10. Seminar

34 7 0
                                    

Suasana rumah yang kembali canggung karena surat ketiga cukup mengganggu bagi semua penghuni nya, namun Dika selalu berusaha mencairkan suasana nya. Walau tidak 100% berhasil tapi setidaknya lebih baik daripada saling mendiami.

Sedangkan Aga sejak menerima surat itu terus mencari tau maksud dari pesan tersebut karena hurufnya terlalu acak, walaupun belum membuahkan hasil apapun. Dia sangat menyukai dunia perkodean katanya seru dan misterius. Itu juga alasan dirinya masuk jurusan teknik komputer sekarang.

Avy dan Dika saat ini sedang pergi membeli sarapan di depan komplek, Dika sedang pergi membeli nasi uduk dan Avy sedang menunggu bubur pesanan Nadi. Saat sedang menunggu pesanan nya selesai tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di seberang jalan seperti sedang melihat ke arahnya.

Sambil memperhatikan sekitar Avy memastikan bahwa kalau yang sedang diperhatikan oleh seseorang diseberang sana bukanlah dirinya. Walau disini banyak orang tapi rasanya mata itu memperhatikan dirinya.

"Mas.. mas?"

"AVY!!" Dika yang kembali ke tempat bubur mengeraskan suaranya karena Avy sedari tadi bengong saat penjual bubur memanggil juga tidak di respon.

"Eh! Eh pak maaf saya bengong, ini uang nya" tersadar Avy mengambil dan membayar pesanannya sambil meminta maaf pada penjualnya.

"Rapopo mas, tapi jangan bengong di pinggir jalan bahaya"

Avy tersenyum pada si penjual dan kembali melihat seberang jalan tempat orang tadi berdiri. Namun nihil tidak ada siapapun disana, padahal sedari tadi terus di perhatikan hanya melihat ke arah lain sebentar orang itu sudah pergi.

Dika yang melihat Avy seperti mencari sesuatu itupun menepuk bahu Avy sambil menunjukkan ekspresi bertanya.

"Gapapa bang, udah semua kan ayo" Avy menjawab sambil tersenyum.

"Tadi gua ga salah liat kan? kenapa dia ada di sini?"

-✿-

Sekembalinya Avy dari membeli sarapan ia langsung naik ke atas menghampiri Nadi dikamar nya dan membawa pesanan Nadi.

Tok tok

Setelah mengetuk pintu Avy masuk dan melihat Nadi sedang duduk di tepi pintu balkon kamarnya, sedang menatap kosong ke belakang rumah. Melihat itu Avy meletakkan bubur di meja belajar milik Nadi dan menghampiri nya.

"Nadi masuk, itu bubur nya udah gua beliin di makan dulu abis itu minum obat nya" Avy menepuk bahu Nadi supaya dia langsung masuk kedalam.

"Hemm"

"Eh gua kira lu sakit tapi badan lu ga panas, kenapa makan bubur?" Avy menyentuh dahi Nadi mengira anak itu sakit karena memesan bubur bukan yang lain.

"Bubur buat orang sakit doang emang? Badan gua cuma gaenak doang bukan demam" Avy masuk dan mengambil makanannya.

"Ya engga sih, cuma kan biasanya lu gitu"

"Keluar sana gua mau makan sendiri, kalau yang lain nanya bilang aja gua lagi mager" Nadi berucap sambil mengayunkan tangan nya untuk mengusir Avy.

Avy pun keluar tanpa protes dan menutup pintu kamar Nadi, lalu turun untuk menyantap sarapan nya.

"Nadi mana?"

"Di kamarnya, tadi sarapan dia udh gua antar ke kamarnya" Avy menjawab pertanyaan Gyan sambil membuka bungkus sarapan nya.

"Tadi dia beli bubur kan? Sakit? Kenapa makan dikamar?"

IGNOSCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang