9

184 31 45
                                    

Jeffrian mengerutkan kening saat sekertarisnya memberi tahu seorang tamu menunggunya diruang pertemuan. Pasalnya yang menemuinya ini adalah mertuanya sendiri, aneh sekali mengingat mereka bahkan belum pernah saling bersapa setelah menikah dan sekarang pun bertemu malah di kantor. Jika pun tentang pekerjaan, seingatnya Jeff tidak pernah menjalin kerja sama dengan perusahaan ayah mertuanya itu. Sekalipun ada tentu bukan dia yang akan bertemu muka dengan Ayah Ghani, yang melakukan itu pasti lah Bapak atau Abang. Jika semua spekulasi sudah terbayang dan tidak ada satupun katannya maka pasti ini soal pribadi, tapi apa?.

"Selamat siang, Tuan Ghani," Jeff menyapa dengan formal berhubung dia juga belum pernah memanggil dengan sebutan ayah secara langsung sebelumnya. Jeff mengulurkan menjabat tangan. Melirik sebentar dimana dia tidak mendapati orang lain di ruangan, sekertaris Tuan Ghani misalnya.

Membalas jabatan tangan Jeff dengan mantap. Jika boleh jujur genggaman tangan pemuda berstatus menantunya ini cukup tegas dan Ghani suka itu. "Saya datang karena urusan pribadi jadi tidak perlu seformal itu pada saya."

Jeff mendecih dalam hati mendengar sebutan saya saat orang dihadapannya ini mengatakan untuk tidak terlalu formal. Membayangkan istrinya hidup bersama orang ini disepanjang usianya dulu membuat Jeff bergidik juga, betapa membosankannya?.

"Oh, urusan pribadi? Maaf jika lancing, berarti soal Dayita?"

"Ya.... Kemarin saya dengar dari dokter kandungannya ada yang harus dibenahi dari pola makannya? Ada apa? Kenapa bisa sampai begitu? Kamu beri makan anak saya kan?"

Alis tuan Ghani terangkat sebelah, terlihat tidaj sabaran sekali pada Jeff. Sedangkan Jeff sendiri tertawa dalam hati, oh apa ini? Jadi ternyata ayah mertuanya ini diam-diam memperhatikan putra bungsunya sedalam ini dan Jeff sendiri tidak tau hal itu? Apa jangan-jangan keluarga istrinya juga tdiak ada yang tau hal ini?? Waaah... jika benar begitu pasti mata ayah mertuanya ini ada dimana-mana selama ini? Lucu sekali!

"Ayah tau? Ayah bertemu dengan Dokter Anggun langsung berarti?" sengaja memancing dan berhasil, air muka tuan Ghani berubah banyak.

"Kamu bisa mengira-ngira sendiri. Jadi apa? Kenapa bisa? Kamu apakan anak saya sampai bisa dapet teguran seperti itu padahal dia sedang hamil? Kamu ini sungguh-sunggu tidak memperistri anak saya? Katanya kemarin kamu mau bertanggung jawab. Yang seperti ini maksudanya?!" Demi Tuhan Ghani rasanya geram sekali soal laporan dari orang yang dia tugaskan itu dan sekarang anak kecil ini malah bermain-main begini.

Melihat bahaya didepan mata, Jeff buru-buru serius lagi. Memang mertuanya ini tidak bisa santai, parah!.

"Saya minta maaf Ayah, tapi memang nafsu makan Dayi kurang bagus belakangan dan kami berdua juga belum mendapatkan solusinya, sejauh ini kami masih berusaha .... Saya juga sudah menghubungi dokter gizi sebagai bentuk usaha....." ck! Bagaimana bisa hal seperti negosiasi begini dikatakan sebagai obrolan antar keluarga?

"Itu saja? Saya juga bisa melakukan kalau hanya seperti itu. Tapi kamu ini suaminya, mau bagaiman hubungan kalian berdua kalau begitu-begitu saja?!" jeda beberapa saat karena rasanya Ghani hampir meledak sedangkan dia tidak boleh main tangan disini. "Saya tau kalian tidak saling kenal sebelumnya dan mustahil tiba-tiba menjadi dekat, tapi setidaknya dekati anak saya, buat dia nyaman.... Siapapun itu jika dia sudah jadi pasangan, kamu beri dia rasanya nyaman tanpa bertanya pun dia akan bercerita sendiri nanti.... Dan anak saya....." sungguh Jeffrian tidak salah melihat, mata coklat yang mirip dengan mata Dayita itu terlihat bergetar. Ada sorot penyesalan disana. "Dia tidak banyak membagi ceritanya pada siapapun selama ini, dan sekarang ada kamu... dia sudah memiliki kamu, jadi saya harap kamu bisa memberikan kenyamanan itu, jangan buat dia terus-terusan menanggung semuanya sendirian. Kamu harus buat Dayita bahagia pokoknya! Mengerti tidak?!"

VIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang