Besoknya, Amora tidak masuk sekolah. Padahal baru sehari ia kembali memakai seragam setelah izin selama dua pekan menemani Alan ke Swiss. Tapi mau bagaimana lagi, rasa nyeri di tangannya tidak juga hilang sampai malam hari.
Alan akhirnya memutuskan untuk memeriksakan kondisi tangan Amora ke rumah sakit paginya. Untung hasilnya tidak ada yang serius.
Rasa nyeri yang Amora rasakan wajar terjadi karena belum ada satu bulan gadis itu menjalani operasi patah tulang. Ditambah lengannya sempat terbentur pinggiran kursi kemarin, jadi rasa nyeri itu bertambah berkali lipat.
Dokter meresepkan beberapa obat baru yang harus Amora habiskan dalam waktu satu pekan ke depan. Sementara ini dokter juga melarang Amora melakukan kegiatan yang berat juga menghindari gerakan-gerakan yang membuat tangan kanannya tertekan, terjepit, atau menahan beban.
Sementara itu, di Dharma Yudha, gosip tentang Narendra—sang pangeran sekolah, yang sedang dekat dengan si ratu bully—Amora, secara tiba-tiba, semakin santer terdengar. Lalu, sebuah rumor baru tentang suasana tidak menyenangkan sedang meliputi kumpulan pertemanan Allister, juga menjadi trending topic di kalangan para murid.
Ada yang bilang, beberapa orang tidak sengaja melihat Hana, Allister, Narendra, dan Amora sedang bersitegang di koridor kelas sebelas kemarin saat pulang sekolah. Meski tidak ada yang tau apa yang mereka bicarakan, tapi sepertinya kejadian itu bisa menjadi dasar aura permusuhan di antara Allister dan Narendra.
Iya, sebenarnya hanya dua laki-laki tampan itu yang kelihatan sedang memiliki masalah. Bara, Hana, dan Gia hanya ikut terseret saja karena mereka sering menghabiskan waktu bersama.
Oh, tapi tidak dengan hari ini.
Pengunjung setia kantin hari ini menyaksikan sendiri kalau Allister hanya menikmati makan siangnya ditemani oleh Hana dan Gia. Sementara batang hidung Narendra maupun Bara tidak ditemukan di manapun. Padahal biasanya tiga laki-laki tersebut selalu duduk bersama di kantin saat istirahat kedua.
Hari ini juga rupanya Amora tidak masuk sekolah. Absennya gadis itu semakin menambah bumbu pada menu gosip anak-anak Dharma Yudha. Karena biasanya kalau gadis dingin itu sudah adu urat dengan Allister dan Hana, orang yang keesokan harinya tidak masuk sekolah adalah Hana yang selama ini selalu menjadi korban.
Nah, tumben-tumbenan kali ini malah Amora yang tidak hadir di sekolah.
"Serius, deh, kemarin ada apa, sih, sama lo, Al, Hana, juga Mora?" Bara yang tidak kalah cluelessnya dari murid lain, menuntut jawaban dari Narendra yang asyik rebahan di sebelahnya.
Mereka siang ini lebih memilih nongkrong di taman rooftop daripada berdesakan dengan murid-murid yang meluber di kantin. Siang-siang terik begini biasanya area rooftop sepi dari kunjungan.
Siapa pula yang lebih milih berjemur di bawah matahari yang sedang panas-panasnya kalau mengunjungi tempat terbuka itu?
Meski ada sedikit sudut yang teduh dekat pintu rooftop karena tertutup kanopi, tetap saja hawa panas di sana tidak lebih nyaman dari kantin atau ruangan lainnya dalam gedung sekolah yang berpendingin udara.
Bara dan Narendra menempati sudut teduh tersebut setelah menyeret dua buah bean bag sebagai alas mereka bersantai. Tidak mereka pedulikan angin kering yang sedari awal berhembus bukannya membawa kesejukan, melainkan membuat mereka semakin gerah.
"Jawab, kek. Gue kemarin udah susah payah bawain kursi roda buat princess lo dari UKS ke lantai dua, lho!" sungut Bara kesal, teringat kejadian kemarin yang berhasil membuatnya banjir keringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIX YOU
Teen FictionAmora cinta mati dengan Allister. Tidak, lebih tepatnya, ia tergila-gila dengan lelaki populer di SMA-nya tersebut. Segala cara Amora lakukan untuk mendapatkan Allister. Termasuk, merundung seorang siswi beasiswa bernama Hana yang mendapat perhatian...