Halo, halo, halo, halo semua. Elsa di sini, menghibur semua. 🎼🎼🎼
Duh, pengen nyanyi aja bawaannya, kepikiran lagu Abang El.🎤🎤🎤
Selamat malam pembacanya Neng Elsa. Apa kabarnya di awal bulan ini? Semangat, gak, semangat doong. ☘️☘️☘️ Happy reading.
❄️❄️❄️
Seturun dari kereta, ponsel yang dipegang Elsa terjatuh. Gadis itu menunduk mengambil benda yang saat ini menjadi barang paling mahal yang dia bawa. Dasar ponsel renta, jatuh sedikit saja, gawai itu menampakkan garis-garis kecil keretakan.
Elsa menghela napas pasrah. Ia harus mengganti tempered glass untuk menghindari kejadian tak terduga lain. Misalnya, ponsel itu terbentur hingga retak sampai ke LCD. Lebih baik rugi tiga puluh ribu daripada ratusan ribu. Elsa pun melangkahkan kaki dari area stasiun untuk mencari counter handphone terdekat.
Namun, tampaknya Senin menjadi hari terburuk bagi gadis berkulit sawo matang itu. Ponsel yang seharusnya memang sudah pensiun itu kini terlepas dari genggaman tangannya. Ia sempat melihat punggung seorang remaja berlari membawa ponselnya. Elsa Kaitalasfha bergeming di tempatnya berdiri. Kaki bagai terpaku dan lehernya bak dicekik sepuluh jari. Elsa memandang arah lari si gesit yang mencuri barang berharganya menjauh. Gadis bertopi hitam itu seperti kehilangan seluruh semangat untuk hidup.
Elsa nyaris jatuh karena ditabrak pejalan kaki lain. Dengan begitu, kesadarannya pun kembali. Elsa memandang ke sekitarnya. Setiap orang fokus pada diri sendiri. Tidak ada yang peduli dengan keadaan Elsa. Dan apa yang baru saja terjadi dengannya. Elsa menyingkir dari badan jalan untuk duduk di depan minimarket. Ia mengistirahatkan tubuhnya di lantai luar dari minimarket tersebut. Bibirnya pucat, tetapi Elsa tak berniat untuk masuk guna membeli air minum. Ia hanya ingin menghilang.
Perjalanannya kali ini tak membuahkan ide apa pun. Sebelumnya, ketika Elsa ingin memutuskan bekerja atau mulai berbisnis di platform online, Elsa pun melakukan perjalanan singkat juga. Selama tiga jam pulang pergi dalam kereta, Elsa sudah memiliki keputusan. Lain halnya dengan kepergian Elsa kali ini. Naik kereta dengan beban seberat 24 juta dan turun dengan kehilangan benda yang sangat berharga.
Menit demi menit berlalu, jam berganti, dan siang menjadi malam, gadis yang menyimpan cepolan rambut ke dalam topi itu berdiri dari lantai minimarket. Orang yang keluar masuk toko itu mengabaikan keberadaan Elsa. Meskipun ada yang melirik, mereka mungkin berpikir bahwa Elsa Kaitalasfha adalah seorang wanita dengan gangguan jiwa yang tengah menghitung jumlah ban kendaraan roda empat yang berlalu lalang. Wanita gila yang matanya tak lepas memandangi aktivitas kendaraan-kendaraan tersebut.
Seketika Elsa teringat dengan janjinya kepada Miranti. Elsa mengatakan bahwa Bram akan baik-baik saja. Elsa memastikan dirinya akan mendapatkan uang rumah sakit yang sama sekali tak dibantu oleh BPJS. Andai ada yang menolongnya mengurus pengobatan Elbram dengan jaminan kesehatan tersebut, ah, tapi sudah terlambat. Elsa telah membuat perjanjian dengan rumah sakit untuk melunasinya dalam waktu lima hari lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Elsa (Complete)
General Fiction((Tiga Bersaudara Series)) #1 Terjebak pernikahan dengan playboy, tentu saja Elsa merasa hidupnya langsung jungkir balik. Padahal selama ini Elsa dan Dygta telah berhasil mematahkan anggapan bahwa tidak ada yang namanya persahabatan di antara cowok...