CHAPTER 8

384 47 6
                                    

Seperti biasa jangan lupa Vote & Comment ya  guys!!
Happy reading yorobun!!

.
.
.
.
.
"Hidup ini memang penuh dengan teka-teki bukan?"
.
.
.
.
.

"Ibu yara, I need you here. I haven't said my thanks to you yet, but why would you choose to leave me alone? Sekarang jorell bingung, jorell bener-bener bingung untuk langkah apa yang harus jorell ambil mengenai hal ini. Ibu jorell barusaja berbaikan dengan ayah. Tapi kenapa jorell harus tau fakta ini sekarang. Ibu apakah jorell tidak pantas bahagia? Ibu yara sudah bertemu dengan ratu tsafira disana? Jika sudah sampaikan maaf jorell karena sudah menjadi salah satu penyebabnya harus kehilangan nyawa dan berpisah dengan putra yang ditunggunya selama ini hiks....katakan padanya juga, jika bisa memilih maka jorell tidak akan mau terlahir sebagai duka untuk orang lain hiks..." tetes demi tetes air yang jatuh dari kedua mata yang selalu melemparkan tatapan tajam dan mengintimidasi orang lain itu mulai membasahi selembar foto yang didalamnya terdapat seorang wanita dan juga remaja yang tengah tersenyum manis, mereka adalah....jorel dan yara.

Ketika semua orang berkata bahwa hubungan keduanya hanyalah sebatas pelayan dan majikan maka jorell akan mengatakan bahwa yara juga sudah menjadi ibu yang baik untuknya, saat orang lain hanya merasa kehilangan dan menangisi keluarga mereka yang sudah tiada maka jorell kini masih menangisi pengasuhnya yang sudah tiada lebih dari 2 minggu lalu. Kesetian yang diberikan oleh yara begitu tulus sehingga berhasil membuat sang pangeran benar-benar merasa kehilangan akan dirinya.

Saat orang lain mengira bahwa pangeran ketiga itu sudah baik-baik saja, nyatanya pemuda dengan hidung runcing itu masih tenggelam akan duka yang dirasakannya. Pemuda itu.....sudah kehilangan sosok yang paling mengerti akan dirinya, sosok yang selalu menemani dan menjadi tempatnya bersandar. "Kini jorell sendiri" hanya kata tersebutlah yang terus berputar dalam memori ingatannya.

Tok...tok...tok...
Ketukan pintu beberapa kali itu berhasil membuyarkan lamunan pemuda bermata hazel itu, jorell segera bangkit dari duduknya dan menghapus kasar air matanya. Mengehela nafas pelan saat mendengar decitan pintu yang terbuka setelah diberi izin olehnya beberapa saat lalu.

"You ok?" tanya seorang pemuda yang baru melangkah masuk dan mengambil tempat persis disebelah sipemilik kamar.

Hanya anggukan yang diberikan jorell sebagai jawaban, membuat pemuda yang baru masuk menghela nafas pelan saat menyadari kebohongan yang diterimanya "people will come and go, ntah keadaan atau maut yang akan memisahkan kita dengan seseorang yang jelas kita dipertemukan tapi kita juga akan dipisahkan" ucap pemuda itu.

Jorell kembali mengangguk "Dan kita yang ditinggalkan berhak bersedih kan bang?" tanya pemuda itu.

Kini giliran sipemuda yang dipanggil "bang" mengangguk "Lo gak sendiri dek, gue disini...gue abang lo berdiri tegak disini untuk merengkuh tubuh lemah adek-adek gue yang membutuhkan gue"

"Lo gak tau apapun tentang gue, bang malik..." lirihan yang sangat menyayat hati sipendengar.

Malik menutup kedua matanya "Sejauh itukah dirinya dari adik-adiknya....atau adik-adiknya lah yang terlalu jauh melangkah" kalimat tersebut telintas begitu saja dalam pikirannya.

Terdiam beberapa saat karena hanyut dalam pikirannya, malik kemudian membuka kedua matanya dan mengangguk "Lo bener, gue gak tau apapun tentang lo dulu dan sekarang. but please teach me to recognize you, please guide me to be a good eldest for you and the others" ucap malik bersungguh-sungguh.

Jorell menggeleng pelan "I can't, gue gak bisa karena gue sendiri gak ngerti tentang apa yang gue mau. Lo udah jadi sisulung yang baik bang, tapi untuk adek lo yang pembangkang ini semua orang akan terlihat salah dimatanya" ucapnya pelan "Karena kelahiran kita salah, bahkan gue mulai membenci diri gue sendiri karena terlahir dari kesalahan" sambung sipemuda bermata hazel didalam hatinya.

He's The Hidden Prince || ComplateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang