madu dengan binar di matanya.
"Enak!" Wang Erbo berseru setelah merasakan rasa manis dari madu di dalam mulutnya.
Wang Yibo tersenyum tipis melihat reaksinya. Kemudian, dia mengambil sepotong kecil sarang madu untuk dicicipi oleh Xiao Zhan. Dia juga melakukan hal yang sama seperti Wang Erbo; menyuapinya dengan tangannya sendiri.
Tentu saja tindakannya ini berhasil membuat Xiao Zhan tersipu malu. Namun, meski malu dia masih membuka mulutnya untuk menerima suapan madu dari Wang Yibo.
Merasakan manis madu di dalam mulutnya, Xiao Zhan tersenyum dan berkata mengikuti Wang Erbo tadi, "Enak!"
Reaksinya ini tentu saja membuat Wang Yibo tersenyum tipis. Kemudian, dia melihat Wang Yibo mencicipi sisa madu yang ada di sumpit.
Bukankah ini yang disebut dengan ciuman tidak langsung?
Meski terkejut, Xiao Zhan berpura-pura tidak melihat tindakannya itu. Tapi kedua ujung telinganya memerah.
Setelah selesai semua orang mencicipi madu yang dibawa oleh Wang Yibo dari gunung, Xiao Zhan mengambil burung pegar yang sudah mati ke dekat sumur untuk membersihkannya nanti setelah dia memasak air yang akan digunakan untuk mempermudah dia mencabut semua bulunya.
Di sisi lain, Wang Yibo menaruh semua hewan hasil buruannya yang masih hidup ke dalam kandang di dekat kandang ayam yang sering digunakan untuk tempat penampungan sementara bagi hewan buruannya sebelum akhirnya dijual olehnya ke Kabupaten Yong'an. Kemudian, dia menaruh keranjang bambu yang berisi buah pir di dalam rumah.
Setelah menyelesaikan tugasnya, Wang Yibo mengambil handuk mandinya, lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan semua debu dan kotoran yang menempel di tubuhnya.
Sambil menunggu air mendidih, Xiao Zhan melihat Wang Erbo duduk sendirian sambil menatap ke depan tanpa tahu apa yang sedang dipikirkannya. Dia menghampirinya dan mengajaknya untuk menggiring lusinan ayam kembali ke dalam kandangnya yang sempat ditinggalkannya tadi.
Satu jam kemudian, Xiao Zhan telah membersihkan burung pegar dengan bantuan Wang Erbo yang ikut membantunya mencabut semua bulu burung pegar.
Anak kecil itu terlihat sangat menikmati pekerjaan itu setelah lama tidak dapat ikut membantu Gege-nya karena kondisi kesehatan yang buruk.
Setelah membersihkan burung pegar, Xiao Zhan menggiling bawang merah, bawang putih, dan lada hingga halus. Kemudian, dia menggunakan bumbu halus itu untuk melumuri burung pegar dan memarinasinya setengah jam.
Setengah jam kemudian, dia memanggang burung pegar yang sudah dimarinasi dengan tambahan madu yang melumuri burung pegar itu.
Di saat Xiao Zhan sedang memanggang burung pegar itu, Wang Erbo menarik Gege-nya ke dalam kamar dan menutup pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Be Rich
Fiksi PenggemarSetelah meninggal akibat penyakit kanker perutnya, Xiao Zhan menemukan bahwa dia telah menjadi seorang pengemis yang sangat kelaparan di Kabupaten Yong'an. *** Menjadi seorang pengemis yang sangat kelaparan membuat Xiao Zhan-mantan pewaris keluarga...