❄️Prolog❄️

454 66 81
                                    

Halo-halo, Sevyent di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo-halo, Sevyent di sini. Kasev bawa cerita baru, ih, doakan semoga proyek ini lancar, engga kayak lapak yang lain, yaaa. 

Siap, kenalan sama Kisah Elsa?

Yuk, lanzuut baca.

❄️❄️❄️

Elsa turun dari taksi setelah menempuh perjalanan darat dari Sumatra ke ibu kota. Niatnya ingin mandi dan tidur sampai pagi. Namun, sosok yang sengaja Elsa hindari selama mengurus Elbram di rumah sakit, sudah menunggu Elsa di depan pintu kosnya. Di bawah lampu teras yang redup, Elsa hampir mati berdiri karena dia kira sosok itu adalah penunggu tak kasat mata yang rindu kepada Elsa.

"Eeel!!!"

Sambutan haru terdengar dari lelaki berambut diikat itu. Ketika Elsa lihat dengan lebih teliti, bukan hanya rambut yang panjang, jenggot dan kumisnya juga tumbuh subur sejak terakhir mereka bertemu.

"Ngapain sih, Dyg, berisik banget?" kata Elsa menghalau tubuh tinggi itu agar Elsa bisa membuka kunci. Berisik yang Elsa maksud adalah selama di kampung, Elsa terganggu oleh telepon dan pesan dari Dygta. Makanya Elsa menonaktifkan nomornya.

"Kamu ke mana aja, El? Enggak bisa dihubungi. Kamu menghilang dan itu karena aku. Aku udah berpikir yang enggak-enggak, El. Aku pikir kamu berpikiran pendek."

Elsa menggigit bibir bawahnya saat pintu telah terbuka. "Ngomongnya besok aja, Dyg. Aku capek banget. Aku ingin tidur."

Elsa menoleh ketika pergelangan tangannya ditahan oleh Dygta.

"Enggak. Ini harus dibicarakan sekarang. Nanti kamu kabur lagi."

Elsa menghela napas. Isi kepalanya masih terlalu ruwet untuk mengurus masalah ini. Dia sungguh belum bisa menerangkan apa pun kepada Dygta.

"Aku capek, Dyg."

Lelaki itu mengadang Elsa dari dalam. "El, aku minta maaf."

Lalu kedua lutut lelaki super tinggi jika dibanding Elsa yang hanya 152 cm itu tertekuk di lantai. Ia bersimpuh di hadapan Elsa, membuat Elsa menutup mulut tak percaya

"Dyg. Ngapain sih pake berlutut segala? Muka kamu kayak begitu pula, Dyg, aku seram lihatnya. Dygta, bangun!" Elsa menghela napas melihat kelakuan sahabatnya itu.

"El, kita menikah aja, ya. Aku nikahin kamu, ya, El?"

Elsa menutup mulut lebih tidak percaya lagi dengan permintaan Dygta. Dygta si buaya darat yang sedang dikejar pacarnya untuk tanggung jawab terhadap kehamilan perempuan itu justru berlutut di depan Elsa, mengajak Elsa menikah.

Tentu saja respon Elsa, "Kamu udah gila, Dygta?"

"Ya! Aku gila selama kamu pergi. Empat hari kamu ngilang setelah kejadian itu! Gimana aku nggak gila karena kamu?"

Elsa pasti akan terharu jika yang mengucapkan kalimat ini adalah kekasihnya. Namun, Dygta Elfasya hanya sahabatnya. Apalagi track record si Dygta sebagai pemain wanita.

"Udah dibilang, ngomongnya besok. Ya ampun, aku capek banget." Elsa hampir di ujung batas kesabarannya.

"Jawab dulu, kamu mau nikah sama aku."

Elsa menarik napas panjang lalu, "Enggak akan, enggak mau! Aku enggak akan menikah sama kamu! Pergi!" Elsa mendorong Dygta karena dia butuh tidur. Pikiran dan tubuhnya sedang membutuhkan itu.

"Kamu harus mau."

Elsa menggeleng. "Aku enggak mau menikah sama kamu. Kamu paham gak sih, Dygta?"

"Tapi kita harus menikah."

"Kamu harusnya menikah sama wanita yang ngaku hamil itu, ngapain sama aku?!" bentak Elsa.

"Karena aku juga udah tidur sama kamu!" balas Dygta dengan kalimat cepat yang terpaksa Elsa bungkam dengan telapak tangan.

❄️❄️❄️

Muba, 25 Juli 2024

Mau ikutin mereka? Yuk, tungguin Elsa tiap malam. Makasih. 🔥🥰

 🔥🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kisah Elsa (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang