Terlihat Igor dan Jugo sudah berdiri tegap di samping meja.
Mengapa mereka datang ke sini? Padahal sudah kuputuskan untuk tidak berurusan dengan mereka lagi.
Batin Keysha cemas.
"Hey, apa yang kalian lakukan?! Main gebrak meja aja!" ketus Leon merasa terganggu.
"Namaku bukan Hei!" geram Igor tak terima.
"Kau harus belajar dulu bertata krama agar bisa sopan! Iya kan, Hei? Atau mau kuajarin?" dengan sengaja Leon memantik amarah Igor.
"Sudah kubilang namaku bukan Hei! kita ke sini ingin membuat perhitungan denganmu! Kau akan mati!!"
"Eh, tunggu dulu! Main bunuh-bunuh aja! Memang kenapa kalian mau membunuhku?"
"Kau yang merusak mobilku, kan?!" Igor mengangkat keras pakaian Leon.
"Kalau iya kenapa? Dan kalau tidak kenapa?" tantang Leon.
"Brenggsekk!!"
"Begini saja! Gimana kalau kita bertanding rugby? Gue tahu lo juga bisa bermain rugby?" tantang Leon.
"Oke! But the winner takes all! Ini jadwal tanding kita!"
Setelah memberikan selembar kertas, Igor pergi bersama Jugo.
"Leon, memang siapa nanti yang akan main?" tanya Keysha kebingungan sendiri.
"Gue kan punya tim basket."
"Tapi basket dan rugby kan beda. Bagaimana jika mereka tidak bisa?"
"Sudah selesai makannya, kan?" Leon mengalihkan pembicaraan.
"Sudah ... kenapa?"
"Lo kan udah janji sama gue. Lo harus ngerjain soal ini setelah makan. Nah, sekarang cepat kerjakan!"
"Ugh ... iya deh!" Keysha dengan malas membuka bukunya kembali.
"Kalau sampai lo gak bisa ngerjain, gue akan beri lo hukuman!" tegas Leon.
Dengan wajah ditekuk, Keysha mengerjakan soal itu. Tiga jam waktu Keysha melayang begitu saja hanya untuk mengerjakan sebuah soal dari Leon. Namun, Keysha merasa senang. Karena pada akhirnya jawabannya benar!
Hore!! Gue selamat dari hukuman Leon!
**
Di dalam kamarnya Keysha tidak melihat keberadaan Seira. Dan mungkin saja saudara kembarnya sedang melakukan ekskul fashion seperti biasanya.
Karena merasa bosan, Keysha memainkan sebuah game. Berjam-jam gadis itu menghabiskan waktunya hanya untuk bermain game.
"Aduh gue kalah lagi!" ucapnya kesal. "Oke deh! Mulai lagi dari awal! Gue kan udah ingat trik-trik musuh. Hehehe ... dengan begitu aku akan berhasil memenangkan game ini! Gue emang cerdas!" gumam Keysha berbinar.
"Eh, tunggu dulu! Apa jangan-jangan ini yang dimaksud Leon? Cara belajar seperti rule playing game? Oke, gue tahu sekarang! Jadi, gue harus mulai lagi dari awal!"
Keysha mematikan komputernya dan langsung mencari buku-buku kelas 1 SMU-nya.
"Aku akan berhasil seperti permainan di dalam game! Aku pasti bisa!! Semangat, Keysha!!"
**
Di saat Keisha melewati salah satu koridor sekolahnya tidak sengaja ia mendengarkan beberapa perbincangan beberapa siswa yang tengah berada di lapangan basket.
"Tapi kita belum pernah bermain rugby sebelumnya." terdengar Aldo berkata.
"Tidak masalah! Masih ada waktu untuk berlatuh dan mempelajarinya. Aldo, Jesssen, Andra, Boni dan Mil, kalian akan menjadi line up. Kekuatan tim terletak pada line up-nya! Sedangkan gue akan menempati posisi quarter back! Virgo, lo jadi running back karena lo larinya paling cepat." ujar Leon mengistruksi.
"Siap, Kapten!!" seru mereka kompak.
Tidak sengaja Leon melihat keberadaan Keysha dan dia langsung memanggilnya.
"Hei! Kau ke sini!" Leon berseru.
Tanpa banyak drama, Keysha berjalan mendekat.
"Leon, apa kita masih memakainya?" tanya Andra melirik kecil Keysha.
"Dia tetap sekretaris tim kita." sahut Leon santai. "Key, ini semua peralatan yang kita butuhkan untuk bermain rugby. Besok semua harus sudah siap! Kali ini jangan sampai ada kesalahan lagi!"
Leon memberikan selembar kertas yang berisi daftar peralatan bermain rugby.
Hah? Besok? Bagaimana mungkin bisa secepat itu mendapatkan semua barang ini?
Batin Keysha menatap lesu daftar barang itu.
"Yeap! Kalau sampai ada kesalahan, lo akan kuberi hukuman! Sekarang lo boleh pergi!" ucap Leon berbalik. "Ayo, kita latihan lagi!!"
Dengan lesu Keysha meninggalkan lapangan basket.
Dasar menyebalkan!! Lagi-lagi aku diberi tugas yang aneh! Nanti pulang sekolah harus ke toko olahraga. Semoga aja aku bisa mendapatkan semua barang ini. Kalau tidak aku akan dapat masalah. Dan mungkin saja hukuman dari Leon nanti akan lebih aneh ...
**
Tring ...
Key, gue nggak bisa nemenin lo buat beli peralatan untuk timku. Lo pergi sendiri ya. Ingat, besok harus siap! Leon.
Keysha mendengus kesal setelah membaca pesan dari Leon.
"Sumpah, nyebelin banget sih dia! Gue kan kurang tau dengan peralatan permainan rugby! Kenapa malah menyuruhku pergi sendirian sih?!"
Keysha masih saja menggerutu kesal. Dia menghadang sebuah taxi dan berhenti di sebuah kawasan perbelanjaan. Namun, baru saja turun dari taxi dia mendengar seseorang menyerukan namanya.
"Key!" panggilnya.
Tepat di sebelah Keysha kini sudah ada Ducati Superleggera V4 gagah berwarna merah menyala. Pengendaranya memakai helm Shoei hitam dengan kaca tertutup.
Aduh, dia siapa ya? Jangan-jangan Igor atau Jugo? Kyaaa ... mampus gue! Gue pura-pura nggak lihat dan nggak dengar aja!
Batin Keysha ketakutan.
Dia semakin mempercepat langkah kakinya. Tetapi betapa bodohnya Keysha, bagaimana mungkin orang yang sedang berjalan kaki bisa menang cepat dibanding dengan sebuah kuda besi tunggu? Ya, sang pengendara rupanya masih mengikutinya!
"Keysha, tunggu!"
"Maaf. Tapi ... gue buru-buru!" Keysha mencoba untuk berlari karena takut.
Semoga aja dia nggak mengejarku! Mana Leon nggak ada lagi! Ehh ... kenapa aku malah mengharapkan kehadiran leon di saat seperti ini?
Batin Keysha kebingungan. Dia kembali melirik untuk memastikan pria berkuda besi itu tidak mengejarnya.
Oh tidak! Ternyata orang tadi mengikutiku!
Batin Keysha semakin panik. Tepat disaat Keysha hendak berlari kembali, pria itu malah menarik pergelangan tangan Keysha.
Oh tidak!! Matilah aku!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ends ( TERBIT )
Fiksi Remaja"Menyingkir dari hadapan gue! Lo ngerusak pemandangan gue!" Leon yang berdiri di atas meja kini berjongkok di hadapan Keysha. Gadis itu melongo syok. Selama ini dia begitu memuja Leon si Pangeran dan kapten basket di sekolahannya. Tidak disangka, pe...