3. Mengakhiri Mimpi

101 45 20
                                    

Sore ini Keysha memutuskan untuk mengunjungi sebuah penerbit yang sudah melakukan janji pertemuan dengannya.

Dia berharap bisa menerbitkan salah satu novelnya. Karena menjadi penulis sejati yang baik adalah mimpinya selama ini. Penulis yang bisa menghipnotis para pembaca dan seakan-akan pembaca ikut terbawa ke dalam situasi di dalam novelnya!

Namun rupanya semua tak berjalan seperti harapannya. Ternyata mommy-nya menghalanginya karena sudah curiga.

"Key, kamu mau kemana? Lalu buku apa yang sedang kamu sembunyikan di belakang tubuhmu itu?" tanya wanita paruh baya itu memicingkan sepasang matanya menatap Keysha.

Tampaknya wanita paruh baya itu mengetahui jika Keysha menyembunyikan novel yang sudah dia print untuk diperiksa pihak penerbit.

DEGHHH ...

"Uhm ... mom, ini cuma buku Biologi kok. Dan Keysha mau ke rumah Cho kok." ucap Keysha berbohong.

"Oh begitu. Tapi kenapa sikapmu aneh begitu?"

"Aneh gimana, Mom? Keysha cuma mau ke rumah Cho saja kok. Nggak pergi ke percetakan ..."

Ooppss!! Bodohnya gue!! Kenapa gue bilang kayak gitu?! Bisa-bisa mom bakalan curiga deh sama gue! Ugh ...

Batin Keisha merutuki kecerobohannya sendiri.

Wanita paruh baya itu menatap aneh Keysha. Dia juga langsung merebut novel itu.

"Sudah berapa kali mom bilang, Key? Kamu tidak boleh menjadi pengarang sedini ini! Dan sebaiknya kamu menghapus hobimu itu, Keisha! Mom tidak setuju kamu menjadi pengarang!" tegas wanita paruh baya itu.

"Tapi mom, inilah satu-satunya yang Keisha bisa." ucap Keysha hampir menangis.

"Contohlah kakakmu Seira! Dia tidak suka menghabiskan waktunya untuk berkhayal dan membuang-buang waktu. Dia lebih suka melakukan sesuatu yang  bermanfaat. Kamu tahu kan dia pandai, cantik, dan selalu berprestasi. Kau harus berubah seperti dia, Key!"

"Seira ... Seira ... Seira terus!! Memang dia kan yang selalu mom pikirkan! Mom tidak pernah peduli denganku! Mom juga tidak pernah peduli dengan perasaanku!"

Tanpa sadar Keysha menangis dan langsung berlari ke kamarnya.
Dia menghempaskan tubuh rampingnya di atas ranjangnya yang empuk.

"Hei, ada apa denganmu? Kenapa lo nangis? Ih ... cengeng banget sih lo!"

Seira yang sedang asyik mengenakan masker black pearl kesayangannya berkata.

Selama ini mereka berdua sekamar. Sebenarnya Keysha juga merasa kesal karena harus sekamar dengan saudara kembarnya yang menyebalkan itu. Tapi mau bagimana lagi, sudah sedari kecil mereka selalu bersama meskipun sebenarnya mereka sangat tidak akur.

Kekesalan yang dirasakan Keisha sebelumnya kini tiba-tiba menghilang. Kini dia malah tertawa terbahak-bahak sambil menatap wajah Seira yang menurutnya aneh dan terlihat seperti monster. Menurutnya itu benar-benar lucu!

"Hei, lo kenapa sih?! Kenapa jadi aneh kayak gini?! Gue nggak mau orang-orang berpikiran gue ini punya saudara yang aneh dan gila! Jadi please deh bersikaplah normal! tegas Seira risih.

"Lo yang aneh! Wajah kok kayak monster gitu! Ahaha ..." Keysha kembali tertawa terbahak-bahak.

Kesedihannya serasa lenyap.

"Dasar bodoh!! Ini kan masker mahal!! Lo nggak akan mampu beli deh!!" tukas Seira kesal.

"Tinggal minta mom kan bisa! Weeekkk ..." Keysha menjulurkan lidahnya. "Hanya saja gue gak seperti lo!"

"Iya! Lo kan cuma gadis penghayal saja! Lo jelas beda sama gue! Gue kan bintang!" kata Saira menyombongkan diri.

Cih!! Sombong sekali dia!! Baru juga dapat peran figuran udah sesombong itu! Lihat aja suatu saat nanti gue akan membuktikannya, bahwa gue ... Keisha Monica Scheleyer  adalah seorang pengarang muda baru di kota ini! Lihat aja!! Ehhh ... tapi mom bilang tadi gue nggak boleh jadi pengarang. Bagaimana gue menunjukkan kepada Seira yang sombong itu coba? Ughh ... gue benci!! Hidup ini gak adil!! Menyebalkan!!

Batin Keysha kesal.

Keysha melemparkan novel kebanggaannya di tempat sampah. Hancurlah sudah impiannya untuk menjadi seorang pengarang.

Mungkin beginilah takdir hidupnya. Dia hanya bisa pasrah. Ridho orang tua adalah Ridho Tuhan? Kalaupun Keisha menerbitkan novelnya dengan sembunyi-sembunyi, itu akan fatal. Dia tidak akan mau itu terjadi. Jadi Keysha memutuskan untuk tidak mengarang lagi.

**

Keesokan harinya ...

"Hah Serius lo mau berhenti ngarang, Key?

Tanggap Cho setelah mendengarkan keputusan sahabatnya.

Keysha hanya mengangguk lesu dan  bersemangat.

"Tapi kenapa? Cerita lo kan bagus, Key. Gue yakin kok pasti bakal banyak yang menyukai novelmu!"

"Seperti biasa, Cho. Mom gak ngijinin gue nerbitin buk. Dan gue juga nggak boleh mengarang lagi. Semua novel karanganku sudah kusimpan di gudang." Keysha menyauti tak bersemangat.

"Hei ... hei ... hei ... ini novel punya siapa sih, kok jelek banget! Masa kata-katanya nggak gaul banget! Hari gini masih pakai kata-kata baku? Aduh payah banget sih pengarang novel ini! Kira-kira siapa ya dia?"

Tiba-tiba saja terdengar suara seorang gadis yang sedang berdiri sambil mengibas-mengibaskan sebuah buku bersampul biru motif bunga.

Keysha baru saja menyadari sesuatu jika buku itu adalah salah satu novelnya yang sempat dia buang di salah satu tempat sampah sekolah lantaran frustasi. Tapi dari mana Natasha mendapatkannya? Entahlah ..

"Hei itu punyaku!! Dan lo mungut dari tempat sampah ya? Kurang kerjaan banget sih lo ini ... haha ..." tukas Keisha dengan nada mengejek.

Tampaknya Natasha tersinggung dengan ucapan Keysha. Bagaimana tidak? Natasha adalah Miss Perfect dan Miss jaim di sekolah ini. Dia juga pernah memenangkan audisi Cover Girl di sebuah majalah.

Kalau dipikir-pikir, dia itu mirip sekali dengan Seira.

Kenapa sih nggak di rumah, nggak di sekolahan selalu aja ketemu sama makhluk menyebalkan seperti mereka? Ughh!! Menyebalkan!!

Keysha ngedumel di dalam hati.

"Gue nggak mungut!! Cuma tadi Leon yang memberikannya padaku! Dia meminta pertimbangan sama gue, apakah novel ini bisa dipakai untuk ikut pameran buku, tapi kurasa tidak novel ini sangat buruk! Buruk sekali!" tegas Natasha dengan hidung yang sudah kembang kempis dan wajah memerah.

"Hei, gue nggak butuh komentar lo! Lagian novel itu udah gue buang, ngapain lo mempermasalahkannya?! Hah?" tak mau kalah, Keysha membalas dengan senyuman sinis. Sekali-kali makhluk seperti Natasha harus dilawan! Pikirnya.

"Shiitttt!! Novel lo benar-benar buruk!! Gue sarankan lo berhenti aja deh jadi pengarang, Si Nona penghayal!! Ahahaha ..." Natasha tersenyum kecut lalu berlalu.

Keysha menatap murung kepergian Natasha dan kedua teman satu servernya.

Jadi begitu ya? Novelku memang buruk? Oh ya selama ini hanya Cho yang bilang novelku itu bagus, sedangkan gue nggak tahu komentar orang lain. Mungkin semua orang juga akan berpendapat seperti Natasha. Gue benar-benar sudah over PD sampai-sampai berpikiran mau nerbitin novelku. Mungkin gue memang tidak berbakat.

Batin Keysha tampak murung.

" Key, jangan murung gitu dong! Natasha cuma bohong novel lo itu bagus loh! Percaya deh sama gue ... " kata Cho memberikan semangat.

"Gue nggak peduli lagi, Cho! Gue nggak peduli lagi dengan yang namanya novel! Gue berhenti mengarang mulai detik ini juga!" tegas Keysha memutuskan.

Wusshh ...

Buukkk ...

Tiba-tiba ada bola yang melayang dari samping dan mengenai kepala Keisha dengan cukup keras.

Ugh ... sakit!! Siapa sih yang melemparnya?! Emang kepalaku ring bola apa?!

Setelah beberapa detik muncullah seorang pria dari lapangan basket.

Never Ends ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang