Melihat kedua orang yang saling memandang satu sama lainnya, Wang Yibo berkata dengan tenang, "Mari kita masuk ke dalam rumah dulu. Di luar sangat panas yang tidak baik untuk kesehatanmu."
Setelah berbicara, Wang Yibo membalikkan tubuh Wang Erbo dan menepuk punggungnya untuk menyuruhnya segera masuk ke dalam rumah.
Wang Erbo adalah anak yang baik, dia dengan patuh menuruti perintah saudaranya.
Melihat kepergian Wang Erbo, Xiao Zhan berdiri dan mendengar Wang Yibo menyuruhnya masuk juga.
Di dalam rumah Wang Erbo sudah duduk di bangku kecil dan terus memperhatikan Wang Yibo dan Xiao Zhan. Wang Yibo menurunkan keranjang bambu dari punggungnya dan Xiao Zhan masih patuh berdiri di belakang Wang Yibo.
Saat ini Xiao Zhan bingung tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Mau bekerja langsung, tapi dia tidak tahu apa yang harus dikerjakan olehnya. Jadi, lebih baik dia menunggu perintah dermawannya.
Untuk sementara Wang Yibo mengabaikan Xiao Zhan. Dia berjalan masuk ke kamarnya dan mengambil satu set pakaiannya yang bersih untuk dipakai oleh Xiao Zhan.
Berjalan kembali ke ruang utama, Wang Yibo menyerahkan pakaiannya kepada Xiao Zhan yang segera menerimanya dengan ekspresi bingung.
"Kau mandi dulu," kata Wang Yibo, lalu menunjuk halaman belakang rumahnya, "Kamar mandi ada di halaman belakang, dekat dengan sumur. Kau bisa mengambil air di sumur sebelum mandi."
Setelah berbicara, Wang Yibo mengeluarkan barang belanjanya dari keranjang bambu. Wang Erbo yang duduk di bangku memutar bola matanya pada Xiao Zhan dan membantu saudaranya mengeluarkan barang.
Xiao Zhan menatap satu set pakaian di tangannya, lalu menatap dia bersaudara yang sibuk dengan barang belanjanya. Dia menarik kembali pandangannya dan berjalan ke halaman belakang yang ditunjuk oleh Wang Yibo.
Di halaman belakang, Xiao Zhan melihat sekelilingnya. Di sebelah kanan, ada dua kandang ayam dengan beberapa lusin ayam ayam yang sedang mencari makan di tanah dan beberapa ikat kayu bakar yang belum sempat dibawa masuk ke dapur. Sedangkan di sebelah kiri, ada sumur yang berada di antara dapur dan kamar mandi yang juga terbuat dari lumpur.
Xiao Zhan berjalan ke arah kamar mandi dan melihat isi dalamnya. Hanya ada satu tong kayu yang cukup besar untuk menampung air dan toilet jongkok di sampingnya. Selain itu di sudut yang tidak terkena air ada keranjang bambu yang kemungkinan besar untuk menyimpan baju bersih yang akan digunakan setelah mandi.
Setelah puas melihat isi kamar mandi, Xiao Zhan meletakkan pakaiannya di keranjang bambu, lalu dia berjalan ke tong kayu dan menundukkan kepalanya, ada sedikit air yang tersisa di tong kayu itu, membuat dia hanya bisa menghela nafas putus asa.
Xiao Zhan berjalan ke sumur dan mulai untuk menimba air. Walaupun dia telah lahir dan hidup di zaman modern, setidaknya dia tahu cara menimba air sumur dari beberapa video di internet.
Di saat Xiao Zhan berjuang menimba air sumur untuk mandi, di dalam rumah Wang Erbo menatap saudaranya yang sedang sibuk menyimpan barang belanjanya ke tempatnya masing-masing dan sesekali matanya melirik ke halaman belakang.
"Ge, apa benar orang itu akan bekerja di rumah kami?" tanya Wang Erbo dengan bingung.
Wang Yibo baru saja meletakkan kain baru di kamar menoleh pada Wang Erbo dan berkata dengan tenang, "Ya, dia akan bekerja di rumah ini."
Mulut Wang Erbo mengerucut, "Jadi, orang itu adalah budak."
"Bukan budak," kata Wang Yibo membenarkannya, "Orang itu seorang pengemis yang ingin bekerja."
Mata Wang Erbo sedikit berbinar, "Jadi, dia tidak akan tinggal di sini, kan?" Nada suaranya mengandung harapan.
Wang Yibo menatap adiknya sedikit lebih lama. Dia tidak tahu apakah Xiao Zhan akan tinggal di rumah ini atau tidak. Lagipula orang itu sangat ingin bergabung dan tinggal di desa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Be Rich
FanfictionSetelah meninggal akibat penyakit kanker perutnya, Xiao Zhan menemukan bahwa dia telah menjadi seorang pengemis yang sangat kelaparan di Kabupaten Yong'an. *** Menjadi seorang pengemis yang sangat kelaparan membuat Xiao Zhan-mantan pewaris keluarga...