❄️[23]❄️ Penjelasan yang Sia-Sia

204 44 43
                                    

Ada yang kangen Bang Bu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang kangen Bang Bu?

Kemarin Bang Buaya nggak nongol, sekarang di udah balik lagi, niih.

Selamat membaca.

❄️❄️❄️

Perutnya mual. Tubuhnya lelah. Ia bagai amatir yang melakukan pendakian gunung tanpa persiapan. Hatinya ingin tetap di kasur. Isi lambung memaksanya untuk muntah. Tanpa memikirkan kebersihan, ia muntah di tempat tidur. Matanya terbuka ketika menunduk dan mengeluarkan muntahan berbentuk air. Baunya begitu menyengat. Dari balik bulu mata ia melihat seseorang duduk di seberang ranjang yang ia tempati. Tak terpengaruh dengan aksi joroknya, pria itu bersandar dengan tangan terlipat di dada.

Siapa pun itu, terserah. Ia menarik selimut dan melanjutkan tidurnya.

Sepertinya pagi sudah datang. Matanya mulai terbuka akibat cahaya yang menyilaukan menembus kelopak. Seketika indra penciumannya aktif menghirup aroma tidak menyenangkan. Ia tak tahu itu bau apa. Ia ingin menjauh dari sumber busuk yang sepertinya berada di dekatnya. Ia sibakkan kain selimut.

"Udah sadar?" tanya suara yang amat dikenalinya.

Wanita itu, Elsa Kaitalasfha, melirik dengan enggan kepada suaminya. Memori sebelum tidur menyeruak begitu saja. Menampilkan adegan mesra lelaki itu dengan kekasihnya, calon ibu dari anaknya. Seketika emosinya memuncak. Ia merosot turun dari kasur dan menuju kamar mandi. Barulah dia sadar bahwa kamar ini bukan apartemen Dygta. Tak memusingkan hal itu, ia lantas ke kamar mandi dan mengabaikan tatapan tajam Dygta.

"Siapa laki-laki itu?" tanya Dygta, memegang pergelangan Elsa saat baru keluar kamar mandi.

Elsa tak mengerti. Ia memandang wajah Dygta yang merah dan tegang.

"Laki-laki mana?" Elsa menggulung rambut, mengikatnya tanpa karet.

Dygta mengejar dan menanyakan hal tak masuk akal itu tepat di depan Elsa.

"Laki-laki yang bikin kamu berpenampilan seperti ini!" ucap Dygta pelan dengan menggertakkan gigi.

"Nggak tahu. Lalu, meeting dengan siapa semalam?" tanya Elsa dengan nada yang masih ia kontrol.

Dygta menatapnya bingung. Wajah Elsa seakan sedang menginterogasinya.

"Meeting apa yang dilakukan di hotel dengan perempuan yang mengandung anakmu?!" Elsa berteriak dengan sekuat tenaganya. "Meeting dengan calon anakmu? Iya, Bangsat?"

Sontak wajah Dygta berubah. Seakan menghubungkan segalanya, ia bermaksud mendekati Elsa. Elsa menepis tangan Dygta yang hendak menyentuhnya.

"Semalam kamu di mana? Kamu jawab teleponku waktu di mana, Berengsek?"

Dygta terdiam.

"Sialan! Kalau tetap ingin berhubungan dengannya, jangan paksa aku menikah! Pernikahan ini memang rentan, cepat lambat pasti akan berakhir, tapi selesaikan denganku baru kembali padanya! Sialan! Bajingan, sekali bajingan tetap bajiangan! Tak bisa dipercaya!"

Kisah Elsa (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang