Kelas XI IPA 1
Pagi ini sinar mentari yang begitu menyilaukan menembus kaca bening dan memasuki kelas. Beberapa murid tampak sibuk dengan kegiatannya masing-masing, memanfaatkan waktu sebelum bel masuk berbunyi.
Namun, beberapa siswi tampak heboh dan menatap penuh puja pada sosok yang baru saja memasuki kelas tersebut.
Berbeda lagi dengan Keysha yang hanya sibuk melakukan hobinya di waktu luang. Yaitu menggambar sebuah sketsa di buku sketsanya kesayangannya. Yup, selain suka mengarang, Keysha juga sangat menyukai menggambar.
"Sstttt ... lihat tuh, Key!"
Cho, sahabat satu-satunya yang dimiliki oleh Keysha menyikut lengan Keysha.
"Apaan?" Keysha menyauti malas, karena masih fokus menggambar.
"Lihat dulu deh! Ada pangeran elo tuh!" Cho menunjuk ke sisi samping dengan dagu tirusnya.
"Hah??" Keysha mengikuti arah pandangan Cho.
Terlihat seorang pemuda yang begitu bersinar. Tanpa sadar, Keysha terus menatapnya tanpa berkedip saking terpesonanya.
Siapa dia? Mengapa tiba-tiba gue mendadak amnesia dan menjadi seperti orang bodoh di hadapannya ... dia terlalu bersinar ...
Batin Keysha terbuai dengan angan konyolnya.
"Menyebalkan sekali! Kenapa semua toko disini tidak ada yang menjual permen tanpa gula?! Hah!! Tempat macam apa ini! Rasanya gue nggak betah deh tinggal disini! Gue mau pulang aja deh ke Adelaide ..."
Seorang cowok menaiki meja sekolah dan mencak-mencak di atasnya. Dia memang ganteng dan sangat bersinar, dan tak ada satupun gadis yang tidak akan terpesona olehnya. Dia adalah Leon Justiene Madden, Pangeran dan Bintangnya SMU Alloysius.
Hei, Siapa ya dia? Gue benar-benar mendadak linglung saat di hadapannya. Apakah dia Leon si bintang sekolah yang sering gue perhatiin saat dia bermain basket? Tapi kenapa tiba-tiba dia di kelasku? Dan tadi dia bicara Adelaide? Wah itu kan tanah kelahiran gue! Bikin gue jadi kangen sama tempat itu aja! Rasanya gue juga pingin pergi kesana lagi. Kyaa ... gue dan Leon benar-benar sehati deh! Atau jangan-jangan kami berjodoh? Bahagianya ... awowokkk ...
Batin Keysha tersenyum lebar dan semakin terbuai dengan angan konyolnya. Dia bahkan terang-terangan menangkup dagunya dan memandangi Leon penuh puja.
"Hei! Lo, Kenzia! Kenapa lihat gue seperti itu terus?!" Leon masih di atas meja dan kini dia jongkok di hadapan Keysha sambil menatapnya dingin dan merasa terganggu.
Keysha terperanjat kaget. Tanpa Keysha sadari, daritadi dia sudah menatapnya terus sambil tersenyum dengan angan-angan konyolnya. Memalukan sekali, bukan? Bahkan semua orang melihatnya!
"Uhm ... hai! Tapi namaku Keysha dan bukan Kenzia." sapa Keysha ramah dan mencoba tersenyum semanis mungkin.
Leon benar-benar terlihat sangat keren, cute dan sempurna! Keysha benar-benar sangat menyukainya.
"Pokoknya aku sangat mengaguminya! Rambutnya kecoklatan, bola matanya sangat indah dan menawan. Tatapannya selalu membuatku berdebar. Dan wajahnya sedikit kebulean. Ah, so cute. Indah sekali ciptaanmu, Tuhan!!" ucap Keysha penuh kekaguman tepat disaat pertama kali dia melihat Leon dulu.
Dan tau nggak apa ekspresi Cho sahabat satu-satunya yang dimiliki Keysha saat mengetahui jika Keysha menyukai Leon saat itu?
"Serius elo naksir dia? Wah saingan lo bakalan banyak banget deh, Key! Dia kan bintang di sekolah kita. Dan dia itu cowok ter-apapun di sekolah kita! Jadi bagaimana? Apa lo masih mau lanjut?"
"Gue nggak peduli! Pokoknya gue tetap suka dia!" rengek Keysha seperti anak kecil saat itu.
"Hhm, Ya sudah. Terserah kau saja lah ..." kata Cho pasrah.
Jadi kira-kira Cho mendukungnya atau tidak ya? Hhm, Entahlah! Keysha tidak peduli akan hal itu! Pokoknya dia akan tetap menyukai Leon! Titik!
"Siapapun elo, gue gak peduli! Tapi lo udah ngerusak pemandangan gue! Jadi cepat menyingkirlah dari hadapan gue! Cepat menyingkir dari situ!" kata-kata Leon seketika membuyarkan khayalan masa lalu Keysha.
Bunga-bunga indah beserta hati-hati kecil yang beterbangan di angan Keysha, seketika hancur begitu saja setelah gadis itu mendengarkan ucapan Leon.
Eh, apa yang baru saja dia katakan? Dia mengusirku? Yang benar saja! Dan ini kan kelasku! Masa gue diusir dari kelas gue sendiri? Yang benar aja? Kalau begini gue beneran sebel sama Leon. Huhhhh!
Batin Keysha kesal.
"Hei, ini kelasku! Lo gak berhak ngusir gue! Ini juga sekolahan! Dan ini juga negara bebas! Elo pikir semua ini milik lo apa?!" ketus Keysha.
Kali ini Keysha benar-benar sangat kesal sama Leon.
Gue kira dia cowok yang baik, ramah dan berkharisma. Tetapi ternyata sangat berbeda sekali dengan yang gue bayangkan selama ini. Gue benar-benar buta! Bagaimana bisa gue menyukai cowok yang seperti ini?
Sebel ...
Sebel ...
Sebel banget rasanya!
"Memang ini negara bebas. Dan itu berarti gue bebas melakukan apapun!" ucap Leon dengan nada menyebalkan.
"Kalau nggak salah, lo ini suka mengarang ya? Karyamu pernah dipublikasikan di suatu majalah. Dan lo kena hukuman sama orang tua lo gara-gara melakukan hobi gilamu. Iya kan?" lanjut Leon yang masih jongkok di atas meja menghadap Keysha dengan senyuman smirk andalannya.
"Itu bukan hobi gila! Gue suka mengarang! Gue suka sastra! Dan kenapa lo tau semuanya tentangku?" kesal Keysha.
Heran deh. Kenapa dia tau banyak tentang gue? Jangan-jangan dia penguntit? Oh My God!!
Batin Keysha cukup keheranan.
"Siapa juga yang nggak tau elo? Elo kan si pemimpi dari kalangan kuper yang suka berkhayal!" ucap Leon meremehkan.
Entah menapa Keysha merasa sangat kesal mendengar ucapannya barusan. Dan dia sangat marah padanya! Perasaan kagun dan penuh puja itu seketika berubah menjadi benci.
"Kau! Aku tidak seperti itu! Dan kenapa lo bilang begitu? Heh, Dasar sok sempurna!" balas Keysha mengejeknya.
"Gue memang gak sempurna! Tapi yang jelas gue lebih sempurna daripada elo." Leon mengangkat kedua alisnya menatap Keysha. "Well ... okay, Kenzia. Gue harus segera pergi! Bye."
Leon melompat dari atas meja. Dia melambaikan tangannya pada Keysha dan segera bergegas untuk pergi meninggalkan kelas XI IPA 1.
Lagi-lagi dia memanggilku Kenzia. Huh! Sebel!! Kesal sekali rasanya! Kenapa sih dia tidak berusaha untuk mengingat namaku?
Batin Keysha masih menatap kepergian Leon penuh kekesalan.
Setelah Leon pergi, Cho tertawa terbahak-bahak. Sepertinya dia sudah menahan tawa daritadi dan baru dia lakukan sekarang. Kini tawanya seakan meledak karena sudah dia tahan. Menyebalkan! Yahh, itulah yang dirasakan oleh Keysha saat ini.
"Cho! Gue nggak jadi suka dia deh! Pokoknya uncrush!!" katanya kesal.
"Yakin nih?" kata Cho yang masih sedikit tertawa.
"Yakin seyakin-yakinnya!" Keysha menyauti dengan bersemangat dan membara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ends ( TERBIT )
Teen Fiction"Menyingkir dari hadapan gue! Lo ngerusak pemandangan gue!" Leon yang berdiri di atas meja kini berjongkok di hadapan Keysha. Gadis itu melongo syok. Selama ini dia begitu memuja Leon si Pangeran dan kapten basket di sekolahannya. Tidak disangka, pe...