Pagi hari Dika terbangun matanya melihat sekeliling tapi ketika ia melihat ke arah ranjang rumah sakit dirinya tidak melihat Nadi. Sontak ia pun membangunkan Aga disamping nya.
"Ga.. Aga bangun si Nadi ga ada"
"Hoaamm, kenapa sih bang" Aga tidak bangun hanya mengatakan itu dan kembali tidur.
Namun setelah itu panik nya hilang melihat orang yang dicari nya keluar dari kamar mandi.
"Ya ampun Nad, bikin gua panik aja, kirain hilang" sambil membantu Nadi kembali ke ranjangnya.
Setelah mendapatkan posisi nyaman Nadi terus memperhatikan Dika dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti.
"Kenapa? Ada yang sakit? Perlu panggil dokter? Sebentar y-" walau terlihat tenang ternyata Dika masih panik dengan kondisi Nadi.
"Per-gi"
"Eh?" Mendengar ucapan Nadi malah membuat Dika mendekat ke arah Nadi.
"PERGI GUA BILANG, KELUAR ARGGHHH -pergi... bun-da-aa tolong" Nadi berteriak sambil melempar bantal nya, dan melirih.
Karena suara teriakan Nadi semua yang masih tidur pun terbangun, terkejut mendengar suara Nadi yang terdengar seperti orang ketakutan.
Avy yang paham kondisi nya pun mendekat dan berusaha memeluk Nadi dan menenangkan nya walau sempat menerima penolakan dari Nadi.
"Nad- aduh, Nadi ini gua Avy, tenang oke tenang, gua maju ya.. Nah, tenang ga ada orang jahat disini, tenang.."
"Di-dia"
"Iya gua tau, tapi sekarang tenang, ada gua"
Avy berhasil menenangkan Nadi dan melihat yang lain sepertinya masih terkejut dengan Nadi tadi.
"Bang kayaknya lebih baik kalian keluar dulu, gua udh mencet tombol buat panggil dokter, kayaknya Nadi belum di periksa setelah sadar"
Akhirnya semua setuju keluar memberi ruang kepada Nadi, mungkin dia mau bercerita apa yang terjadi kepada Avy, karena mungkin Avy yang paling bisa Nadi percaya.
Tak lama dokter pun datang dan masuk ke ruang rawat Nadi sambil menunggu mereka bertiga menebak-nebak apa yang terjadi pada Nadi.
"Bang Dika woy, lu tau sesuatu?" Aga bertanya kepada Dika yang sempat bengong atau sedang memikirkan sesuatu.
"Ha? Eh ga gua gatau apa-apa"
"Tadi kalian denger Nadi manggil bundanya kan?" Tanya Gyan yang menyadari ucapan Nadi di dalam tadi.
"Oiya ya ada sesuatu ga sih? Si peneror?" Aga memasang wajah berpikir sambil melihat Dika dan Gyan bergantian
"Bukan kalian ka-n?" Suara Aga memelan saat berucap tiba-tiba merasa waspada.
"Kenapa jadi kita?!?" Gyan protes tidak terima tuduhan Aga.
"Soalnya kalian kan keluar nya masing-masing kemarin, sedangkan gua sama Avy barengan lagian Avy sahabat nya Nadi gamungkin aneh-aneh" mendengar penjelasan Aga Gyan mengerti kenapa dirinya tertuduh.
"Ah gua paham kenapa gua kena, tapi bukan gua asli, kemarin gua ke kota sebelah nyari sponsor acara" mereka berdua pun melihat Dika yang kembali menatap kosong tembok rumah sakit, dan saling menatap.
"Emm bang lu?"
"Ah sorry gua bengong lagi, sebenernya pas kelas dibatalin gua masih dikampus, ngerjain skripsi, tapi beneran bukan gua juga, gua gamungkin nyakitin Nadi kayak gitu. Dan target peneror itu kan gua kenapa jadi Nadi yang kena?" Ekspresi wajah Dika semakin muram sekarang dirinya merasa bersalah karena setahunya target nya ada dirinya tapi kenapa orang lain yang menjadi korban.
"Lu ada hubungan sama Nadi kali bang?" Gyan asal menebak tapi berhasil membuat atensi Dika teralih pada nya.
"S-sama Nadi? Ga ada kok"
Dan di saat bersamaan pintu ruang rawat Nadi terbuka, Avy muncul dan memberi sinyal untuk mereka semua masuk. Saat masuk terlihat Nadi sedang duduk membelakangi mereka menghadap Kaca luar.
"Tidak ada efek serius, panik tadi itu karena pasien masih shock karena kejadian sebelumnya, jadi tolong dijaga suasana sekitarnya, baru boleh pulang besok siang karena ada pemeriksaan lanjut untuk berjaga-jaga dan dengan tetap kontrol untuk luka dan lebam nya 3 hari sekali setelah pulang nanti, kalau begitu saya permisi" setelah penjelasan sang dokter keluar setelah menerima ucapan terima kasih mereka semua.
"Nadi istirahat dulu aja, sarapan buat Nadi sebentar lagi dateng, Avy tolong bantu Nadi. Gua mau cari sarapan buat Avy sekalian, kalian berdua mau disini atau mau ikut?"
"Ikut bang/ikut aja" sahut Gyan dan Aga bersamaan.
-✿-
Nadi dan Avy kembali ditinggalkan di ruang rawat berdua, dengan Nadi yang masih menatap kosong ke arah luar jendela.
"Nad, orang itu ya?"
"Hm"
Tak ada percakapan lagi setelah itu mereka hanya sibuk dengan pikiran masing-masing sampai perawat yang mengantar sarapan Nadi masuk.
"Nad sarapan dulu, jangan gini lagi.. please.." mendengar suara memohon Avy akhirnya Nadi tersadar seharusnya dia menceritakan kejadian kemarin kepada Avy, tapi sepertinya Nadi masih takut menceritakan nya.
Akhirnya 3 orang yang keluar tadi kembali setelah membeli sarapan, saat masuk mereka melihat Nadi yang sedang sarapan sendirian dan Avy yang menonton Nadi yang sedang sarapan.
"Udah baikan Nad?" Tanya Gyan yang melihat kondisi Nadi. Sepertinya sudah lebih baik dari sebelumnya.
Nadi menjawab dengan menganggukan kepalanya tanpa bersuara, dan Gyan pun paham.
"Avy sarapan dulu Nadi udah bisa makan sendiri juga kan, jangan ada yang sakit lagi"
Setelah sarapan Dika berniat pulang mengambil baju untuk yang lain dan mengambil laptop nya.
"Gua mau ambil baju sekalian punya kalian, hari ini yang masuk kuliah berangkat dari sini aja" dan ucapan Dika di setujui oleh semuanya.
"Sama gua bang, jangan sendiri takutnya nanti kenapa-kenapa, kayaknya jangan ada yang sendirian terutama bang Dika sama Nadi, yang satu di targetin yang satu korban nyata" walau tak sepenuhnya paham maksud Avy Dika tetap setuju akhirnya mereka pulang dengan pesan titipan yang lainnya.
-✿-
Sesampainya di rumah Dika langsung memerintahkan Avy untuk mengurus barang penghuni lantai 2 dan dirinya akan mengurus miliknya dan Aga.
"Bang.. Si Nadi......"
"Nadi? Kenapa dia?"
"Gajadi deh, gua naik dulu ya"
"Yaudah, kalau udah selesai tunggu di tengah aja ya"
Setelah itu mereka berdua benar-benar mengerjakan bagian masing-masing, setelah beres Avy pun turun dengan semua barangnya namun Dika melihat sesuatu yang tidak asing dipegang oleh Avy.
"Vy itu.."
"Iya amplop kayaknya baru, ini gua liat di lantai lorong atas, karena warna nya mirip sama lantai jadi ga terlalu keliatan"
"Udah di buka?"
"Udah bang tapi ga ngerti bukan sesuatu yang bisa langsung di baca"
"Yaudah simpen dulu bawa aja ke rumah sakit, ayo jalan" akhirnya mereka kembali ke rumah sakit tanpa melihat amplop itu lagi, lebih baik langsung mendiskusikan nya dengan yang lain.
-✿-
TBC
Don't forget to vote and comment 💓

KAMU SEDANG MEMBACA
IGNOSCE
Fanfic"Maaf" Tentang dendam seseorang. Dan target yang tidak tau kejadian yang sebenarnya. Kode-kode aneh mulai bermunculan setelah 1 tahun membuat mereka berlima saling mencurigai satu sama lain. Dapatkah mereka mengungkap siapa si pengirim kode dan mena...