4

169 22 8
                                    

Jeffrian berdiri didepan pintu utama rumah keluarga Wijaya, seorang pelayan sedang memanggilkan yang bersangkutan untuk menemui tamunya. Bersamanya ada jonathan dan Andy Alexander, ayahnya. Sebelum sampai disini Jeffrian lebih dulu mendapatkan beberapa tinju diwajahnya oleh ayahnya yang terpaksa pulang ke Indonesia saat sedang berada di Kuba, jelas untuk urusan pekerjaan. Dan karena ulah putra bungsunya Tuan Andy harus merelakan pekerjaannya berantakan. Jeannete menyebutnya dengan insiden menghamili anak orang.

Mahaghani Wijaya bukan orang yang tidak dia kenal, namun tidak bisa juga disebut akrab. Mereka pernah beberapa kali bertemu dan berbasa-basi saat bertemu dalam undangan makan malam pejabat-pejabat negri. Selebihnya Andy hanya tau jika orang itu cukup menyebalkan namun hebat dalam bidangnya di dunia bisnis. Dan sebelum Mahaghani menemuinya dan hampir menghajarnya, Andy lebih dulu menemui putranya untuk memberi pelajaran terlebih dahulu, sialan Andy begitu emosi mendengar berita dari Jonathan tentang apa yang dilakukan bungsunya itu.

Jika yang kalian pikirkan adalah Mahaghani menyalahkan dayi sepenuhnya dan emosi membabi buta tanpa tau letak kesalahpahamannya dimana, itu sedikit keliru. Mahaghani lebih dulu mencari tau asal kejadian perkara. Dan begitu mendapat informasi anak bungsu keluarga Alexander penyebabnya Mahaghani segera mengejar Andy Alexander. Dan hari ini lah mereka akhirnya bertemu. Meminang Dayita Wiranata Wijaya lah kiranya solusi yang akan diajukan oleh Andy.

Dua orang dengan perawakan tinggi yang cukup mirip muncul dari balik tiang tinggi ruamah keluarga Wijaya. Jeffrian mengumat dalam hati, dari informasi yang kakaknya berikan, kakak pertama Dayita lah yang lebih mudah didekati, anak kedua memiliki sifat dan sikap yang hampir mirip dengan Tuan Ghani, pasti akan sulit baginya kali ini, walaupun sebenarnya tidak ada yang mudah sama sekali dari semua pilihan yang ada.

Mereka bertiga dipersilakan duduk oleh si kepaa keluarga, meskipun tatapan si tuan rumah tidak ada ramahnya sama sekali. Sebelum sampai disini ayah dan kakaknya sudah bilang bahwa yang akan berbicara nanti dari awal sampai akhir adalah Jeffrian sendiri, Andy Alexander dan Jonathan hanya akan membantu jika terjadi tindak kekerasan didalamnya. Jeffrian mendapat tatapan tajam sarat permusuhan dari kakak kedua Dayita, tidak seperti Mahaghani yang terlihat sedikit lebih bersahabat namun tidak menutupi kesan marah yang terlihat dari sorot matanya.

"Bisa Anda sekalian langsung katakana saja apa tujuan kalian datang ke rumah ini?" bahkan Mahaghani belum mengeluarkan suara sama sekali saat Raynar terlihat sangat muak sekali saat berbicara.

Jeffrian menarik nafas dalam, sepertinya dia akan mati hari ini. "Sebelumnya perkenalkan saya Jeffrian Alexander bersama Ayah dan kakak saya, kami berniat untuk melamar Adik dan Putra Anda, Dayita."

"Melamar?"

MATILAH SUDAH! BAGAIMANA JEFFRIAN MENJELASKAN DUDUK PERKARANYA SEKARANG?!

"GAMPANG BENGET NGOMONGNYA SIALAN!" kaki jenjang Raynar menendang meja kaca di tengah-tengah mereka, meja berderit hingga ujungnya membentur furniture lain, menyebabkan retakan yang terlihat jelas. "Lo tidurin adek gue sampe hamil dan sekarang segampang itu lo bilang mau nikahin dia?! Otak lo di mana keparat?? Lo perkosa dia dan sekarang mau nikahin dia?! Lo nggak kepikiran giana traumanya adek gue hah?!" dalam luapan amarah Raynar sudah dua kali meninju wajah Jeffrian. Rasanya marah sekali hingga dia hampir menangis. Lalu bagaimana Dayi menanggung semuanya padahal dialah korbannya disini.

Mahaghani menarik putranya, memisahkan dari Jeffrian yang diam sama sekali tidak melawan. "Raynar berhenti, jangan emosi dulu.... Sekarang bukan waktunya."

Sedangkan Andy dan Jonathan malah diam melihat kejadian didepan mereka, sama sekali tidak ada niatan untuk membela Jeffrian.

"Oh, jadi setelah ini Ray bisa emosi sama anak ini?? Boleh gue hajar dia sampe habis?"

VIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang