"Key, aku punya sesuatu untukmu."
Shin merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kalung perak berliontin bintang. Sangat cantik dan elegan!
"Tapi kalung itu pasti sangat mahal. Aku nggak pantas menerimanya, Shin ..."
"Siapa bilang kamu nggak pantas? Tentu saja kamu pantas dong!" Shin berkata dan tersenyum manis. "Kalung ini pasti cocok buat kamu! Aku pakaikan ya!"
Gadis itu menggangguk dan menyingkap rambutnya ke sisi samping. Shin memakaikannya di leher jenjang Keysha.
"Terima kasih ya, aku senang sekali." ucap Keysha tulus.
"Hm, benarkah?"
Keysha kembali menggangguk.
"Oh ya, Shin ... kamu sudah boleh melukis lagi ya? Dulu kulihat kamu melukis di ruang kesenian."
"Papa berubah pikiran. Sebenarnya dia melarangku karena dia dulu juga seorang pelukis. Katanya sih karyaku jauh lebih hidup dibanding dengan lukisan papa. Alasannya adalah dia iri padaku."
Shin tertawa kecil.
"Dia bilang padaku begini ..." Shin berdehem dan menirukan gaya bicara papanya yang memiliki suara berat dan besar. "Kamu bisa jadi pelukis hebat karena bakat papamu ini! Jadi kamu jangan sombong!" Shin kembali terkekeh. "Dia bilang begitu padaku. lucu juga ... masa dia iri pada bakat putranya sendiri."
Keysha menatap wajah Shin yang sangat ceria. Bahkan tanpa sadar Keysha juga sudah ikut tertawa bersamanya.
"Kamu sendiri gimana? Mommy kamu udah ijinin kamu mengarang lagi?"
Keysha mengangguk samar dengan senyuman manisnya, "Hhm. Mom udah ngijinin aku untuk mengarang lagi."
"Selamat ya! Aku ikut senang!"
"Hhm. Shin, aku ini jelek. Kenapa kamu mau denganku? Apa kamu tidak malu punya pacar sepertiku?"
Shin terdiam, lalu beralih menatap lekat Keysha. Pemuda itu mengukir senyum hangat.
"Kenapa?" tanya Keysha gugup karena terus dipandangi Shin.
"Kamu ini manis kok. Jadi jangan pernah bicara seperti itu ya." Shin berkata dan kembali tersenyum manis.
Shin semakin mendekati Keysha, mengikis jarak diantara wajah keduanya. Dan beberapa saat, Keysha merasakan sesuatu yang hangat menyapu bibir tipisnya.
Keysha mematung dengan wajah yang sudah memanas. Dia sungguh tidak menyangka jika Shin akan melakukannya. Ini bagaikan mimpi untuknya.
"Kamu itu manis, Keysha."
Shin mengusap lembut kepala Keysha usai ciuman singkat itu terjadi.
"Shin, aku benar-benar menyukaimu ..." lirih Keysha dengan wajah yang sudah memerah.
"Aku juga ..."
Keysha sungguh merasa sangat bahagia. Akhirnya dia bisa menjalin ikatan dengan Shin. Dan ini bukan bohongan!
**
Keysha menghempaskan tubuh rampingnya di atas pembaringan empuknya wajahnya masih berseri-seri dan dia masih saja teringat dengan ciuman pertamanya bersama Shin. Perlahan dia mulai menyentuh bibirnya.
"That's my first kiss! Ternyata singkat sekali. Matahari waktu itu begitu menyilaukan dan membakar hatiku. Oh aku sudah gila ..." gumamnya mengepakkan kedua tangannya bagaikan mengepakkan sayap.
Angan indah Keysha buyar ketika terdengar lantunan melodi yang berasal dari ponselnya.
Keysha meraih benda pipih itu dan melihat nama si pemanggil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ends ( TERBIT )
Teen Fiction"Menyingkir dari hadapan gue! Lo ngerusak pemandangan gue!" Leon yang berdiri di atas meja kini berjongkok di hadapan Keysha. Gadis itu melongo syok. Selama ini dia begitu memuja Leon si Pangeran dan kapten basket di sekolahannya. Tidak disangka, pe...