14. Ternyata Dia ...

42 27 18
                                    

Keisha mematung pucat karena ketakutan. Sang pengendara kini membuka kaca helmnya. Dan dia melepas helmnya. Seketika Keysha bernafas lega melihat wajah pemuda itu.

"Lo kenapa sih menghindar dariku?!" tanyanya kesal.

Syukurlah dia bukan Igor atau pun Jugo. Tapi dia adalah Shin.

"Maaf deh, aku kira lo Igor." kata Keysha mengatur nafasnya kembali.

Shin mengkerutkan keningnya, "Kenapa lo bisa kenal dengan Igor? Setahu gue, lo kan gadis dari kalangan kuper dan nggak mudah bergaul."

Keysha berbalik dan melangkahkan kakinya. Dia sangat kesal karena harus bertemu dengan Shin.

"Tunggu!" Shin menghadang Keysha.

"Lo mau apa? Kalau cuma mau menghinaku, lebih baik aku pulang."

"Siapa yang menghina? Lo sensitif banget sih!" protes Shin, "By the way  lo mau kemana?"

"Gue mau beli peralatan permainan rugby."

"Siapa yang mau main rugby?"

"Leon dan teman-temannya."

"Itu kan permainan khas dari Amerika. Ngapain mereka mau main itu?"

"Entah ..." jawab Keysha asal. "Ya udah gue duluan ya!" ucap Keysha berniat pergi. Namun, lagi-lagi Shin menahannya.

"Ehh tunggu! Kenapa nomor Seira nggak tidak aktif?"

Beberapa detik Keysha terdiam, karena baru mengjngat sesuatu. Jika ponsel yang dia gunakan sebagai Seira kehabisan baterai seharian ini.

"Uhm ... mungkin kehabisan baterai. Atau dia lagi sibuk." jawab Keysha berkelakar.

"Oh gitu. Ya udah, mau gue antar nggak?"

"Hah? Serius nih?"

"Yeap! Tapi bilangin sama Seira suruh aktifin pinselnya nanti ya!"

"Eh? O-oke deh ..."

"Ya udah, buruan naik!!" ucap Shin sembari menurunkan foot step.

Keysha menaiki kuda besi Shin. Keisha sungguh merasa beruntung karena semua peralatan dan barang-barang pesanan Leon sudah dibeli semua. Dan itu semua berkat bantuan Shin yang menemaninya berbelanja.

Usai berbelanja, Shin mengantarkan Keysha pulang. Namun, sebenarnya Keysha juga khawatir jika Shin akan bertemu dengan Seira. Maka sandiwaranya akan terbongkar!

Aduh!! Jangan sampai mereka bertemu deh! Bisa gawat!

Batin Keysha panik.

"Ngantarnya sampai disini aja ya! Kamu pulang ya! Seira juga masih sibuk les. Nanti akan gue sampaikan ke dia buat ngaktifin ponselnya deh!!" "

Keysha buru-buru menyuruh Shin untuk pulang.

"Tapi ..."

"Kamu juga ingat kan, jika Seira nggak diijinin pacaran sama dad? Jadi please jangan mempersulitnya ya ..."

"Oke. Gue pulang dulu. Jangan lupa minta Seira aktifin HP-nya ya!"

Usai berkata demikian, Shin meninggalkan Keysha dengan kuda besi gagahnya.

**

Di akhir pekan, pagi-pagi sekali Keysha mendatangi sekolahannya karena barang bawaannya sangat banyak. Dan semua itu adalah peralatan rugby pesanan Leon.

"Semuanya sudah lengkap?" todong Leon saat di mereka bertemu di lapangan basket.

"Hhm. Sudah ..." ucap Keysha meletakkan beberapa peralatan itu.

Never Ends ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang