8

211 25 20
                                    

Hari ini libur kuliah Dayi libur, kelasnya sengaja memadatkan jadwal agar mendapat libur lebih dalam satu minggu. Dan Dayi mmeinta ijin pada suaminya untuk berkunjung ke rumah utama, dia rindu Mami begitu juga kedua saudaranya, mereka semua sudah merecokinya saat menelfon tiap harinya, meminta Dayi menyisihkan waktu dan berkunjung. Masih dengan Ray yang belum selesai dengan dendamnya pada Jeff, dia enggan berkunjung ke apartemen Dayi, apapun yang terjadi Dayi yang harus datang ke rumah utama. Dan seharian ini Dayi habiskan di rumah. Merelakan diri ditempeli kakak keduanya yang berhasil memonopili adiknya padahal Ardan mengambil cuti untuk bisa bersama dengan adiknya hari ini.

Dayi puas dengan semua masakan Mami dan cemilan-cemilan sehat yang disediakan Ardan paska mendengar berat badan adiknya sedikit bermasalah dari Dokter Anggun.

"Dek, nginep sini aja ya??" lagi-lagi Raynar mengapit adiknya seperti gulig di sofa ruang tengah.

"Nggak bisa Abang.... Nanti suamiku gimana?"

Raynar mendecak, gatal sekali kupingnya mendengar panggilan itu keluar dari mulut suci adiknya. "Udah gede itu... bisa ngurus diri sendiri, nggak gimana-gimana kok, ya nginep aja?"

Disebelahnya yang lain Ardan duduk tenang dengan tangan mengelus perut adiknya yang sudah mulai terlihat bulat, terlihat lucu. "Iya bener... mumpung Kakak juga cuti ini, temenin kita di rumah lah ayo..."

"Gitu ya? .... Coba nanti aku ijin Mas Jeff dulu..."

"Awas aja sampe nggak diijinin, gue injek lehernya!"

"Abang! Jangan gitu... dia ayahnya anakku, nanti anakku dengar kasian dia...."

"Eh iya ya... aduh maafin Om ya nak... Om nggak sengaja kok, asli..." karena meskipun Raynar sangat alergi dengan ayah dari bayi dalam perut Dayi, bayi ini tetaplah keponakannya dan dia manyayangi anak itu sebesar dia menyayangi ibu bayi ini. Melepaskan pelukannya pada Dayi, Raynar menunduk didepan perut adiknya dan mengelusnya pelan, menciumnya sekali karena demi apapun dia juga gemas sekali dengan perut bulat adiknya.

"Adek... sini makan buah dulu" Mami datang dengan semangkuk buah ditangannya. "Makan yang banyak, biar dedenya seneng..." melakukan hal yang sama seperti Raynar tadi, Nyonya Rini menunduk mencium perut bulat putranya. "Sehat-sehat ya kesayangan Nini... jagain Ibu didalem sana ya anak baik...."

Dayi tertawa kecil. Hari ini benar-benar menyenangkan, dia benar-benar bersantai. Ya meskipun di apartemen juga dia tidak melakukan apa-apa yang sebelas dua belas seperti ini. Tapi tetap saja berada ditengah keluarganya seperti ini rasanya membahagiakan sekali.

"Habis ini renang yuk Dek? Hari ini belum olahraga kan kamunya?"

"Iya belum... nanti habis aku telpon Mas Jeff dulu ya Kak?"

"Iya... habisin dulu itu buahnya. Nanti Mami ikut juga sekalian."

Aduh demi Tuhan Dayi sangat menyayangi Maminya ini, Mami Rini terbaik!.

Sesaat sebelum berenang yang mereka rencanakan tadi, Dayi terlebih dulu meraih ponselnya. Mendial kontak yang sekarang dia beri nama 'suami'. Demi Tuhan, Dayi yang dulu pasti akan mual melihat nama kontak ini, dia yang waktu itu mana percaya pada hubungan pernikahan? Dia yang sekarang juga sebenarnya belum sepercaya itu sih, ada faktor keterpasaan disini, tapi ya sudah. Sepertinya pelan-pelan dia mulai berdamai dengan takdirnya.

Sekarang jam makan siang, seharusnya suaminya itu sudah keluar dari ruangannya kecuali dia ada jadwal makan siang dengan klien. Tapi dari jadwal yang Kak Rania –sekertaris suaminya- kirim hampir setiap pagi, tidak ada acara makan siang di luar hari ini. Cukup lama menunggu panggilannya diangkat sampai suara berat Jeff terdengar diujung sana.

VIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang