delapan

380 56 3
                                    

jay menghela nafas begitu melihat sunoo keluar rumah hanya dengan kemeja crop berwarna hitam dipadukan dengan celana jeans hitam miliknya

"pakai jaket noo"

"ogah ah jaket bikin badan gue gak keliatan"

jay memijit pangkal hidungnya "we're just having lunch noo"

"still. gue tetep harus keliatan seksi siapa tau ketemu sama seseorang yang menarik"

"gila lo ah" jay membuka hoodie miliknya lantas memakaikan pada sunoo dengan sedikit paksaan sebab sunoo berusaha memberontak "udah gini aja kita juga bakal kelas selesai lunch gak usah aneh aneh lo"

"ck gak seru lo! pacaran deh mending"

"gimana gue mau pacaran kalau lo nya masih harus gue urus"

sunoo akan membantah kata kata jay sebelum jay menambahkan "iya tau lo bukan tanggung jawab gue tenang aja gue bakal pergi dan gak bakal recokin lo lagi kalau lo udah selesai"

"lo bakal jomblo seumur hidup kalau gitu" sunoo memilih untuk masuk ke dalam mobil meninggalkan jay dengan kaos yang mulai basah terkena rintik hujan
.

.

.

"astaga anak papi kehujanan gak?"

"engga pi" sunoo memeluk papi jay saat pria itu merentangkan tangannya sedangkan jay berdecih dibelakangnya

"deres banget ya noo hujannya untung jay bawa mobil jadi anak kesayangan papi gak kena hujan"

"iya pi sunoo juga males kalau dibonceng jay pakai motor, dia gak jago soalnya"

jay menoyor kepala sunoo yang kemudian dibalas sunoo dengan tinjuan cukup keras pada perutnya

"ouch sakit sialan"

"heh udah udah ayo duduk dulu malu diliatin orang"

sunoo menjulurkan lidah pada jay sebelum ikut duduk dihadapan papi jay "pi, daddy mana?"

"ngapain lo nanyain bokap gue? naksir?"

sunoo memandang sinis jay yang duduk di sebelahnya dengan tangan yang menopang dagu membuat papi jay menggelengkan kepalanya "kalian ini lama lama papi jodohin nanti"

sunoo memandang horor papi jay sedangkan Jay hampir terjatuh dari duduknya jika saja daddy jay tidak cepat menopang anaknya "daddy!"

jay kembali menyamankan duduknya "liat suami dad nih ngomong nya ngelantur"

"loh kenapa?dad setuju kok kalau jay nikah sama sunoo bahkan itu harapan dad dari kalian masih kecil"

"jay males ah sunoo gak bisa masak, kurus ntar"

"biarin aja! cocok lo kurus biar gak sering bikin ayunan belakang rumah gue putus"

"elah noo masih dibahas, udah gue ganti sekalian perosotan juga padahal"

"tuh kan dad liat kan apa gak gemes bayangin kalau mereka berdua nikah terus punya anak apa gak rame rumah kita?"

sang daddy mengangguk menyetujui perkataan dari suaminya "nanti juga jay selesai kuliah bakalan langsung kerja di perusahaan dad jadi sunoo bisa habisin banyak waktu sama papi, kasian papi gak ada temennya kalau dad sibuk"

"dad kan bisa nemenin papi lagian biasanya juga berduaan mulu mau sibuk atau enggak"

daddy jay cengengesan mendengar perkataan dari jay "udah lah pusing papi kita makan aja abis ni kalian berdua ada kelas kan?"

keduanya mengangguk sebelum mulai menghabiskan makanan yang sudah dipesan oleh papi jay.
.

.

.
"ntar pulang bareng, tunggu gue kalau kelas lo keluar lebih dulu"

My beautiful riddle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang