❄️[14]❄️ Lamaran Atau Paksaan?

182 40 25
                                    

Halo semuaaa, kalian masih menunggu cerita ini nggak? 🙈🙈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo semuaaa, kalian masih menunggu cerita ini nggak? 🙈🙈

Kasev minta maaf yaaa, update-nya terlambat. 🥺🥺

Nah, kali ini semoga kalian suka part-nya. 🥰🥰

Selamat membaca.

❄️❄️❄️

Elsa tidak mengizinkan otaknya menerima ciuman Dygta. Sebab saat pikirannya terhanyut, perasaannya akan ikut larut. Elsa akan terus membentengi hati dari lelaki mana pun. Lima detik awal Elsa membeku, tiga detik bibir Dygta merayu untuk melebur bersama, detik berikutnya Elsa mendorong dada bidang lelaki jangkung itu. Dengan jantung yang masih bergemuruh, Elsa berlari meninggalkan Dygta di tepi kolam renang. Elsa mengunci pintu kamar dengan tangan yang masih gemetar. Kedua tungkainya terlipat dan ia terduduk.

Elsa mengusap mulutnya dengan punggung tangan. Namun, jejak hangat bibir lelaki itu terekam dalam ingatan. Meski berlangsung beberapa detik, tetapi sentuhan itu terasa nyata. Berbeda dari biasa, ketika Dygta hanya menempelkan bibirnya dengan wajah cengengesan. Tatapan Dygta tadi dipenuhi perasaan. Elsa tak pernah melihat Dygta menatapnya demikian. Apa yang dilakukan Dygta memanggil rahasia terbesar yang ia kubur bertahun-tahun lamanya. Elsa menggeleng, mengenyahkan ingatan itu. Ia berharap bentengnya akan selalu kokoh.

Suara notifikasi membuat Elsa bangkit, sekaligus ingin pindah ke tempat tidur. Satu pesan masuk dari Dygta membuat Elsa penasaran.

Dygta: Tidur yang nyenyak.

Dygta: Kalau takut, jangan matikan lampunya. Tutup aja wajahmu pakai selimut.

Dygta: Aku di sofa, nggak ke mana-mana.

Dygta: Sampai besok, Elsayang.

Dygta tidak meminta maaf untuk yang tadi. Elsa mengembuskan napasnya.

Dygta: El, makan dulu. Kamu pasti udah nahan laper dari tadi, kan?

Elsa mengusap perutnya. Ketika masak nasi goreng tadi, ia sangat kelaparan. Namun, hilang akibat kejadian demi kejadian yang ia alami. Nah, sekarang cacingnya mulai tak patuh, minta ia memberinya asupan.

Elsa: Nggak.

Setelah pesan terkirim dan langsung dibaca, detik berikutnya Elsa dibuat terkejut oleh panggilan telepon Dygta. Elsa enggan menjawabnya, tetapi Elsa kenal sekali Dygta Elfasya adalah orang yang gigih.

"Apa?!"

Tak ada suara di seberang telepon.

"Dygta?"

"El, makan. Perutmu bukan boneka."

"Aku lapar. Tapi aku nggak apa-apa nahan lapar daripada ketemu kamu."

"Iya iya. Makanan kamu aku taruh di dapur, ya."

"Terus kamu di mana?" Elsa memfokuskan pendengaran sebelah telinganya ke daun pintu.

Kisah Elsa (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang