10. Dijebak

53 27 21
                                    

"Maaf, Bu tapi itu bukan milik saya. Dan saya juga tidak tahu bagaimana kaset itu bisa ada dalam tas saya." ucapkan Keysha membela diri.

"Bohong! Jelas-jelas itu adalah kasetmu! Dan lo yang nyuri bukuku!" tuduh Bunga.

"Wah, jangan-jangan itu kaset nggak bener. Idih, Keysha ... pantas aja nilaimu selalu dapat C. Tontonannya aja kayak gitu." timpal Jennita.

"Kasihan banget! Kedok cupu lo kini  terbongkar sekarang!" Natasha tersenyum penuh kemenangan.

"Barang ini ibu sita untuk bukti! Sekarang kamu ke ruangan saya dan bawa buku poin kamu!" kata Bu Firza lalu meninggalkan kelas.

"Ini pasti ulah kalian, kan?! Kalian yang menaruh buku Bunga dan kaset itu di dalam tas gue, kan?" geram Keysha.

"Enak aja main tuduh! Lagian nggak ada bukti! Udah sana mending lo nemuin Bu Firza!" Natasha mendorong tubuh Keimysha.

**

Ruangan BK

"Ibu sudah memeriksanya. Dan ternyata ini adalah kaset poorno! Kenapa kamu membawa barang seperti itu ke sekolahan? Padahal kamu tahu bukan aturan di sekolahan ini?" tegas Bu Firza.

"Kamu ini seorang pelajar! Tidak pantas menonton film seperti itu. Ibu akan panggil orang tua kamu!" tegas Bu Firza.

"Bu, itu bukan milik saya." Keysha berusaha membela diri.

"Kalau bukan milik kamu, kenapa bisa ada di dalam tas kamu?"

"Saya juga tidak tahu, tapi saya akan buktikan jika saya tidak bersalah. Boleh saya minta kaset tadi, Bu?"

Bu Firza menyodorkan kaset itu. sm

"Saya minta waktu 3 hari, Bu. Dan saya akan buktikan jika kaset ini bukan milik saya."

"Baik. Jika dalam 3 hari kamu tidak bisa membuktikannya, ibu akan menghukum kamu! Sekarang kamu boleh keluar!"

"Baik, Bu."

Keysha meninggalkan ruangan BK.

Di tengah kebingungannya, tiba-tiba saja seseorang datang menghampirinya.

"Hai, manis!" sapanya.

Eh siapa yang ngomong barusan ya?

Keysha tersadar dari lamunannya dan melirik ke sebelah. Terlihat wajah malaikat sedang tersenyum manis padanya.

"Lemas banget lo! Ada apa lagi? Ada masalah lagi?" ucapnya seakan sudah bisa membaca suasana hati Keysha

"Gue dijebak sama ular kob ... uhm ... maksud gue ... Natasha dan teman-temannya."

Keysha tidak percaya akan menceritakan masalahnya kepada Leon. Padahal selama ini Bunga menyukai Leon.

"Dijebak bagaimana? Lo bodohh banget sampai bisa dijebak?" Leon tertawa kecil, membuat Keysha kesal.

Leon sialan!! Dia itu berniat membantuku nggak sih?! Menyebalkan!!

"Nanti jam 5 sore gue tunggu di Kafe Bucin!" ujar Leon beranjak dari duduknya.

"Hah, mau ngapain?"

"Lo mau nggak lepas dari tuduhan itu?" ujar Leon.

"Ya jelas mau dong!"

"Makanya datang!" Leon kembali melenggang dan melambaikan tangannya.

**

Seperti yang telah dijanjikan, sore itu Keysha mendatangi Kafe Bucin untuk menemui Leon.

"Sorry, gue telat."

Ucap Leon setelah sampai.

"Iya nggak papa kok." ucap Keysha terdengar santai. Padahal jelas-jelas dia sangat kesal. Karena menunggu adalah hal yang paling dia benci. Tapi dia menahan amarahnya, karena kali ini Keysha membutuhkan bantuan Leon. Dan dia merasa beruntung karena Leon mau membantunya m

"Lo bawa kasetnya?" tanya Leon.

Keysha menyodorkan sebuah kaset kepada Leon. Leon memeriksa kaset itu dan menelisiknya.

"Sepertinya tidak asing ..." Leon masih saja memeriksa fisik kaset tersebut. "Labelnya sih dari di Planet movie."

"Lalu siapa pelakunya?" tanya Keysha.

"Ya mana gue tau! Emang gue karyawan disana!"

"Yahhh, percuma saja dong!"

"Siapa bilang percuma?! Lo mudah banget nyerah sih?!" ketus Leon melirik gadis itu.

"Terus kita harus gimana?" tanya Keysha tampak putus asa dan tidak bersemangat.

"Kita? Lo aja kali!" Leon tertawa kecil.

"Huh!! Kamu itu emang menyebalkan ya!"

"Ya udah kita cabut sekarang!"

"Mau ke mana?"

"Nanti juga lo tahu!"

Leon membawa Keysha ke sebuah toko kaset dan mereka menemui petugas toko yang cantik dan seksi. Dandanannya sangat menor seperti badut saja. Itulah pemikiran Keysha. Karena pada dasarnya, gadis ini memang tidak suka memakai riasan berlebihan.

"Maaf ada yang ingin saya tanyakan." kata Leon kepada gadis itu.

"Iya kami siap melayani anda." sahut gadis itu ramah.

Leon mengeluarkan kaset dari saku celana borjunya.

Heran deh ... kok muat ya? Jangan-jangan itu celana impor dari Jepang dan udah pesan ke Doraemon?

Batin Keysha mulai berpikiran konyol.

"Apa ini kaset ini berasal dari toko ini?" tanya Leon.

Gadis itu memeriksanya, "Iya kaset ini memang berasal dari toko kami."

"Kalau boleh tahu siapa yang membelinya?" tanya Leon.

"Oh saya kurang tahu. Karena pengunjung dan pembeli di toko kami sangat banyak."

"Ayolah! Kita benar-benar harus tahu!" kata Keysha memohon.

"Maaf, tapi saya tidak bisa membantu."

"Kalau begitu terima kasih." Leon menarik tangan Keysha keluar dari toko itu.

"Bagaimana ini, Leon?" tanya Keysha dengan wajah kusut.

"Gue lapar! Lo ada cemilan?"

Bukannya segera menyelesaikan masalah, kini Leon malah berkata demikian hingga membuat Keysha melongo lebar.

Keysha sempat syok menghadapi pemuda unik itu. Namun dia juga lekas mencari sesuatu di dalam ranselnya. Dia memberikan sebungkus makanan ringan untuk Leon.

Namun tidak sengaja dia juga menemukan sebuah lipatan kertas di dalam tasnya. Keysha mengambil dan membukanya.

TRACEY CLUBBING
MEMBER CARD
027XXXX
BLACK DRAGON

Leon merebut kertas itu dari Keysha.

"Apa ini? tanyanya sambil memakan keripik kentangnya.

"Gue juga nggak tahu. Ini bukan milikku." ujar Keysha.

"Jangan-jangan ... ini ada hubungannya dengan kaset itu?" Leon membaca baca lagi lipatan kertas itu yang terlihat seperti sebuah member card.

"Black Dragon? Siapa ya dia?" gumam Leon beralih menatap Keysha.

Keysha hanya mengangkat bahunya karena juga tidak mengerti.

"Oke, kita harus ke Tracey clubbing sekarang!" Leon menarik tangan Keysha dan menaiki mobilnya lagi.

Apa? Aduh kenapa harus pergi ke tempat seperti itu segala sih?! Bagaimana kalau sampai mom dan dia tahu gue pergi ke diskotik ya Aduh bisa gawat darurat!

Never Ends ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang