Sesuai rencana, Amora dan teman-temannya juga Narendra, akan pulang ke Indonesia pagi ini. Semua orang telah siap berangkat menuju bandara sejak subuh.
Gou dan Ren mengemas banyak sekali oleh-oleh untuk mereka. Saking banyaknya, sebagian besar dari oleh-oleh tersebut akhirnya dikirim melalui ekspedisi paket tercepat ke rumah Amora.
Samara bahkan membeli sebuah koper kabin baru untuk memuat belanjaannya selama berada di Hokkaido. Ia sempat kalap saat berbelanja bersama Amora. Apalagi Amora juga banyak membelikan Samara barang-barang bagus yang tidak kuasa ia tolak.
Ren dan Galen mengantar rombongan kecil adik-adik mereka menuju bandara. Mereka berpisah dengan drama kecil antara Bara dan Galen yang sudah lengket sekali selama menghabiskan beberapa hari liburan bersama.
"Pokoknya lo harus sering-sering chat gue, ya, Bang," pesan Bara sebelum mereka menuju pintu keberangkatan.
"Lo juga harus sering-sering nongkrong bareng gue nanti di Jakarta," balas Galen tak kalah dramatis.
Percakapan mereka berdua tentunya mengundang tatapan aneh dan geli dari semua orang. Apalagi saat Bara memberikan pelukan perpisahan pada Galen. Seseorang sampai ingin berseru "huek" keras-keras.
Ya, siapa lagi kalau bukan Samara orangnya.
Berhasil memisahkan Bara dan Galen secara paksa, mereka akhirnya bisa memasuki area check-in bandara.
Penerbangan kali ini terasa berbeda bagi Amora. Suasana menjadi lebih ramai, berbeda saat ia hanya pergi berdua dengan Samara saat berangkat menuju Hokkaido.
Momen yang mereka habiskan bersama selama beberapa hari belakangan benar-benar membuat semua orang lebih dekat. Amora tidak menyesal sama sekali menawari Samara untuk liburan bersama di kampung halaman maminya.
Ia juga merasa berterima kasih pada Narendra yang tanpa sepengetahuannya mengajak Bara dan Allister ikut serta menikmati hari-hari terakhir liburan sekolah mereka di rumah Gou.
Yah, walaupun hubungan Amora dan Allister kini malah terasa lebih canggung dari sebelumnya.
Laki-laki itu beberapa kali kedatapan menatap Amora lama, dengan sorot mata yang tak terbaca, membuat Amora sedikit tidak nyaman.
Apakah selama liburan bersama ini, tanpa sadar Amora melakukan kesalahan lainnya pada Allister?
Rasanya tidak. Amora bahkan memastikan dirinya lebih banyak menghabiskan waktu dengan Narendra ataupun Samara dan menjaga jarak dengan Allister.
"Kursi lo di tengah bareng Naren, ya?" bisikan Samara dari sisi kiri berhasil membuyarkan pikiran Amora.
Mereka saat ini sedang menunggu panggilan boarding di Royal Lounge Bandara New Chitose. Penerbangan kelas bisnis yang dipesan oleh Gou membuat mereka bisa menikmati fasilitas lounge mewah sembari menunggu pesawat siap.
Kelima remaja tersebut duduk melingkar di sofa besar yang disediakan, terdapat beberapa jenis camilan dan minuman yang hampir habis di atas meja.
"Iya, kenapa, Sam? Lo mau tukeran sama gue?" Amora balik bertanya, membuat dahi Samara berlipat-lipat.
Apa-apaan tawaran itu?
"Bercanda lo? Ogah banget gue duduk sebelahan sama Naren," Samara menggerutu sementara Amora terkekeh kecil.
"Iya-iya, gue cuma bercanda, Sam," kata Amora dengan sisa tawanya.
Samara menggeser duduknya lebih dekat lagi dan membisikkan pertanyaan lain. "Gue nggak sebelahan sama si Barbar, kan, Ra?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FIX YOU
Teen FictionAmora cinta mati dengan Allister. Tidak, lebih tepatnya, ia tergila-gila dengan lelaki populer di SMA-nya tersebut. Segala cara Amora lakukan untuk mendapatkan Allister. Termasuk, merundung seorang siswi beasiswa bernama Hana yang mendapat perhatian...