Hello selamat malam, semuaaa. Siaaap? Siapin jiwa raga kalau ada yang bikin emosi di bawah sama keputusan mereka. Sabar. 😙😙😙
Selamat membaca.
❄️❄️❄️
Pukul dua siang dia turun kamar kos dan menaiki ojek yang sudah menanti di bawah. Topi hitam menyembunyikan wajahnya dari tatapan orang-orang. Elsa baru memakai helm di luar gang dengan terlebih dahulu melepaskan topinya. Tujuannya ke sebuah konter ponsel. Menghabiskan seluruh gaji dari Mbak Isma, Elsa telah memiliki sebuah handphone.
Elsa membeli kartu perdana yang satu provider dengan sebelumnya. Ia pun pergi ke ATM. Elsa melakukan transaksi dua kali. Pertama, melunasi tagihan rumah sakit. Kedua, mengembalikan sisa uang ke pemiliknya. Setelah itu, Elsa pulang dengan jiwa yang masih melayang.
Dalam ponsel barunya, Elsa hanya memiliki nomor Miranti dan Inara. Dua orang yang sengaja Elsa hafali kontaknya jika terjadi sesuatu dengannya di perantauan. Jemarinya segera menyimpan nomor Dygta yang baru dia dapatkan dari Inara. Satu pesan dikirimkan ke nomor itu.
Elsa: Ini nomor baru aku.
Hingga tiba waktunya bersiap ke pasar malam, pesan Elsa belum dibalas. Chat itu telah dibaca dengan tanda ceklis biru sejak beberapa waktu lalu.
"Dia pasti akan datang atau telepon begitu tahu uangnya aku ambil."
Elsa kemudian memesan ojek online. Mendung menudungi langit kota. Elsa berharap tidak ada hujan malam ini demi kelancaran jual beli stand minumannya.
"El! Buruan! Lelet amat jalannya!" panggil Wawa dari kejauhan.
Elsa menarik napas dalam, bersiap kena omel lagi.
"Maaf ya, Wa," ucap Elsa.
Malam itu penutupan pasar malam. Outlet minuman dan makanan milik Mbak Isma begitu ramai dikarenakan pengunjung yang sangat ramai. Wawa bahkan tak sempat julid kepada Elsa karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Malam terakhir mereka bekerja sampai pukul dua belas. Semua tim terlihat lelah, tetapi puas dengan hasil yang mereka dapat. Tentu saja Elsa dan yang lain mendapatkan bonus khusus untuk malam ini.
"Mbak Isma, terima kasih sudah menerimaku. Aku senang kerja bareng tim ini." Elsa menyimpan gaji malam ini ke dalam kantung jaketnya.
Suara guruh menyapa dari langit sebelah timur. Beruntung sekali hujan tak turun hingga pasar malam usai.
"Kami juga senang kerja dengan kamu, Neng. Kerjaanmu cepat dan bersih," puji Mbak Isma.
Angin bertiup lebih kencang. Mereka lekas menyimpan barang-barang dagangan. Suami Mbak Isma telah datang dan mengangsur memindahkan beberapa barang ke pikap. Mbak Isma sengaja menyelesaikan bersih-bersih malam ini agar besok dapat istirahat kemudian membuka outlet yang lain siangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Elsa (Complete)
Fiksi Umum((Tiga Bersaudara Series)) #1 Terjebak pernikahan dengan playboy, tentu saja Elsa merasa hidupnya langsung jungkir balik. Padahal selama ini Elsa dan Dygta telah berhasil mematahkan anggapan bahwa tidak ada yang namanya persahabatan di antara cowok...