Selamat membaca semua...
Jangan lupa Vote & Coment disetiap paragraf yaa!!.
.
.
.
.
"Sakit"
.
.
.
.
.Brughh...
Tsukkk...
"JOREL!/ABANG!" teriak seluruh orang diruanngan tersebut ketika pedang yang dipegang oleh Jeremmy dengan mulus dan tanpa rasa segan menembus dada Jorell dan langsung menancap tepat dijantung pemuda itu.
Sedangkan Jorell menutup matanya, menikmati sensasi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Davidson yang kembali menghiraukan rasa sakitnya sendiri dengan cepat bergerak kembali mendekat, didorongnya kuat tubuh Jeremmy yang masih membeku ditempat dan dengan perlahan menarik kembali pedang yang menancap dijantung putranya.
Pedang itu ditarik keluar bersamaan dengan keluarnya serpihan Kristal berwarna biru terang, namun cahayanya tak bertahan lama. Cahayanya meredup bersamaan dengan Jorell yang memuntahkan darah dari mulutnya dan tubuh pemuda itu yang seketika jatuh begitu saja.
Aldenour menggeleng lalu mendekat, "Tidak, kenapa Kristalnya keluar. Dia baru sekali mengembalikan Jantung cucuku, kenapa? Harusnya masih ada waktu satu kali lagi" ucapnya sambil mengutip serpihan kristal tersebut.
Davidson terdiam, dengan kepala yang memutar kembali memori dimana Jorell menancapkan sebuah pedang tepat pada jantungnya juga. Menjadikan kesempatan Kristal itu untuk menyelamatkan nyawanya habis.
"A-ayah, kristalnya sudah berkerja sesuai dengan apa yang ditakdirkan. Dia sudah pernah mengembalikan detak Jantung Jorell beberapa waktu lalu" ucap Davidson penuh penyesalan.
"Bunda..." lirih Jorell.
Merasa dirinya dipanggil, Youanna dengan cepat memangku kepala Jorell dan membawa tubuh pemuda itu kedalam dekapannya.
"Iya sayang, Bunda disini. Sama Jorell" ucap Youanna penuh ketakutan.
Namun Jorell hanya melirik Youanna sekilas, lalu menggeleng. "B-bukan Bunda Ratu, tap-pi Bunda Tsafira" gumam Jorell.
Youanna menggeleng dengan keras, "Gak. Gak, Jorell gak boleh liat kemanapun, ya? Liat Bunda, i-ini Bunda, sayang" ucap Youanna semakin merasa ketakutan, wanita itu berusaha mengalihkan pandangan Jorell yang terus melihat kearah yang tak ada satu orangpun disana. "David, tolong panggil Jorell. Jangan biarkan Tsafira membawanya. Hugo, Jemian kalian paling dekat dengan Jorell, ayo bantu Bunda untuk membuatnya tetap disini. Cedric, Jerrol jangan cuma nangis ayo bantu Bunda hikss. Malik, Rey kalian yang paling tua, pasti Jorell bakalan dengeri kalian. Kenapa kalian semua diam aja?! AYO BANTU BUNDA!" ucap Youanna, tanpa sadar menaikkan nada bicaranya diakhir kalimat.
Seolah baru tersadar setelah mendengar teriakan Youanna, Davidson, Aldenour, dan para pangeran baru bergerak dengan cepat untuk mendekat.
Mengerumuni Jorell yang terus menatap pada sisi yang kosong disudut ruangan. Disana, pemuda itu melihat Tsafira yang melambai kearahnya dan beberapa kali memanggilnya.
"B-bunda R-ratu, Bunda Tsafira m-manggil Jorell" adunya pada Youanna.
Tangis Youanna semakin pecah, "Tidak, bilang sama Bunda Tsafira kalau Bunda gak izinin Jorell dibawa. Bunda masih mau Jorell disini, sama Bunda hikss".
"J-jorell b-bingung..." lirihnya.
Davidson datang dengan mengabaikan rasa sakit yang terus menguasi kepala, digenggamnya tangan Jorell yang semakin kehilangan kesadaran. "Jorell gak perlu bingung, Jorell cukup lihat Ayah. Jangan lihat Bunda, ya? Jorell, Ayah disini bukan disana" ucap Davidson berusaha menarik kepala Jorell untuk menghadap dirinya. Namun sang putra tetap memutar kepalanya dan terus melihat ketempat yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's The Hidden Prince || Complate
RandomKebencian terus tumbuh bersama dengan tumbuhnya pemuda yang merupakan seorang pangeran yang disembunyikan. Pangeran yang dulunya selalu menjadi anak yang penurut itu kini berubah menjadi seorang remaja yang tak mengenal kata maaf untuk siapapun term...