❄️[27]❄️ Kehadiran Dygta

191 44 24
                                    

Lama kok, bagi Dygta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lama kok, bagi Dygta. 🐊🐊🐊

Bagian ini perlu sediain keresek. 🌚🌚

Happy reading ....

❄️❄️❄️

"Aku kira Mama benci aku."

Elsa mulai berani mengungkapkan isi kepala kepada sang mama mertua.

Mama Ayu menoyor kepala Elsa pelan. "Dan dari mana kamu kira Mama tidak benci?"

Elsa mengangkat bahunya. Lalu melanjutkan memotong bolu panas yang baru keluar dari oven. Sementara, Mama Ayu mengambil sepotong bolu dan memakannya.

"Tapi Mama aslinya memang galak, aku kira cuma ada di sinetron aja."

Mama Ayu melempar bolu di tangannya ke tempat sampah. "Heh! Menantu kurang dihajar!"

Aktris senior itu mengambil kue yang sudah dipotong Elsa beserta yang masih utuh. "Kamu tidak dibagi!"

Elsa terduduk di bangku, menatap bolu kojo yang ingin dimakannya justru disimpan dalam lemari tinggi. Mama Ayu sengaja menaiki kursi untuk meletakkan makanan itu pada rak paling atas.

"Bu, di depan ada Bapak." Mbok Dah melapor.

"Biarkan. Haruskah saya menggelar karpet merah?" Mama Ayu sewot.

"Oh, baik, Bu. Mbok Dah bilang, Ibu sibuk."

Mama Ayu mengibas pakaiannya yang bekas tepung. "Tidak perlu. Siapkan makan siang untuk Bapak. Trus lihatin itu mantu saya, jangan sampai dia memanjat ke lemari itu!" tunjuk Mama Ayu ke tempat yang sejak tadi Elsa pandangi.

"Bagi bolunya, Ma." Elsa sangat ingin memakannya. Ia mengusap perutnya yang mulai menunjukkan baby bump.

"Rasanya aneh. Bisa-bisa kamu muntah. Nanti kita beli aja."

Mama Ayu melangkah ke depan.

Elsa melirik ke Mbok Dah. Ia menunjuk lemari tempat bolu kojo idamannya

"Tolong, Mbok, ambilin."

Mbok Dah yang mendengar nada memelas ibu hamil itu tak tega. Orang tua itu menarik sebuah kursi kemudian naik ke atasnya.

"Ijin, Mbok Dah cicip dikit, Neng. Benar kata, Ibu, kalau rasanya aneh, Neng Elsa nggak usah makan." Mbok Dah langsung melahap setengah potong kue.

"Amis sekali, Neng. Mbok Dah nggak sanggup makannya."

Elsa mengambil kursi yang ia duduki. Ia tak percaya jika tidak mencobanya sendiri. Begitu kue itu menyentuh kerongkongannya, ia merasa mual saking amisnya.

"Iya, kuenya gagal." Elsa langsung berlari ke keran untuk berkumur-kumur.

Sia-sia waktunya setengah hari berjibaku di dapur.

Kisah Elsa (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang