Keesokan harinya disaat istirahat pertama, Keysha mendatangi lapangan basket untuk mencari keberadaan Leon. Karena biasanya Leon akan selalu menghabiskan waktunya di lapangan basket saat istirahat. Dan ternyata tebakan Keisha benar, terlihat Leon yang baru saja menepi untuk meneguk minumannya. Gadis itu segera berlari menghampiri Leon.
"Leon lo harus bantuin gue ..." Keysha berkata to the point.
"Gue sedang latihan!" kata Leon tak acuh dan merasa terganggu.
"Tapi ini penting dan lo harus bantuin gue."
"Memang bantuin ngapain?" Leon melirik kecil ke arah Keysha.
"Gue harus masuk 10 besar paralel di ujian semester gasal!"
Leon mengangkat salah satu alis tegasnya, "Itu kan masalahmu!"
"Jadi lo nggak mau bantuin gue?" sungut Keysha kesal.
"Itu sih gampang! Ntar aja dibicarain lagi! Gue harus latihan!" Leon berbalik dan telah melangkahkan kakinya, tapi tiba-tiba dia berhenti dan berbalik menatap Keysha.
"Nanti jam kelima lo ikut gue ya! Jadi kemasihlah buku dan barang-barangmu!"
"Hah? Memang mau ke mana?"
"Nanti ada pertandingan final melawan musuh bebuyutan kita SMU Tunas 2! Jangan lupa siapkan semua peralatan kita ya!" Leon berkata lalu kembali ke lapangan untuk berlatih.
Huhh!! Bagaimana gue bisa pintar kalau gue sering tidak mengikuti pelajaran hanya gara-gara gue ini sekretaris tim basket Leon?! Menyebalkan sekali!!
**
Skor 26-56 untuk tim Leon, padahal tinggal beberapa menit lagi pertandingan akan selesai. Hal ini cukup membuat tim Leon harus lebih ekstra mengejar ketertinggalan.
"Bagaimana ini, Leon? Kita sudah tertinggal cukup jauh." ucap Jessen- teman se-tim Leon.
"Kita pakai strategi apalagi?" tanya Aldo.
"Kita akan pakai strategi X! Kalian semua kunci semua pergerakan penyerang tim lawan! Dan gue akan pura-pura mengoper bola padamu, Jessen!" Leon sang kapten mengatur strategi.
"Siapp!!" ujar mereka semua kompak.
"Tapi, apa kita bisa mengejar ketertinggalan score? Sedangkan waktu yang tersisa hanya 8 menit lagi." ucap Andra tampak ragu.
"Mereka curang sih! Pakai pemain cabutan!" komentar Aldo.
"Sudahlah! Kita main untuk menang! Jadi optimislah!" Leon memberikan penyemangat untuk teman-temannya.
"Kita juga masih punya kesempatan menang 0,1%! Asalkan tidak 0%, itu tidak masalah!" imbuh Leon optimis.
"Yaaa-haaa!! Ayo tetap semangat!!" seru mereka kembali bersemangat dan menyatukan tangan mereka.
Leon benar-benar kapten yang hebat dan selalu optimis. Dia selalu sukses membuat anggota timnya kembali bersemangat, meskipun kesempatan untuk menang sangat kecil.
Saat SMP dia suka bermain American football sebagai quarter back, jadi dia juga cukup terlatih dan keras! Dia bahkan terbiasa bermain dengan kekerasan! Karena permainan itu sendiri juga menggunakan kekuatan, kecepatan dan ketrampilan.
"Kalau portal tidak bisa, melingkar saja!" ucap Leon kembali menginstruksi.
Permainan kembali dilanjutkan. SMU Alloysius berhasil mengejar ketertinggalan dengan semangat yang membara. Hingga score permainan seri 59-59, sehingga diadakan babak tambahan.
Di babak tambahan, SMU Alloysius hampir saja kalah karena sebuah kesalahan fatal. Namun pada akhirnya di detik-detik terakhir Leon berhasil mencetak score kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ends ( TERBIT )
أدب المراهقين"Menyingkir dari hadapan gue! Lo ngerusak pemandangan gue!" Leon yang berdiri di atas meja kini berjongkok di hadapan Keysha. Gadis itu melongo syok. Selama ini dia begitu memuja Leon si Pangeran dan kapten basket di sekolahannya. Tidak disangka, pe...