❄️[05]❄️ Di Mana-Mana Ada Dygta

231 47 102
                                    

Selamat malam, ketemu lagi dengan Elsa dan Buaya Kampret

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam, ketemu lagi dengan Elsa dan Buaya Kampret. 🐊🐊🐊

Meskipun ini akhir bulan, tetap semangaat, ya. Katanya Juli emang banyak susahnya, karena kita merdekanya tujuh belas Agustus.  🙈🙈🙈

Kalau Elsa, kapan merdekanya? 👰🏻‍♀️👰🏻‍♀️👰🏻‍♀️

❄️❄️❄️

"Ya ampun, El. Mana ada aku uang segitu."

Elsa menggeleng. "Aku nggak minta bantuan kamu, In."

Elsa menceritakan kenapa dia harus mencari banyak pekerjaan dalam waktu yang sama sebab Inara ngotot ingin Elsa istirahat saja di kosnya.

"Aku udah banyak utang ke kamu. Aku mulai ragu nggak bisa membayarnya."

Inara menepuk lengan Elsa. "Kamu nggak perlu pikirin. Tapi kalau aku kasih kamu masukan, mau nggak kamu melakukannya?"

Elsa mengangguk lemah. Pusingnya masih ada. Elsa tak begitu bebas untuk menggerakkan lehernya. Inara telah baik sekali menemani Elsa selama pergi interviu. Bahkan Inara juga ikut ke lokasi kedua tempat wawancara kerja Elsa.

"Kamu lihat nggak mobil yang ngikutin kita?"

Elsa pelan-pelan melihat ke belakang.

"Iya." Inara membenarkan tebakan Elsa. "Buaya udah buntutin kita sejak tadi, Els."

Elsa mengembuskan napasnya.

"Kamu minta duit yang banyak ke dia aja. Kayaknya berapa pun, dia rela kasih untuk kamu."

Elsa menatap Inara tanpa ekspresi.

"Serius. Dia kelihatannya bersalah banget, bukan sedikit bersalah seperti yang kamu katakan."

"Hm enggak. Aku udah bohong, nggak mau menambah kejahatan lain."

"Ya udah, terus gimana caranya kamu menghasilkan tiga puluh juta dalam sebulan?"

Elsa baru saja membuka bibir ingin menyela jika utangnya tidak sampai segitu, lalu Inara menyambar, "Aku hafal kapan kamu harus bayar uang kos, Elsa." Sementara, Elsa sendiri lupa.

Tiga hari lagi. Elsa harus punya uang delapan ratus ribu untuk bayar kos. Ia juga butuh makan, bukan? Sekarang cash di dompet Elsa tinggal dua ratus ribu.

Elsa menyenyumi Inara.

"Kamu nggak main dulu ke kosku terakhir kalinya? Nginep, yuk, semalam aja," pinta Inara.

"Malam ini aku udah harus ke pasar malam. Kalau kamu mau aku bantu packing, ayo sekarang aja."

Inara menekan dahi Elsa sehingga kepala Elsa membentur jok mobil.

"Masih pusing, kan? Istirahat aja siang ini."

Elsa tersenyum kecil. Ia memiringkan wajahnya ke sisi lain, berkebalikan dengan Inara. Satu-satunya teman perempuan Elsa yang menjadi tempatnya bergantung akan pergi. Nanti bagaimana Elsa sendirian di kota ini? Perasaan Elsa tak menentu. Mungkin karena tubuhnya kurang fit, pikirannya juga menjadi lebih rentan. Lemah dalam artian, ia tak pernah merasa sedih pada hal-hal kecil semacam perpisahan dengan orang lain.

Kisah Elsa (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang