Tubuh yang meringkuk kecil dalam selimut itu menggeliat, berusaha mencari kehangatan saat kesadaran mulai menyambangi. Hhhh, untung hari ini libur...
Tunggu?! Seperti sesuatu menimpa kepalanya dengan keras, mata coklat itu seketika terbuka, membola kaget dengan ingatan seperti kaset rusak yang dia sendiri ingat tidak ingat. Dia pernah mabuk, tapi sensasinya tidak seperti ini, kali ini dia melupakan beberapa hal lalu dengan secepat kilat mengingat semuanya. Oh Tuhan benarkah yang semalam itu? Tapi dia bisa merasakan selimut ini langsung menyentuh kulitnya, demi Tuhan? Dengan takut-takut tangan pucat itu menyingkap selimut abu-abu miliknya.
Ya Tuhan? Ini sungguhan nyata? Dia tidak memakai apapun didalam sana.
Semua perasaan bercampur jadi satu. Dia tidak bisa menjelaskan seperti apa karena dia sendiri juga tidak tau. Apakah dunia memang membencinya sebenci ini? Bagimana mungkin ini bisa terjadi? Dadanya sesak, dia tercekat, matanya memanas disesaki air mata. Apa ini? Dia tidur dengan orang yang tidak dia kenal? Di kamarnya sendiri? Ini konyol! sangat konyol, terlebih ini sangat menyakitkan. Air matanya mengalir deras. Dia harus apa? Ini bahkan tidak bisa dibilang pemerkosaan, dia setengah sadar dalam deraan sakit semalam, sakit yang selalu menyiksanya tapi dalam semalam sakit itu tidak lagi terasa seperti yang sudah-sudah. Tapi gantinya justru masalah yang lebih besar lagi.
Entah berapa lama dia menangis seperti itu, sampai akhirya hal kecil menghentikan tangisnya. Tas dan jaket hitam tergeletak diatas meja kamarnya lalu pintu yang dibiarkan terbuka. Tidak, Dayi bahkan selalu mengunci kamarnya saat tidur. Dia ingat itu adalah dua benda milik orang asing semalam. Dia masih disini? Ah lupakan, lebih cepat dia bangun, lebih cepat pula dia bisa membereskan semua ini, setidaknya agar kepalanya tidak pecah dipenuhi segala emosi dan pikiran semrawut.
Sialan! Kenapa sakit sekali?! Apakah badannya remuk???
Menghabiskan waktu beberapa lama di kamar mandi lalu keluar dengan penampilan lebih baik, tapi begitu pandangannya bertemu dengan tempat tidur, semua bencana dalam kepalanya kembali. Sialan, sialan, SIALAN!
Memilih untuk keluar kamar saat hidungnya mencium bau harum masakan, dan benar saja orang itu masih ada disini dan dia sedang memasak. Demi Dewa, siatuasi macam apa ini? Seorang asing tiba-tiba tidur denganmu, benar-benar orang asing yang kau sendiri tidak tau namanya dan sekarang orang asing itu bahkan memasak di tempat tinggal mu? Apa yang lebih aneh dari ini? Dunia sudah gila!
Sengaja mengeraskan suaranya saat berdehem dan berhasil, orang itu menoleh, kali ini dia benar-benar melihat wajah orang itu.
"Oh, anda sudah bangun, maafkan saya menggunakan dapur anda dengan lancang... saya hanya tidak berani memesan makanan karena tidak tau apa anda memiliki alergi atau tidak, jadi agar sedikit lebih aman saya memasak bahan yang anda miliki saja. Anda harus makan sete– agar tidak sakit, ya seperti itu... o-oh maafkan saya bicara terlalu banyak."
Saya? Anda? Asing sekali kan? Seperti itu malah tidur ber– lupakan.
Dayi sudah duduk di kursi meja makan hanya diam mendengarkan orang itu berbicara, untuk orang asing yang baru saja melakukan hal besar seperti semalam orang ini cukup sopan, dia bahkan bisa berpikir sejauh alergi atau tidak dan blablabla lainnya.
Orang itu meletakkan piring tepat didepan Dayi, makanan yang terlihat enak. Ini bahkan terlihat jauh lebih baik daripada masakannya sendiri. "Semoga masakan saya sesuai selera anda."
Orang itu tidak duduk didepan Dayi, tidak juga memasak untuk dirinya sendiri, hanya ada satu porsi, hanya untuk Dayi. "Terima Kasih..." sekalipun mengatakan hal itu Dayi tidak juga menyentuh alat makan. Dia hanya diam menatap makanan yang masih mengepulkan asap. Orang gila mana yang masih bisa makan setelah hal mengejutkan yang sangat mengejutkan terjadi padanya? Apa orang itu tidak terfikirkan hal yang lebih dekat dibanding alergi-alergi itu tadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
VION
Hayran Kurgujika ada hari esok yanglebih baik dan kau bisa membawaku kesana, aku ikut denganmu ~Dayi dia terpaksa tumbuh dengan tekanan kuat dari seorang Alpha, terpaksa tumbuh menjadi seorang yg ketakutan pada para Alpha, tapi malam itu dunia seperti sengaja m...