4. Tawaran Leon

80 41 15
                                    

"Sorry ..." ucap pemuda itu mengambil bola yang ada di lantai.

Oh, ternyata Leon Leon si mantan cowok yang pernah gue suka dan sekarang nggak lagi! Gue ingat dulu gue pernah ngalami delusi dan selalu mengatakan dia ganteng banget dia itu Mirip Cha Eun Wo. Kenapa gue bisa-bisanya mengalami delusi ya?! Huh ... gue nyesel telah menyukainya! Nyesel!

Batin Keysha menatap Leon penuh kekesalan.

"Sorry-sorry! Kepala gue sakit nih!! Lo bisa main nggak sih?!" semprot Keisha benar-benar ketus. Sangat Ketus!

"Lah ngapain lo ngamuk? Gue kan nggak sengaja, kenapa marah-marah?" Leon menyauti santai.

" Gimana kalau sampai gue cedera?! Hah?!"

"Tapi kan nggak beneran cedera." Leon masih saja berkata santai, pandangannya beralih menatap novel yang masih dibawa oleh Keysha.

"Eh, kenapa novel itu bisa ada sama lo? Gue sarankan lo baca tu novel deh, karena novelnya memakai bahasa yang lumayan baku dan cukup bagus. Kurasa pengarangnya memang sangat mahir dan tahu sastra. Gak seperti lo ya ..." ucap Leon membuat Keysha melambung dengan  pujiannya, namun kembali menghempaskannya kembali.

Apa? Leon memuji novel gue? Benarkah itu? Ugh ... senangnya!! Jadi bukan cuma Cho saja yang menyukainya ya? Hore ...

Batin Keysha seketika berbinar.

"Hei kenapa lo senyum-senyum gitu? Gue nggak mau orang-orang mikir gue lagi ngobrol sama orang aneh!"

Kali ini Keysha mengabaikan ucapan buruk Leon. Wajahnya masih saja berbinar dan hanya memikirkan pujian Leon.

"Oh iya, ada yang mau gue tanyakan sama lo. Jadi lo udah baca novel ini?" tanya Keysha penuh minat.

"Yup! Baru beberapa sih tapi sepertinya sih menarik! Okay, i have to go right now. See you, Kenzia!" Leon pergi sambil memainkan bolanya.

Huh ... lagi-lagi dia memanggilku Kenzia! Dasar menyebalkan!! Tapi ... senang juga sih dia menyukai ceritaku hore!!

Batinnya berjingkrak menuju kelasnya sembari memeluk erat novelnya.

**

Sore ini Keysha mendatangi mommy-nya yang berada di ruangan tengah. Dia sudah memutuskan sesuatu dan ingin menyampaikannya pada wanita paruh baya itu

"Mom, Keysha akan berhenti mengarang." ucap Keisha mantap.

Wanita paruh baya itu menatapnya cukup lama, lalu tersenyum hangat dan langsung memeluknya.

"Memang itu yang seharusnya kamu lakukan, Sayang. Mom yakin masih ada talent lain yang kamu miliki." ucap wanita paruh baya itu melepas pelukannya.

Keysha hanya mengukir senyum samar dan mengangguk tipis.

"Key, tahu tidak? Mom dan Seira masuk nominasi dan terpilih 3 besar lomba foto bersama mama dan anak lho!" ucap mom riang, tapi entah kenapa ada perasaan sakit di hati Keisha.

"Oh ya? Selamat ya, Mom ..." ucap Keisha mencoba untuk tersenyum, meskipun hatinya sakit.

"Kamu mau tidak ikut casting bersama Seira besok, Key?"

Aduh, Mom ... jelas sekali jawabannya adalah ...

"Nggak mau, Mom. Menjadi model bukanlah impianku. Lagipula aku ini jelek. Mana bisa aku jadi model." tolak Keysha lirih.

"Siapa bilang kamu itu jelek? Kamu dan Seira itu sama! Kalian anak mom yang cantik!" ucap mom mengusap lembut kepala Keysha.

Baru kali ini mom seperti itu. Keysha merasa senang sekali ketika wanita paruh baya itu memperhatikannya dan memujinya. Karena selama ini, dia sama sekali tak pernah mendapatkannya.

Never Ends ( TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang