Selamat membaca semua...
Jangan lupa Vote & Coment disetiap paragraf yaa!!
Warning‼️
Part lumayan panjang dan mengandung unsur kekerasan‼️.
.
.
.
.
"Ayah..."
.
.
.
.
.Brugghh...
"Shit" umpat Jorell ketika pemuda itu mendarat dengan kaki kanannya terpelekok hingga menimbulkan sakit yang luar biasa.
"Siapa disana!?" terdengar teriakan salah seorang yang berjaga.
Jorell dengan cepat mengambil sebuah batu, lalu melemparkan batu tersebut kearah berlawanan. Saat pemuda itu melihat para penjaga sedang sibuk dengan batu yang ia lempar, pemuda itu lantas bergegas berlari dengan sedikit kesusahan karena kakinya yang sakit.
Jorell terus berlari dengan kesusahan, sambil berusaha menghindar dari setiap penjaga yang ingin menangkapnya.
Sedangkan diruang tempat penyekapan, terlihat Aldenour dan Jeremmy yang telah kembali. Bahkan kini keduanya sudah memegang sebuah Pedang panjang.
"Bagaimana, David? Siapa yang sekiranya harus merasakan pedang ini terlebih dahulu?" tanya Aldenour.
Davidson menggeleng "Tidak satupun dari putra ku Ayah. David. David yang harus merasakan pedang itu"
Tawa Aldenour mengudara "Apa kamu berfikir saya akan membunuh mu begitu saja? Tidak David, saya tidak suka melihat orang yang saya benci mati dengan tenang" ucapnya.
"Raja-"
"Diamlah, aku tak suka mendengar suara mu" ucap Davidson memotong ucapan Youanna.
"Apa anda tidak menyesal sudah membunuh putra anda sendiri?" tanya Jemian tiba-tiba.
Aldenour mengerang marah "Dia bukan putra ku, lalu untuk apa aku menyesal?"
"Tapi anda yang sudah membesarkannya"
"Dia hanyalah Anjing yang tidak tahu diri" balas Aldenour.
Jeremmy menyerngit bingung "Siapa yang kalian maksud-"
"Jangan ikut campur Jeremmy, tugas kamu hanya ketika Kakek memberi mu perintah" sela Aldenour.
"Kenapa? Kenapa dia tidak boleh ikut campur?" tantang Hugo.
"Karena. Ini. Bukan. Urusannya." Aldenour menekan setiap kata yang ia ucapkan.
"Kenapa ini bukan urusannya? Ini tentang Ayahnya, tentu ini adalah-"
"DIAMLAH JEMIAN!" teriak Aldenour marah.
Bukannya merasa takut, Jemian malah menyeringai saat berhasil memancing amarah Aldenour.
"Diamlah dan tunggu sampai giliran mu untuk mati" sambung Aldenour.
"Aku masih terlalu muda untuk mati" ucap Jemian.
"Saya tak perduli".
"Aku-"
"Tak bisakan kamu menyuruh anak haram mu itu untuk diam, David?" ucap Aldenour kesal.
"Emang kalau urusan ngulur waktu, kita gak perlu meragukan Bang Jem sama Bang Hugo" bisik Cedric pada Jerrol yang kebetulan berada disebelahnya.
Jerrol mengangguk "Tapi gue gak yakin kalau kita bakalan selamat" bisik Jerrol balik.
"Kita harus percaya sama Bang Al"
"Gue ragu...maksudnya, setelah apa yang Ayah dan Bunda perbuat...rasanya beneran gak mungkin kalau Bang Al mau bantuin kita" bisik Jerrol, mengutarakan keraguannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's The Hidden Prince || Complate
AcakKebencian terus tumbuh bersama dengan tumbuhnya pemuda yang merupakan seorang pangeran yang disembunyikan. Pangeran yang dulunya selalu menjadi anak yang penurut itu kini berubah menjadi seorang remaja yang tak mengenal kata maaf untuk siapapun term...