16. Terbongkar

48 8 0
                                    

Apa yang terjadi kepada Nadi benar-benar membuat Dika takut, takut ada korban lagi kedepannya. Ditambah lagi suasana hatinya sedang tidak baik karena bertemu orang yang ia benci kemarin, lebih tepatnya Dika membenci semua keluarganya.

-✿-

Aga sedang berada di ruang kelasnya, dirinya baru saja selesai menghadiri mata kuliah di pagi hari. Karena kelas yang terlalu pagi bahkan dia tidak sempat sarapan, jadi sekarang Aga kelaparan dan segera bergegas ke kantin.

Saat perjalanan menuju kantin Tiba-tiba dari arah depan ada yg menabrak nya, namun orang yang menabraknya langsung pergi.

Gerakan Aga terhenti saat melihat sebuah amplop yang dikenalnya berada di lantai, sepertinya orang tadi yang menjatuhkannya.

"Sial amplopnya sama persis, harusnya gua kejar orang tadi"

Aga ragu untuk membuka amplop tersebut. Tapi rasa penasarannya lebih besar, akhirnya pun Aga membuka amplop itu setelah mencari tempat yang sepi. Entah kenapa ia merasa hanya dirinya yang boleh tahu isi surat itu.

"Beneran surat itu? Bukannya baru kemarin ya surat kelima nya datang?"

"Tapi orang yang nabrak gua tadi kenapa postur tubuhnya mirip Avy ya?? Aishh perasaan gua doang kali"

"Tapi maksudnya apa!?"

Setelah bermonolog walau sedikit emosi dengan isi surat itu Aga tidak mau memikirkan lebih lagi saat ini. Aga menyimpan amplop itu di ransel miliknya dan segera bergegas ke kantin sebelum kelas selanjutnya di mulai.

-✿-

Di ruang BEM Gyan baru saja menyelesaikan beberapa urusan dengan anggota BEM lainnya, namun tiba-tiba salah seorang anggota BEM memberikan amplop yang tak asing.

"Tadi ada yang nitip ini, gatau dari siapa baru mau gua tanya orang nya malah lari, tapi gua rasa buat lu soalnya ada namanya" salah satu anggota BEM memberikan amplop dan pergi.

"Can, ciri-ciri yang ngasih gimana?"

"Emm dia pakai Hoodie hitam pake topi sama masker juga jadi gua ga liat wajahnya"

"Oke deh, makasih Can"

Karena kebetulan ruang BEM sepi akhirnya Gyan membuka amplop itu, namun setelah melihat isinya ia segera menutup kembali amplop nya dan bergegas pergi untuk menghampiri seseorang.

-✿-

Dika hari ini berniat menemui seseorang yang selalu memberikan dirinya amplop yang seharusnya berisi uang saku tambahan itu, namun sejak teror terjadi ia jadi sedikit takut dengan keberadaan amplop itu. Walau bukan berarti pelaku nya adalah kakak sepupunya.

"Kak, maaf Dika lama"

"Kenapa kamu kusut begitu?"

"Maaf Kak gua gabisa lama jadi langsung ke inti"

"A-ah okay"

"Sejahat apa papa sama orang lain? Dika yakin Ka Ardan tau sesuatu"

Ardan terdiam dengan pertanyaan Dika entah apa yang harus dia katakan kepada adiknya ini.

"Kakak mau jelasin kalau kamu punya waktu yang lama, karena jujur ini panjang dan menyangkut tentang si adek juga"

IGNOSCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang