12. Rule Playing Game

47 26 17
                                    

"Dis-diskotik? Dengan cowok?" ucap Keysha membelalak syok. Namun, dia kembali tertawa kecil. "Siapa yang ke diskotik dengan cowok? Aku tidak pergi ke Tracey Clubbing kok ..."

Oopss ... bodohnya aku!!

"Nah ketahuan, kan! Lo pergi ke diskotik dengan Leon, kan?" Seira kembali memojokkan Keysha.

"Aku tidak ke sana." bantah Keysha.

"Keysha, kamu pergi ke diskotik ngapain?" tanya mom penuh intimidasi.

"Maaf, Mom ... itu karena Keysha mau mencari seseorang di sana ..."

"Sejak kapan kamu berurusan dengan orang di tempat seperti itu?"  wanita baru baya itu terlihat murka.

"Sejak aku dituduh membawa kaset— ... sudahlah, Keysha tidak mau membicarakannya sekarang. Aku capek, Mom."

Keysha berniat meninggalkan mereka. Namun langkahnya terhenti ketika wanita paruh baya itu menahannya.

"Tunggu! Tadi guru BK-mu menghubungi mom. Dan mom disuruh datang ke sekolahan besok. Apa yang telah kamu perbuat, Key?"

"Keysha dituduh bahwa kaset terlarang. Dan Keysha juga nggak tahu kenapa kaset itu bisa ada di dalam tas Keysha." ucap Keysha jujur.

"Siapa yang menjebakmu? Kurang kerjaan banget ..."  sela Seira.

"Aku juga tidak tau. Tapi yang jelas itu bukan milikku. Aku capek. Aku mau tidur." Keysha meninggalkan ruangan itu dan langsung masuk ke kamarnya. Beberapa kali dia juga mengabaikan panggilan mommy-nya.

**

"Ujian itu seperti rule playing game. Kalaupun lo gagal, lo masih punya kesempatan mencobanya lagi."

Leon memberikan wejangan saat mengajari Keysha belajar di taman belakang sekolah usai semua kelas hari ini berakhir.

"Jadi dapat nilai C-pun tidak masalah. Lo masih punya kesempatan untuk memperbaikinya." imbuhnya lagi.

Rule playing game? Itu berarti aku harus bagaimana? Aku masih belum bisa mencerna saran dari Leon. Ahh, sudahlah aku nggak tahu.

"Leon, kemarin itu mobil siapa tanya?" celutuk Keysha membuat pemuda itu langsung beralih menatapnya dingin.

"Ini jam belajar! Jadi fokuslah!" tegas Leon tanpa toleransi.

"Oke deh ..." Keysha menjawab lesu.

Keisha membuka buku kimianya dan berpura-pura membacanya. Karena Keysha benar-benar sedang malas untuk belajar. Tuh dia juga nggak punya cita-cita untuk jadi Profesor. Jadi ngapain juga belajar kimia, pikirnya seenak jidatnya sendiri.

"Lo bisa lebih serius nggak sih?!" geram Leon karena melihat Keysha yang sedang memainkan kakinya.

"Iya-iya ..." kata Keysha kesal.

Lihat aja suatu saat nanti aku akan masuk peringkat 10 besar paralel dan menyaingi Leon! Hehehe ... kira-kira impianku ketinggian tidak ya?

"Leon, udah dulu ya! Kita istirahat dulu yuk! Gue udah laper nih."

Keysha memegangi perutnya yang sudah keroncongan.

"Oke, tapi lo harus mengerjakan 1 soal dariku dulu!" Leon memberikan bukunya kepada Keysha.

Di situ sudah ada sebuah soal yang pendek, tapi mungkin jawabannya bisa satu buku!

Aduh, aku kan sedang lapar! Mana mungkin aku bisa mengerjakan soal dalam keadaan lapar seperti ini? Dasar, Leon!

"Leon, soalnya aku kerjakan nanti ya! Sekarang kita makan dulu ya! Cacing-cacing di dalam perutku udah pada konser nih! Boleh ya ..." bujuk Keysha.

"Nggak bisa! Lo harus belajar disiplin!" tegas Leon.

"Tapi kan gue belum makan sore ..." rengek Keysha memelas.

"Memang ada istilah makan sore ya?"

"Ada dong! Di Belanda aja ada!" Keysha menyauti tak mau kalah.

"Lo boleh makan, asalkan soal ini sudah selesai kau kerjakan!"

Huft, keras kepala banget sih?! Bagaimana ya? Aku udah laper banget nih.

" Leon, ayolah ... lo mau tanggung jawab kalau gue sampai mati kelaparan?"

"Tetap tidak boleh! Bagaimana bisa berubah kalau kau saja tidak mau berubah! Berubahlah mulai dari hal yang kecil!"

"Iya deh. Tapi entar aja ya aku berubahnya. Terserah kamu deh kau menyuruhku berubah jadi apa aja. Power Rangers, Katy woman, Supergirl atau apalah terserah kamu deh!" Keysha nyengir lebar. "Tapi kita makan dulu ya! Aku janji deh, habis makan akan kukerjakan soal darimu itu! Oke?"

Leon terdiam menatap Keysha kesal.

"Aku deh yang traktir!" bujuk Keysha lagi.

"Di dalam kamusku, tidak pernah ada yang namanya aku itu ditraktir dan dibayarin sama cewek!" tegas Leon.

$Iya deh, terserah kamu. Tapi di dalam kamusku, kalau perut udah keroncongan, itu tandanya harus segera makan. Ya udah let's go to get some foods!"

Keysha menarik tangan Leon dan menggiringnya pergi ke kantin sekolah.

Keysha dengan lahap memakan 2 mangkok bakso dan jus melon. Sedangkan Leon hanya meminum jus jeruk saja.

"Apa kamu nggak laper?" tanya Keysha sambil memasukkan sebuah bakso ke dalam mulutnya.

"Aku nggak lapar!"

"Kenapa? Enak loh!"

"Aku harus menjaga pola makanku dan memperhitungkan semua kalori yang masuk ke dalam tubuhku!"

"Hmm? Diet ya? Untuk apa melakukan hal bodoh seperti itu? Nggak ada gunanya!" timpal Keysha.

Disaat Leon ingin mengatakan sesuatu, Keysha langsung memasukkan sebuah bakso ke dalam mulut Leon. Dan hal itu sempat membuat Leon marah-marah.

"Enak kan baksonya? Aku pesenin mau?" Keysha kembali menawarkan dengan wajah polosnya.

"Nggak!! Dan jangan melakukan hal bodoh lagi!" tegas Leon.

"Misalnya?"

"Yaa ... menyuapiku seperti tadi. Lo pikir gue anak kecil apa?!"

"Bukan hanya anak kecil yang melakukannya, tapi para pasangan juga melakukannya kok." jawab Keysha santai dan polos.

"Tapi kita bukan pasangan! Kita tidak pacaran!" bantah Leon.

"Iya-iya. Aku tahu. Maaf deh ..."

"Tadi gue lihat mommy lo datang ke sekolahan."

"Hhm. Aku juga tahu kok. Dan sekarang aku tidak peduli lagi.

GUBRAKKK!!

Tiba-tiba ada seseorang yang mendobrak meja makan mereka.

Never Ends ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang