31.Pernyataan

7 0 0
                                    

Jika jalan kita tak searah
Lalu dengan cara apa kita harus
Seiringan jalan  👣


Ella melirik ke tiga sahabat nya yang diam sedari tadi, ada yang aneh dengan tingkah mereka semua.

"Kalian kenapa? " tanya Ella penasaran

"Eh! Hah! Emang kita kenapa? " tanya Rara heran

"Gak biasanya kalian kayak gini? " mereka yang terkenal heboh apa lagi si bocil yang satu ini sedari tadi hanya diam tanpa suara

"Kak...! "

Yulia seperti ragu akan bertanya kepada mereka, sepertinya ada sesuatu yang ingin di tanyakan kepada mereka.

"Kenapa? " jawab Rara yang juga menatap penasaran kepada Yulia

"Lia... Boleh jatuh cinta gak sih kak? " mendadak semuanya terdiam mendengarkan penuturan Yulia, apa mereka tidak salah dengar si bocil ini lagi jatuh cinta, tapi sama siapa?.

Brak

Tiba-tiba Reni menggebrak meja yang mereka tempati membuat seisi kantin melihat kearah mereka dengan tatapan penasaran.

"LO JATUH CINTA SAMA SIAPA CIL...? " seakan tersadar karena teriakannya mendadak Reni menjadi kikuk dan melihat sekitarnya sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal

"Eh maaf guys, reflek gue, maaf lanjut makan nya lanjut " ujarnya dengan cengir khas nya

Reni kembali duduk dan menatap Yulia yang ada di hadapan nya dengan tatapan serius.

"Emang lo jatuh cinta sama siapa cil? " tanya Reni lagi dengan penasaran

"Anu kak itu anu.... " mendadak Yulia gelagapan mendapatkan pertanyaan seperti itu

" Jangan bilang lo suka sama.... "

"Bukan nya mereka beda agama yah? " ujar Ella membuat mereka terdiam

Rara mendekat kerah Yulia yang tertunduk mendengarkan penuturan dari Ella.

"Lia dengerin kakak, rasa suka kamu itu gak salah apa lagi rasa cinta kamu, hanya saja garis pembatas itu terlalu jelas terlihat, Tuhan kita memang satu tapi kepercayaan kita yang berbeda, kamu gak mukin kan ambil dia dari tuhan nya dan begitu pun sebalik nya kamu gak mukin kan ninggalin Tuhan kamu?, untuk bersama nya, Lia gak salah kok cinta sama dia, karena kita tidak bisa memilih kepada siapa kita akan jatuh cinta, namun Lia harus ingat satu hal jika dia jodoh Lia makah Tuhan akan punya cara yang indah untuk mempersatukan kalian, tapi jika dia bukan jodoh Lia ikhlasin perasaan itu " perkataan Rara membuat Lia terisak kecil. dia baru saja merasakan yang nama nya jatuh cinta  tapi kenapa dia harus patahati dengan begitu cepat.

Rara memeluk tubuh Yulia yang bergetar, dia tau Yulia baru merasakan perasaan ini, namun Yulia harus tau batasan, apa lagi mereka tidak akan mukin bersatu.

Reni terdiam cukup lama, menatap kosong kedepan dia tak perna berfikir ternyata rintangan itu terlalu tinggi, bagaimana dengan dirinya nanti.

Ella menatap sepupunya yang termenung dengan tatapan kosong.

"Lo juga tidak akan mukin bisa menyakat persaan itu Ren, walaupun sekuat tenaga lo mengehindar " Reni menatap kerah Ella yang juga menatap ke arah nya

"Tapi gue takut El " ujarnya senduh

"Setiap cerita harus ada awalnya ren, jika tak ada konflik dan rintangan  dalam cerita tersebut makah kita tidak akan perna mencapai ending nya,  kita jalani saja sekenario yang sudah di siapkan oleh Tuhan untuk kita " ujar nya tersenyum lembut

Reni membalas senyuman itu tak kalah lembut dia harus tetap berjalan walaupun dia lelah karena tujuannya masih terlalu jauh.

Mereka mendekat kearah Yulia yang masih terisak dan memeluknya dengan erat memberikan kekuatan pada sahabat mereka, setiap orang di kantin merasa iri dengan  persahabatan mereka.

Tanpa mereka sadari seseorang terdiam mendengarkan perkataan mereka, dan segera pergi dari tempat tersebut.

"Pulang sekolah kumpul di rumah gue " ujar Ella tanpa bantahan dia harus membicarakan sesuatu kepada mereka

Di angguki oleh semua nya , dan Yulia ikut mengaguk sambil menghapus air matanya.

_________

Reni baru saja keluar dari bilik toilet namun tanpa dia sadari seseorang mendorongnya dengan cukup kerasa hingga pungung nya membentur tembok.

"Maksut lo apa dorong gue? " uang Reni tajam

"Lo masih nanya maksud gue apa, bukanya sedari awal udah gue peringatan sama lo, kalau Gabriel itu milik gue, dan tanpa rasa bersalah lo malah pacaran sama dia, sedangkan gue yang udah ngejar dia dari kelas 10 gak perna di lirik " ujar Yosa dengan emosi di hadapan nya

"Berarti dia gak suka sama lo kak, ngapain ngejar orang yang angap lo ada aja kagak " perkataan Reni berhasil menyulut emosi Yosa

"Dasar cewek blagu radaiin ini "

Yosa menarik rambut Reni dengan sangat kuat, Reni tak bisa berkutik karena kedua tanganya di penganti oleh kedua teman Yosa.

"Aw, lepasin tangan lo dari rambut gue " teriak Reni mulai kesakitan

"Gue gak akan lepasin lo, hari ini lo akan rasain pembalasan gue karena udah berani rebut Gabriel dari gue " sentak Yosa dan kemudian membenturkan kepala Reni ke tembok toilet.

Dara segar mengalir dari dahi Reni, Yosa tidak peduli itu, dia kembali mencengkram wajah Reni dengan kuat.

"Sakit?, hahahaha gue malah bahagia lihat lo kayak gini " tawa Yosa menggelegar dalam bilik toilet dibikiti tawa puas dari kedua sahabatnya

Bukanya meringis kali ini Reni tertawa mengejek ke arah Yosa sambil tersenyum sinis.

"Lo kira dengan lukain gue kayak gini lo akan di lirik sama Abil, gak akan kak, malahan dia akan semakin jauhin lo dengan tingka lo kayak gini " lagi dan lagi Reni berhasil memancing emosi Yosa

"Diam lo sia*an!! "

"Gue gak butuh nasehat dari lo apa lagi dari cewek murahan kayak lo, dan gue pastiin cuaman gue yang akan bisa milikin Gabriel gak akan ada orang lain apa lagi lo " teriak Yosa di hadapan wajah Reni

"Gila " gumam Reni

Plak

Plak

Dua pukulan mendarat di pipi Reni kini kulit putih tersebut sudah memerah oleh bekas tamparan dan darah, bukannya kasihan Yosa malah bahagia melihat Reni yang merikuk di atas lantai toilet yang dingin.

Kedua teman Yosa saling pandan dan terdiam sebelum sura ribut dari luar mengalikan  pandangan mereka.

Pandangan Reni mulai kabur dengan kepala yang berdenyut ngilu kesadaran nya perlahan-lahan menghilang di telan kegelapan, sebelum benar-benar tak sadarkan diri Reni mendengarkan suara bising di depan toilet dan benda yang di banting kuat.

BRAK...

Surat dobrak kan pintu terdengar sangat nyaring membuat mereka seketika menegang dan pucat pasi melihat orang yang ada di depan pintu toilet.

"Apa yang kalian lakukan ? " teriak orang itu marah

"Sia*an, dasar manusia biadap " teriak orang yang berada di belakang mereka

Seketika susana di sana menjadi mencengkam, tatapan penuh intimidasi itu membuat Yosa dan kedua sahabatnya ketakutan, rasa puas dan keberanian mereka seakan sirna di telan ketakutan.

TBC

Queen Of The Tuoblemeker (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang