BAB 8

4.9K 350 4
                                    

Bel istirahat kedua berbunyi. Sebagian besar murid Dharma Yudha berhamburan keluar kelas, namun ada beberapa yang memilih tetap tinggal di ruang kelas. Tujuan utama para murid saat ini adalah kantin sekolah yang terletak di pinggir lapangan basket outdoor dan lapangan futsal.

Dharma Yudha memiliki segudang fasilitas penunjang bakat dan minat para siswanya. Selain lapangan basket outdoor dan futsal yang terletak di belakang, mereka punya kolam renang berstandar internasional, gedung olahraga indoor dengan lapangan basket yang juga berstandar internasional di dalamnya, arena memanah, lapangan tenis dan badminton, bahkan hall luas di gedung terpisah dekat kolam renang yang biasa digunakan oleh klub dance dan anak-anak balet berlatih.

Tidak hanya itu, Dharma Yudha juga memiliki arena panjat tebing dengan beberapa tingkatan, letaknya ada di samping gedung olahraga. Di luar fasilitas yang mendukung minat aktivitas olahraga para siswanya, Dharma Yudha juga menyediakan berbagai macam fasilitas lainnya bagi siswa yang tidak tertarik bermain keringat.

Ada berbagai macam ruang laboratorium yang lengkap. Mulai dari lab biologi yang dilengkapi rumah kaca penuh aneka tumbuhan, lab fisika dan matematika, lab kimia, sampai lab bahasa. Selain itu terdapat ruang musik yang lengkap dengan peralatannya, juga ruang kesenian yang menjadi ruangan paling luas di sekolah.

Apapun hal yang diminati oleh para siswa, sekolah menyediakan wadah terbaik untuk menampung dan mengelolanya. Perpustakaannya saja nyaris setara dengan perpustakaan kota dengan ribuan buku yang selalu up to date dan terawat baik.

Dharma Yudha hanya memiliki satu kantin. Tapi jangan salah, bangunan penuh jajanan itu membentang dari ujung lapangan basket outdoor sampai ujung lapangan futsal. Ditambah, bangunan tersebut memiliki dua lantai yang penuh dengan tenant catering terpilih. Menjajakan aneka makanan, minuman, dan kudapan yang menggugah selera.

Untuk membeli sesuatu di kantin, penghuni Dharma Yudha tidak bisa menggunakan uang tunai. Ada sebuah kartu kantin khusus yang mirip dengan kartu e-money yang digunakan sebagai alat transaksi jual-beli.

Kartu tersebut diisi sesuai dengan kemauan pemiliknya dan tidak bisa digunakan selain di Dharma Yudha. Berlaku di seluruh lingkungan sekolah, entah itu di kawasan SD, SMP, maupun SMA. Kartu tersebut bisa diisi ulang saat pembayaran uang sekolah, atau melalui mesin top-up yang berada di kantin dan dekat kantor Tata Usaha.

Sementara teman-temannya satu-persatu meninggalkan kelas, Amora masih duduk manis di kursinya, memperhatikan Samara yang memasukkan tabletnya ke dalam laci meja. Sedari pagi tadi mereka belum saling bercakap.

Samara memang terkenal sebagai anak yang pendiam di kelasnya. Gadis itu anak bungsu dari keluarga Wyasa, salah satu keluarga pemilik firma hukum yang terkenal seantero negeri.

Saat kelas satu, Amora juga satu kelas dengan Samara. Mereka tidak pernah bertegur sapa, hanya saling tau nama masing-masing. Amora dan Samara sama-sama tidak memiliki teman dekat di kelas. Samara yang lebih suka menyendiri dengan buku atau tablet dan laptopnya, sementara Amora yang sibuk dengan banyak persiapannya mengikuti kompetisi satu ke kompetisi lainnya.

Keduanya sama-sama murid berprestasi, secara bergantian menduduki peringkat satu dan dua. Hanya saja Samara tidak seambisius Amora yang selalu menemukan perlombaan untuk diikuti. Teman sebangku Amora itu lebih sering berpartisipasi dalam lomba-lomba menulis essay atau cerita-cerita fiksi maupun non-fiksi.

Lain dari Amora yang senang mencoba berbagai macam hal baru. Ia sudah pernah mengikuti kompetisi Sains, Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Italia, Sejarah, bahkan sampai kompetisi recital piano dan lukisan. Papi Amora sebenarnya tidak perah menuntut putrinya macam-macam. Alan mencintai putri semata wayangnya apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihan gadis itu.

FIX YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang