dua puluh

367 52 5
                                    

sunghoon tersenyum begitu lebar saat melihat sunoo yang akhirnya keluar dari mobil milik jay, itu tandanya keduanya telah berbaikan dan itu artinya sunoo tak lagi terbebani dengan permasalahannya dengan jay.

sunghoon lega bukan main terlebih keduanya tak terlihat canggung sama sekali seperti mereka memang ditakdirkan untuk bersahabat selamanya.

namun kebahagiaan itu terusik saat kekehan suara heeseung mulai menyapa telinganya "seneng ya hoon bisa dapat dua?"

sunghoon menukikan alisnya tajam memandang heeseung yang juga tengah memandangnya tak kalah tajam "bahkan sampai sekarang lo gak biarin jake ke kampus, huh?"

"gue gak pernah larang siapa pun untuk ngelakuin hal apa pun"

"gue tebak lo semalam gak ke kampus karena lagi ngurusin jake"

"bukan urusan lo"

heeseung tertawa hingga sudut matanya mulai berair "berarti bener lo tau jake ada dimana"

heeseung mengalihkan pandangannya membuat sunghoon mengernyit bingung dan memutuskan untuk mengikuti arah pandang heeseung, dapat sunghoon lihat sunoo tengah menatap keduanya dalam diam sebelum pergi menyusul jay yang berjalan terlebih dahulu.

suara kekehan yang begitu mengesalkan kembali terdengar di telinga sunghoon membuatnya mati matian menahan agar tak melayangkan satu atau dua tinju untuk menyadarkan temannya yang seperti orang gila ini "nikmati deh kesenangan lo"

setelahnya heeseung menepuk pelan bahu sunghoon sebelum meninggalkan pemuda itu dengan kepalanya yang kembali terasa berdenyut nyeri.
.

.

.
sunoo tengah duduk dibawah rindangnya pohon ditemani dengan semilir angin yang menyejukkan sebelum dirinya sadar ada seseorang yang ikut mendudukan diri "gue liat lo udah baikan sama jay"

sunoo masih menutup matanya sambil menikmati angin yang kian terasa kencang "hm"

jawaban singkat itu membuat sunghoon menyenderkan badannya pada batang pohon dibelakangnya "glad to hear that, gue yakin jay hampir gila"

sunoo ikut menyandarkan tubuhnya pada batang pohon yang setengahnya telah diambil oleh sunghoon "harusnya gue tunggu sampai dia gila"

sunghoon menatap sunoo yang kini mendekat ke arahnya berusaha menyamankan tidurnya pada bahu sunghoon "gimana sama jake?"

"gue gak yakin, dia berusaha keras buat ngalihin rasa sakitnya. gue rasa semalam sekelabat masih liat dia mondar mandir bersihin apart padahal tu apart juga udah bersih tapi gak tau ya itu beneran atau ngingau soalnya gue setengah gak sadar efek obat tapi yang malam pas gue baru balik dari rumah lo dia bersihin apart gue sampai debu juga gak berani nempel"

"setidaknya dia ditempat yang aman"

"gue juga bersyukur karena dia milih ke apart pertama gue daripada dia booking tempat yang gak terjamin keamanannya"

sunoo mengangguk masih dengan mata yang tertutup membuat sunghoon memutuskan untuk mengelus surai lembut dengan bau segar yang hanya dimiliki pria itu "lo mau liat jake gak?"

sunoo membuka matanya perlahan "itu pun kalau lo mau sih, maksud gue lo sama dia kan posisinya sama jadi gue rasa lo pasti lebih paham dari pada gue"

"lo gak takut gue beberin jake dimana sama heeseung?"

sunghoon sempat menghentikan elusan pada rambut sunoo namun pria itu kembali mengelusnya dengan lembut "gak, gue yakin lo gak bakal ngelakuin hal itu, gimana pun jake itu udah masuk ke dalam list orang yang pengen lo lindungi"

sunoo seketika mengangkat kepalanya dari bahu sunghoon membuat sunghoon terkekeh melihatnya "kenapa?kaget ya gue tau?"

sunoo masih terdiam menatap sunghoon membuat sunghoon mencubit gemas pipinya "gemes banget sih sun, lo gak lupa kan? kakak ipar gue psikiater dan gue tinggal sama mereka hampir setengah dari umur gue sekarang so you know lah"

My beautiful riddle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang