❄️[24]❄️ Saran Wawa

171 44 50
                                    

Selamat malam! Senang sekali part 23 bisa petcah! Makasihh atas dukungan kalian untuk cerita ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam! Senang sekali part 23 bisa petcah! Makasihh atas dukungan kalian untuk cerita ini!

Yuk lanjut lagi. Kasev akan update sampai tamat di tanggal 24 Agustus 2024.

Doakan proyek ini lancar sampai selesai yaa.

Yang mau baca cerita lain, ada cerita Pilah Pilih Pasangan di akun Kak ri3ski

❄️❄️❄️

Perang dingin telah berlangsung selama sepuluh hari. Sebetulnya yang bersikap dingin hanyalah Elsa. Ia kembali ke dirinya sebelum mengenal Dygta. Elsa yang tak banyak berbicara, sementara si buaya ekor bercabang, tetap tukang ngomong, meskipun tak ditanggapi sang istri.

Jika malam, Dygta hanya dapat melihat punggung. Jangan tanya soal bermesraan, Elsa yang tersentuh sedikit saja, langsung mengeluarkan laser dari matanya. Paling tidak, Elsa menunjukkan ekspresi marah. Dengan begitu sudah ada interaksi di antara mereka.

"Sayang. Masak apa?"

Semakin didiamkan, panggilan sayang dari bibirnya makin tumpah ruah. Bukan lagi pelesetan dari nama Elsa, kini lelaki itu betul-betul menyebut Elsa dengan 'sayang.'

'Sayang mantanmu! Buaya gatal.' Elsa hanya memaki dalam hati. Dia tahu bahwa Dygta ingin ditanggapi. Dygta memancingnya untuk bicara, debat pun sepertinya lelaki itu terima. Asal Elsa mau ngomong lagi dengannya.

"Diam aja kamu cantik, apalagi ketawa."

Elsa mudah emosi. Dari dulu tempat pelampiasan kemarahan Elsa adalah Dygta. Lelaki itu paham betul jika ocehannya mampu menaikkan suhu dalam kepala Elsa. Sudah sepuluh hari lamanya dia melakukan itu, memancing Elsa mengeluarkan amarah. Walau selalu kalah. Elsa pilih diam dibanding mereog seperti dahulu.

Dua piring nasi goreng Elsa sajikan di atas meja. Dygta mengambil botol air mineral dingin dari kulkas, serta dua gelas. Pagi ini sarapan sederhana masakan Elsa. Meskipun jarang berbicara, Elsa juga tahu diri siapa dia di rumah itu. Seorang istri tetaplah wanita yang memiliki kewajiban terhadap suami. Ia melakukan tugasnya, meski harus dipilih mana yang akan dia lakukan dan mana yang takkan dia lakukan.

"Bahan-bahan kayaknya habis. Belanja, yuk, aku temani."

Elsa mendapatkan dua kartu dari Dygta. Satu untuk keperluan hidup berumah tangga dan satu untuk kebutuhan pribadi Elsa. Elsa menggunakan yang pertama. Sementara, yang kedua dia simpan tanpa diutak-atik. Ia takkan berutang banyak apabila nanti pikirannya telah bulat untuk bercerai. Ia sama sekali tak ingin menuntut apa pun setelah berpisah.

Elsa terlalu sadar diri.

Elsa mengangguk menanggapi ajakan Dygta.

"Kamu bisanya kapan?" tanya Dygta antusias, mendapat respon baik.

Kisah Elsa (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang